Xiao Yuen sang putra mahkota kerajaan Hindipura, yang dianggap sampah lantaran memiliki Dantian yang cacat semenjak lahir, setiap saat, mendapat hinaan dan siksaan dari pangeran Gumantri saudara tiri nya.
Hingga pada suatu hari, seorang pertapa tua mengajak nya pergi ke Negeri seberang untuk mencari keberadaan ayah nya.
Bertemulah dia dengan ayah nya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvinoor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Adik Seperguruan.
Xiao Yuen hanya terpaku melihat sifat dara kecil yang luar biasa angkuh dan sombong nya itu.
"Ingat ingat lah itu murid ku, sembilan musim lagi, kita akan bertemu dengan dara angkuh itu, dan saat itulah kita memberi pelajaran kepada nya, sekarang kau harus lebih rajin belajar dan berlatih, agar kelak tidak membuat nalu guru mu ini!" ujar Pek Ngo Sian Li (Dewi Angsa putih ).
"Saya berjanji guru!, saya akan lebih giat lagi belajar dan berlatih agar tidak mempermalukan guru!" kata Xiao Yuen menjura beberapa kali di depan guru nya.
"Dua malam dari sekarang, acara pembukaan akan di mulai, semua pendekar dari tanah Ming ini akan datang, ayo kita cari penginapan, nanti kehabisan" Pek Ngo Sian Li mengajak Xiao Yuen untuk mencari penginapan.
Ternyata penginapan yang dekat dengan alun alun sudah penuh semua nya, tinggal yang agak jauh dari alun alun saja saja lagi yang tersisa, itupun penginapan kecil.
Di seberang penginapan itu, ada sebuah rumah yang tidak terlalu besar, namun terlihat paling bagus dari yang langsung lain nya.
Rumah itu berpagar dan ber pekarangan yang lumayan luas, nampak nya pemilik nya orang yang cukup kaya juga.
Karena berada agak ke pinggiran kota Ming, maka suasana cepat sepi.
Baru saja malam menjelang beberapa saat, keadaan sudah menjadi sunyi senyap.
Karena Xiao Yuen terhitung masih anak anak, sehingga dia dan Pek Ngo Sian Li menyewa satu kamar saja.
Mereka tidak tidur di tempat tidur, seperti kebiasaan Xiao Yuen, dia duduk bersila sambil mengumpulkan Qi murni yang di salurkan kedalam Dantian nya.
Begitu pula dengan pek Ngo Sian Li, dia duduk di dekat tembok, bersila dengan sikap sempurna, menghimpun Qi murni juga.
Menjelang tengah malam, kedua nya terjaga, sayup sayup mendengar suara perempuan minta tolong.
"Ada suara minta tolong, seperti nya dari seberang jalan sana" ujar pek Ngo Sian Li berjalan kearah jendela kamar, lalu melesat ke kegelapan malam.
Xiao Yuen segera melesat lewat jendela kamar, menuju kearah seberang jalan.
Di rumah yang bagus di seberang jalan itu, nampak Pek Ngo Sian Li sedang duduk menghadap ke arah seorang wanita muda yang cantik, yang sudah berlumuran darah, sementara itu, didekat nya nampak terbaring seorang pemuda dengan leher yang nyaris putus.
"To… tolong put… tra ku Qian… San!" ucap wanita itu dengan sisa sisa tenaga nya, lalu tergolek lemah, tewas di samping jasad suami nya.
Pek Ngo Sian Li dan Xiao Yuen segera masuk kedalam rumah itu, mencari keberadaan anak yang dimaksudkan oleh wanita cantik tadi.
Setelah mencari beberapa waktu, akhirnya Lamat lamat, Pek Ngo Sian Li mendengar suara isak tangis seorang anak yang berasal dari bawah tempat tidur.
Saat tempat tidur itu disingkap, seorang anak laki laki kecil usia sekitar enam tahun, bertiarap dibawah tempat tidur sambil menangis pelan, nyaris tanpa suara.
"Huu, huu, huuu!, jangan bunuh ayah!" isak anak laki laki itu.
"Tenanglah nak!, kau aman sekarang, ayo kesini!" Pek Ngo Sian Li mengulurkan tangan nya kearah anak laki laki itu.
Tetapi anak laki laki itu tidak beringsut dari tempat nya, malah semakin meringkuk di bawah tempat tidur.
"Adik!, ayo kesini ikut dengan kakak!" Xiao Yuen mengulurkan tangan nya kearah anak laki laki itu.
Anak laki laki itu menatap kearah wajah Xiao Yuen beberapa saat, sebelum dia menyambut uluran tangan nya.
"Ada apa dengan mu adik?" tanya Xiao Yuen pada anak laki laki itu.
"Orang orang jahat memukuli ayah!" sahut anak laki laki itu sambil menangis pilu.
"Jangan takut, sekarang kau aman bersama kami!" ujar Xiao Yuen memeluk tubuh anak laki laki kecil itu.
"Siapa nama mu nak?" tanya Pek Ngo Sian Li yang kepada anak laki laki kecil itu.
"Na… nama saya Lie Qian San!" sahut anak laki laki itu masih menangis terisak Isak.
"Guru!, kemana kita mengembalikan anak ini?" tanya Xiao Yuen pada Pek Ngo Sian Li.
