seorang pemuda yang ingin merubah Kehidupannya sampai bertemu seseorang membuat semakin semangat...
akankah bisa....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ray firmansyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 23
"Jadi sekarang adalah moment yang tepat Ray,kamu harus menerima saham lima puluh persen dari perusahaan Abang."ucap Bang Dani.
"Bang apaan sih,masih saja membahas masalah saham lagi dan jawaban Ray pun masih sama seperti yang dulu.ngga akan berubah...titik."sahut Ray.
"Hubby baik dan ikhlas banget,menolong orang tanpa pamrih.bahkan menolak di beri saham begitu besar.tunggu-tunggu!! apa mungkin yang menolong Papa dan Andi itu kamu,By"ucap Aisyah dalam hati sambil bertanya-tanya
"Kamu lihat dan dengar sendiri kan
Aisyah,suami kamu ini susah banget menerima pemberian dariku.apa perlu Abangmu ini harus mematahkan kaki dan tangan kamu dulu,biar kamu ngga bisa menjalani hidup kamu sendiri dan akan bergantung hidup pada kami."kesal Bang Dani.
"Kalau sampai Abang melakukan itu,paling juga terjadi pertumbuhan darah di antara kita."sahut Ray,Aisyah melongo.
"Astagfirullah."ucap Bang Dani dan Mbak Desi serempak,keduanya sambil mengelus dada...yang ngga tau lagi harus gimana.
"Tunggu!! aku inget,Andi pernah cerita kalau dia pernah di tolong sama seseorang yang dia panggil dengan sebutan Abang.saat dia terkena tusukan di perutnya!! apa itu kamu By?"tanya Aisyah,Ray hanya diam.
"Aisyah!! siapa Andi itu?"tanya Mbak Desi.
"Adik saya,Mbak."jawab Aisyah singkat.
"Ya sudah pasti itu mah Aisyah,ngga usah nunggu jawaban dari Ray lagi."ucap Mbak Desi,Bang Dani mengangguk.
"Terus apa masalah Papa juga,Hubby yang membantu,sampai tiba-tiba ada di Padepokan itu?"tanya Aisyah,tapi Ray masih diam.
"Padepokan mana yang kamu maksud Aisyah?"tanya bang dani
"Padepokan perguruan x yang di kota x Bang."jawab Aisyah.
"HAH"shock Bang Dani dan Mbak Desi serempak.
"Aduh bingung mau ucapin apa yah,istigfar,allahuakbar atau apa yah yang pas?"tanya Bang Dani,Mbak Desi hanya menganggukkan kepala.
"Maksudnya Abang apa?"tanya balik Aisyah.
"Itu kan tempat Ray menimba ilmu dulu dan pernah mengajar di sana,sampai-sampai Abah Kiyai juga menganggap Ray ini adalah cucunya."jawab Bang Dani.
"Benar kata Bang Dani!! Ais juga bingung harus mengucapkan apa? menurut Hubby,Ais harus mengucapkan yang mana?"ucap Aisyah seraya bertanya pada Ray...Ray hanya mengangkat kedua bahunya.
"Huft...dari semua pembicaraan ini Ais bisa simpulkan,kalau Hubby juga yang akan membantu perusahaan Papa.iya kan Hubby jawab sih By,jangan diam saja?"kesal Aisyah.
"Kenapa dengan perusahaan Papa kamu,Aisyah?"tanya Mbak Desi.
"Ada yang mem ..."jawab Aisyah terpotong dengan deheman dari Ray,Aisyah langsung menoleh ke suaminya sedang menatap tajam dan horor ke Aisyah.
Gleeeekkk
"Aduh gimana ini,kalau cerita durhaka sama Suami.kalau ngga cerita aaaahhh jadi serba salah"batin Aisyah.
"Sudah jangan di lihatin terus suamimu itu,mata Ray kan bisa menghipnotis,apalagi kamu yang sudah cinta akan lebih berbahaya."ucap Mbak Desi sambil mengibaskan tangan saat ada sendok yang melayang kearahnya karena Ray.
"Woww!! Keren Mbak"kagum Aisyah.
"Ya ampun Aisyah,itu ngga ada apa-apanya di banding sama suami kamu.kalau kamu tidak percaya,coba saja kamu lakukan dari belakang.tapi Mbak ngga mau di salahkan,apabila kamu terpental jauh nantinya."ucap Mbak Desi.
