Airin terus mencari keberadaan ibunya, yang sudah meninggalkan nya seorang diri di rumah selama sepuluh tahun, akan kah perjalanan Airin mencari keberadaan ibu nya berhasil atau justru gagal membuat Airin harus ikhlas hidup sebatang kara tanpa ada sosok orang tua didalam hidupnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon maya ps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23
Ozy minta Baskoro untuk bujuk Airin supaya mau ke tempat proyek, karena Ozy ingin sekali ketemu sama anak tirinya.
"Maaf Pak, saya tidak bisa bantu karena posisi anda salah, jika anda ingin ketemu Airin iya harus berjuang sendiri jangan pakai perantara Pak dan maaf saya ketemu anda karena pekerjaan tidak ikut campur sama urusan pribadi anda!" tegas Baskoro sengaja karena tidak ingin membuat Airin sedih dan marah karena Baskoro berusaha mempertemukan Airin sama kedua orang tuanya.
"Maaf kalo saya tidak profesional Pak Baskoro." ucap Ozy menyesal karena memanfaatkan Baskoro demi urusan pribadinya.
"Iya sudah Pak kalo begitu saya kembali ke kantor karena urusan pembangunan sudah selesai." lanjut Baskoro ramah.
Baskoro langsung pergi meninggalkan Ozy, sejujurnya Baskoro kesal sama Ozy yang bisa-bisanya bohong mau bahas pekerjaan ternyata bahas urusan pribadinya dan minta bantuan untuk ketemu sama Airin.
**
Kartika dan Farman orang tua angkatnya Airin datang ke rumah Airin, melihat kondisi Airin apa lagi kemarin denger Airin habis ketemu sama Ibu kandungnya dan sekarang tidak masuk kerja.
"Assalamualaikum Nak." ucap Kartika ramah, Kartika langsung masuk kedalam kamarnya Airin.
"Waalaikum salam Umi dan Abi." lirih Airin, Airin langsung peluk Kartika saat Kartika berdiri disamping tempat tidur.
"Anak Abi kenapa ada dikamar sambil nangis Nak, hidup itu terus berjalan sepahit apapun hidup kita jangan sampai orang lain merendahkan kita karena kita lemah tidak bisa terima kenyataan yang ada." ucap Farman berusaha memberikan semangat untuk Airin, supaya tidak terpuruk sama keadaan.
"Memang benar Abi, tapi Airin rapuh tidak siap terima kenyataan kalo Ibu ada di kota yang sama dan memiliki anak bahkan sampai dewasa bisa hidup bersama Ibu sungguh tidak adil sekali Abi." lanjut Airin melihat Farman ayah angkatnya yang selalu bijaksana, sering sekali memberikan masukan dan saran buat Airin.
"Mau sampai kapan kamu mau seperti ini menghindar, keluar lah Nak jadi perempuan yang kuat dan cuek kalo ketemu diluar iya bersikap biasa saja tanpa emosi dan jangan nangis didepan keluarga baru Ibu kamu supaya mereka tidak menghina kamu." lanjut Farman tidak ingin Airin lemah dan dikirain takut ketemu keluarga barunya.
"Benar kata Abi, hayo keluar kamar kita jalan-jalan seperti biasanya jangan seperti ini terus Nak." lanjut Kartika ajak Airin jalan, supaya Airin kembali ceria jangan mengurung diri seperti ini karena melihat Suratmi lagi.
"Oke Umi kalian tunggu sebentar iya Airin ganti baju dulu." lanjut Airin senang karena diajak jalan-jalan.
Airin langsung turun dari tempat tidur membuat kedua orang tua angkatnya keluar dari kamar, membiarkan Airin siap-siap untuk jalan-jalan bertiga.
**
Suratmi mengerti Airin tidak ingin ketemu dirinya sekarang karena masih kecewa, membuat Suratmi berusaha ikhlas dan sabar menunggu waktu yang tepat bicara langsung sama Airin.
"Jangan dipaksa iya sayang, biarkan Airin menjauh dulu nanti kalo sudah waktunya baru kita ngobrol sama Airin iya." ucap Suratmi berusaha mengalah.
"Iya sayang, maafkan Ayah yang egois iya sayang akhirnya seperti ini sayang anak kita tidak mau ketemu sama kita." ucap Ozy menyesal dan merasa bersalah, Ozy tidak menyangka jika Ozy akan ketemu anak tirinya justru tidak diterima kehadirannya.
"Tidak masalah sayang semua sudah terjadi dan disini yang salah bukan Ayah saja, jadi jangan merasa bersalah terus iya sayang." lanjut Suratmi tidak mau melihat suaminya merasa bersalah terus menerus.
Suratmi merapihkan meja riasnya setelah selesai makeup dan langsung duduk disebelah Ozy yang duduk di sofa.
double y thor