Belum sempat wanita cantik itu menjawab pertanyaan dari murid nya, beberapa orang pria masuk ke halaman rumah itu.
"Hei! Penjahat, kalian apakah keluarga lie ini?" tanya salah seorang pemuda tampan dan nampak anak orang kaya itu.
"Kami juga baru tiba di tempat ini, saat kami tiba di tempat ini, keadaan sudah seperti ini!" kata Pek Ngo Sian Li menjelaskan kan.
"Ah bohong itu, kalian pasti pelaku nya, ayo kita tangkap penjahat ini!" teriak pemuda itu lagi.
Pek Ngo Sian Li mengibaskan tangan nya kearah para pemuda itu, dan mendadak semua pemuda itu tidak bisa bergerak lagi.
Mata indah Pek Ngo Sian Li tiba tiba membulat menatap kearah pemuda tadi.
"Darah yang ada di tangan mu itu darah siapa?" suara Pek Ngo Sian Li terdengar dingin.
"I… i… ni darah ayam!" sahut pemuda itu dengan gugup nya.
Pek Ngo Sian Li tiba tiba memasukan sebutir pil warna hitam kedalam mulut pemuda itu, "katakan yang sebenar nya, atau tubuh mu akan hancur dimakan racun jiwa itu!" ancam Pek Ngo Sian Li.
"Bu… bukan aku pelaku nya, bukan aku!" teriak pemuda itu ketakutan.
Kembali Pek Ngo Sian Li memasukan sebutir pil kecil berwarna hitam kedalam mulut seorang pemuda lain nya.
"Katakan siapa pelaku pembunuhan keluar ga ini, atau tubuh mu akan membusuk terkena racun jiwa itu!" bentak Pek Ngo Sian Li pada pemuda itu.
"Bu… kan saya pelaku nya nona, tetapi Gan Tung yang telah menebas leher tuan muda Lie Qiong Feng, saya hanya menjaga di luar ruangan saja" sahut pemuda itu sambil menangis.
"Hmm!, sudah kuduga,darah yang ada di tangan mu itu adalah darah pemuda yang kau bunuh itu, kenapa itu kau lakukan heh?, kenapa?, kau lihat anak kecil ini kan?, kini dia sebatang kara, tanpa ayah dan ibu nya lagi, kau sungguh biadab sekali!" ujar Pek Ngo Sian Li menatap tajam kearah pemuda itu.
"Aku hanya disuruh oleh Thaoke Bo dari kota Han, aku tidak tahu ada persoalan apa yang telah terjadi dengan pemuda Lie itu!" ujar pemuda itu sambil menangis.
"Lalu kenapa kau mau saja di suruh membunuh orang yang tidak punya salah apa apa dengan mu?" bentak Pek Ngo Sian Li murka.
"A… aku terpaksa melakukan nya, adikku di tahan oleh Thaoke Bo sebagai jaminan, jika aku tidak melakukan nya, adik ku akan mereka bunuh!" tangis pemuda Gan Tung menghiba.
"Aku tidak akan membunuh kalian, tetapi ingatlah, dia! putra dari orang yang kalian bunuh akan datang menuntut balas pada kalian dengan tangan nya sendiri, termasuk mencari Thaoke Bo itu!, ingat ingat lah ucapan ku ini, tunggulah sepuluh tahun lagi!" ucap Pek Ngo Sian Li murka.
Thaoke (Bos) Bo adalah salah seorang yang kaya raya di kota Han di Utara kota Ming ini. Nama nya Bo Mu Cai, salah satu pengusaha hasil hutan seperti bahan bahan herbal untuk membuat pil dan obat obatan.
Bo Mu Cai ini memiliki seorang putra bernama Bo Peng Lu yang sejak lama membujang. Namun satu ketika, dia bertemu dengan seorang wanita cantik bersama suami dan anak nya yang kebetulan lewat di kota Han.
Melihat kecantikan wanita itu, Bo Peng Lu jatuh cinta dan berusaha merebut hati wanita itu.
Namun kesetiaan dari Ni Niang wanita cantik yang di inginkan oleh Bo Peng Lu itu sangat besar pada Lie Qiong Feng sangat luar biasa sekali, sehingga meskipun dengan berbagai cara, dia tidak berhasil membujuk dan merayu Ni Niang.
Pek Ngo Sian Li mengibaskan tangan nya, dan para pemuda itupun bisa menggerakkan badan nya seperti biasa kembali.
Sambil membopong tubuh Qian San, dengan sekali sentak, tubuh Pek Ngo Sian Li melesat kembali ke penginapan di susul oleh Xiao Yuen dari belakang.
"Guru!, apakah guru akan mengambil adik Qian San sebagai murid juga?" tanya Xiao Yuen setiba nya mereka di penginapan.
"Ya!, mulai sekarang, dia adalah sute mu, jaga dia baik baik!" kata Pek Ngo Sian Li.
"San Sute!, bersimpuh lah dihadapan guru kita, kini kita saudara seperguruan, mulai sekarang kau panggil saja aku Yuen suheng" ujar Xiao Yuen.
Anak laki laki bernama Qian San itu bersimpuh dihadapan wanita cantik bergelar Pek Ngo Sian Li itu.
...****************...
Sute: adik seperguruan. Suheng: kakak seperguruan.