Serpihan Luka

    "Di mana kau bertemu dengan Fiona"? tanya Pras penasaran.

    " Kenapa? apa kau ingin kembali dengan mantan mu itu"?

   "Kalau iya memang kenapa? selama ini aku telah salah menilai nya, Fiona itu jauh lebih baik dari kamu. Fiona wanita baik, penurut dan juga rajin. bahkan dia wanita yang sempurna bisa mengurus segala nya"

Mendengar itu Mende semakin memanas, wanita itu tidak Terima saat dirinya di bandingkan dengan Fiona yang menurut nya tidak lebih baik dari nya.

Perdebatan demi perdebatan terjadi di ruangan itu.

Sementara Bu Soraya hanya bisa menangis di dalam kamar nya.

Sejak Mende mengantikan Fiona, Bu Soraya tidak pernah mendapatkan keterangan di rumah nya sendiri.

   "Kau ini seorang istri dan sebentar lagi menjadi seorang ibu. harus nya kau di rumah nelayani suami saat pulang kerja, bukan nya malah keluyuran sampai malam dengan perut besar seperti itu" ucap Pras.

   "Dan satu lagi, soal aku mau rujuk dengan Fiona itu bukan urusan mu karena aku dan Fiona ada anak. aku juga harus memikirkan anak ku" sambung nya lagi.

Hal itu membuat Mende semakin membenci Fiona yang selalu di banding bandingkan dengan nya.

   Pyaarr....

Mende membanting gas bunga yang ada di meja itu sampai pecah berkeping keping.

Pras yang terkejut langsung terlonjak dari duduk nya. dan menatap tajam ke arah Mende.

    "Apa kau mau marah mas? istri mana yang mau di banding banding kan dengan wanita lain. istri mana pun pasti akan marah jika dibanding banding kan seperti itu mas"

Pras hanya diam saja, pria itu kembali ke memori dulu saat dia sering membandingkan Fiona dengan Wanita lain, tapi Fiona tidak pernah marah seperti Mende saat itu. wanita itu tetap terlihat tenang meski nafas nya naik turun dan air mata terus mengalir membasahi pipi nya.

   "Sudah cukup Mende, Kau hanya yang kedua dalam hidup ku. kau tidak berhak mengatur ku" ketus Pras.

   "Sekarang aku ini istri mu mas, jadi aku berhak mengatur mu"

   "Apa kau lupa mas, kau dulu yang sering datang padaku dan curhat kepada ku. Jika Fiona tidak bisa menjadi istri seperti yang kau inginkan, Fiona jelek, fiona gendut tidak bisa merawat diri. aku tidak pernah lupa kau pernah bilang seperti itu padaku, kenapa sekarang jadi dia yang kau bangga kan" ucap mende yang tidak menyadari jika karma nya sudah mulai berlaku.

Pras tidak menjawab, pria itu justru pergi meninggalkan Mende tanpa memperdulikan nya.

Mende tertunduk di kursi, sekalipun dirinya juga selingkuh tapi hati nya terasa sakit juga saat suaminya melirik wanita lain, apa lagi itu mantanya.

Bayangan kehidupan Mende sangat lah jauh dari apa yang ia bayangkan sebelum nya.

Impian berumah tangga yang bahagia tak sekalipun mende rasakan setelah menikah.

  Berbanding terbalik dengan Fiona yang mereka sakiti, nyatanya sekarang hidup bahagia dengan Aditya yang mau menerima Fiona dan Caraka di dalam hidup nya.

Sejak menikah dengan Aditya, wanita itu selalu dimanja dan di ratu kan oleh Aditya.

Fiona tidak lagi pusing soal keuangan, tidak capek megurus rumah karena sudah ada bi Minah, sementara Caraka juga ada baby suster untuk membantu Fiona merawat putra nya.

  Malam ini di kamar Aditya, Fiona tengah melayani suami nya di ranjang.

Apa pun gaya yang di ingin kan Aditya setiap malam, Fiona hanya menurut saja. yang penting suami nya merasa puas.