"Mbak Desi jangan ngomong yang aneh-aneh deh."protes Ray.
"Ngga aneh Ray...karena Mbak pernah lihat dan merasakan sendiri waktu itu,kamu juga pasti inget kan,soalnya kamu merasa bersalah waktu itu."ucap Mbak Desi.
"Aduh lapar banget nih,kapan makannya?dari tadi ngobrol terus."tanya Ray mengalihkan topik sambil melihat jam di tangannya.
"Paling pintar suamimu itu Ais,kalau masalah mengalihkan pembicaraan."ucap Bang Dani.
"Kali ini kamu bener Ray,ayo Ais kita makan."ajak Mbak Desi sambil menggandeng tangan Aisyah,sambil bisik-bisik tetangga ke Aisyah.
"Mbak jangan Dokterin seorang Dokter."curiga Ray
"Haish."
akhirnya mereka pun makan juga,setelah perdebatan panjang tapi belum selesai itu.para istri melayani para suaminya masing-masing.
setelah beberapa menit makan pun selesai.
"Oh iya Aisyah,sebagai Dokter apa?"tanya Mbak Desi.
"Dokter spesialis bedah Mbak."jawab Aisyah.
"Woww keren,aaaa!! gimana kalau kamu bedah kepala Ray,biar kita bisa tau ada apa aja isinya."saran Mbak Desi.
lagi dan lagi mengibaskan tangan tapi kali ini bukan hanya satu tapi dua,satu sendok berhasil di hempaskan,kalau garpu tidak berhasil di hempaskan,kalau tidak menghindar sudah pasti kena wajahnya.
"Hubby!! jangan keterlaluan."teriak Aisyah sambil menatap Suaminya,Ray hanya tersenyum.
"Aisyah ngga usah teriak kaya gitu,itu sudah biasa hitung-hitung latihan kepekaan."ucap Mbak Desi,Bang Dani hanya tersenyum melihatnya.
"Kenapa Bang Dani cuman senyum-senyum gitu,ngelihat Istrinya hampir celaka karena Suami Aisyah."heran Aisyah sambil melotot ke Ray
"Aisyah!! kamu kan sudah menjadi Istrinya Ray,kalau lihat ini ngga usah kaget."jawab Bang Dani dengan santainya.
"Bang!! jelas Aisyah kaget,waktu dulu belajar ngga sampai begini amat,guru mengetes muridnya.Hubby dari tadi mainin hp mulu,ngapain sih?"jawab Aisyah seraya bertanya ke Ray,karena sibuk main hp.
"Main game"jawab Ray singkat.
"Ya ampun...sudah segede ini masih main game,kaya anak kecil saja."protes Aisyah sambil merebut hp di tangan Ray,tapi ngga bisa ke rebut.
"Ya ampun Aisyah!! kamu tau kan kalau Suamimu itu bisa IT,main game itu pasti sesuatu yang ngga sederhana."ucap Mbak Desi.
mendengar itu Aisyah pun berfikir,iya juga yah,daru awal ketemu juga begitu.
"Ah iya Mbak bener,Hubby!! apa mungkin kamu juga selalu memantau Ais.By?"jawab Aisyah seraya bertanya pada Ray.
"Ngga!! tapi makasih idenya,Yang."jawab Ray dengan senyuman smirk.
"Haha...kamu salah tanya Aisyah."ucap Mbak Desi sambil tertawa.
"Aduh iya juga yah,kalau bener aku di pantau terus sama Hubby.harus seneng apa gimana yah? aaaaa."batin Aisyah menjerit.
"Sudah-sudah...Ais lanjut cerita masalah Perusahaan Papa kamu?"tanya Bang Dani,Aisyah langsung melirik ke Ray.
"Huft...maaf Bang,biarkan Suami Ais yang misterius ini melakukan apa yang dia mau,kalau dalam seminggu ini belum selesai,nanti Aisyah sendiri yang meminta bantuan ke Abang.ngga apa-apa kan Bang?"jawab Aisyah seraya bertanya ke Bang Dani,Ray hanya tersenyum.
"Huft...baiklah Aisyah.kamu jangan sungkan meminta tolong pada kami apapun itu,jangan seperti Suami kamu ini,sekalipun ngga pernah meminta tolong pada kami."jawab Bang Dani menghembuskan nafas pelan.
"Aisyah ...
~SEE YOU NEXT~