Meski hal itu membuat Fiona merasa kuwalahan namun Fiona juga merasa kecanduan.

Suara desahan keduanya memenuhi seisi kamar itu, sampai beberapa ronde.

   "Bikin anak aja kok capek banget ya? tapi tetap ketagihan" ucap Aditya membuat Fiona tertawa.

Setelah merasa puas keduanya bergantian mandi membersihkan keringat dan cairan yang bikin lengket itu.

Seperti biasa malam itu di tutup dengan ciuman dan pelukan hangat.

Tiada hari tanpa bercinta, dan kebahagiaan di rumah itu.

 Meski setiap malam Fiona harus di gempur Aditya, Fiona tetap bangun pagi untuk membuatkan Kopi suaminya dan menyiapkan segala keperluan Aditya sebelum berangkat kerja.

Karena semua tugas rumah sudah di kerjakan bi Minah di bantu dengan Asih sang baby sisters sebelum Caraka bangun.

    "Mas, bangun sudah siang"

    "Eeemm" pria itu hanya mengeliat.

    "Mas,, mang mas gak berangkat kerja" tanya Fiona.

    "Gak ah mas pusing" jawab nya kembali tidur.

    "Apa kopi sama sarapan nya aku bawa ke kamar aja"? ucap Fiona. yang di angguki oleh Aditya.

Wanita itu kembali turun menyiapkan sarapan untuk suaminya, di dalam kamar itu Pras begitu manja karena makan aja sampai di suapin oleh Fiona.

  berbanding terbalik di rumah Pras yang terasa begitu hambar.

Pria itu duduk di meja makan, tanpa secangkir kopi apalagi makanan. Sedangkan seperti biasa Mende masih tidur.

   "Andai ada Fiona, sudah pasti dia akan membuatkan ku kopi setiap pagi" ucap Pras pelan.

Bayangan nya terus tertuju pada Fiona yang selalu terampil mengurus dirinya, sedang kan dirinya tidak pernah mengurus Fiona apa lagi Caraka.

Merasa jenuh di rumah Pras pun memutuskan untuk berangkat ke kantor, pria itu berniat untuk membeli sarapan di luar aja. namun sebelum ia berangkat pria itu sudah menyiapkannya makanan untuk ibu nya.

Setelah kepergian Pras, tak lama Mende juga keluar.

Wanita itu ternyata menemui kekasih gelap nya.

  "Sebenarnya aku sudah muak dengan Pras" adu Mende pada Mario.

 "Kalau begitu cepat lah bercerai, aku akan menikahi mu"

  "Tidak bisa, sekarang aku sedang hamil" ucap Mende. merasa muak karena pa yang ia ingin kan tak sesuai harapan.

Hadapan nya setelah menikah dengan Pras, wanita itu bisa menguasai uang dan juga rumah nya. tapi nyatanya, sekarang justru uang bulanan nya terus di kurangi oleh Pras karena dia tidak mau mengerjakan pekerjaan rumah dan merawat ibu nya yang lumpuh.

   "Kalau begitu kamu tinggal kan saja dia, baru setelah anak kita lahir kita urus perceraian nya" usul Mario.

Jika setelah menikah dengan Pras, Mende tidak pernah mendapatkan kehangatan dari Pras, maka dari Mario lah dia dapatkan. sampai saat ini Pras belum mengetahui jika Mende berselingkuh dengan Pras bahkan saat dirinya belum menikahi Mende.

Bahkan kemungkinan besar anak yang di kandung Mende juga anak Mario.

Kedua pasangan tidak halal itu pun kembali bergulat di ranjang panas nya.

Tidak perduli dengan kondisi kehamilan Mende yang sudah hampir masuk bulan ke tuju.

Perut nya yang sudah membesar pun tak jadi halangan untuk keduanya beradu. padahal setiap pras yang mengajak nya, wanita itu akan menolak dengan alasan perut nya yang sudah membesar.