Zara, akhirnya kembali ke tanah air setelah menyelesaikan studinya, sekaligus menyembuhkan trauma masa lalu. Ia ingin melupakan orang yang menyakitinya. Namun tanpa diduga Kenan muncul kembali dalam hidupnya, menyatakan keinginan nya menikah dengan dengan nya. Zara menolak ia ingin melupakan laki-laki tersebut. Namun Kenan tidak mau. menyerah ia berusaha mendapatkan Zara dengan cara apapun. Apakah Zara akan jatuh pada laki-laki yang pernah menyakiti nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sonata 85, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Sudah Jadi Menantumu Sekarang
Angin semilir berbisik lembut, menyampaikan cerita kelam, Zara yang cantik menghela nafas panjang. Di antara bunga-bunga masa lalu yang pernah mekar, tumbuhlah duri-duri pahit dari cinta pertamanya, Kenan. Rumah mereka yang dulu menjadi saksi bisu kebersamaan mereka saat masih kecil sampai remaja, kini menyimpan cerita pahit yang membakar jiwa Zara.
Cinta pertama bukan hanya membangun kenangan manis, tetapi juga menjadi medan pertempuran bagi hati yang hancur. Zara, yang dulu begitu lekat dengan nama Kenan, kini mengenangnya dengan rasa benci yang mendalam. Dulu, kedua keluarga mereka bersahabat, dan rumah Kenan adalah tempat perlindungan bagi Zara. Namun, seiring berjalannya waktu, kenangan indah itu hancur seperti lukisan yang diterpa badai.
Luka yang paling dalam bermula karena Kenan mencampakkan dan meninggalkan dirinya hanya karena fisiknya berubah. Cinta yang dulu Zara curahkan kepada Kenan berubah menjadi dendam ketika Kenan menghancurkan hatinya. Semua itu sudah lama berlalu. Kini, dia adalah seorang dokter yang memancarkan kecantikan dan kekuatan.
Hidup telah membentuk Zara menjadi sosok yang kuat dan tak kenal ampun. Kini, saat ia berpikir hidupnya akan baik. Ternyata berada di genggaman pria yang paling ia benci itu.
Saat sedang melamun memikirkan nasibnya yang malang, seorang asisten rumah tangga menghampirinya.
“Nona, Tuan Kenan menunggu Anda di meja makan.”
“Ais, apalagi yang dia diinginkan.” Zara mendengus jengkel.
Ia Berjalan menuju dapur, ia harus turun ke bawah. Rumah besar Kenan memiliki banyak kamar dan halaman luas. Zara tidak terlalu tertarik dengan rumah besar itu dan Zara juga tidak ingin tahu kenapa Kenan bisa jadi bos besar seperti saat ini. Yang Zara pikirkan bagaimana nasib Leo abangnya dan Sean. Tiba di sana Kenan menatapnya dengan tatapan dingin andalannya.
“Duduklah dan temani aku serapan,” ujar Kenan menyeruput kopi hitam di gelasnya. Di depannya sudah tersaji beberapa hidangan lezat untuk sarapan. Dari dulu di rumah Kenan jarang makan berat untuk sarapan, keluarga itu akan menyantap potongan buah dan roti rendah kalori . Berbeda di rumah Zara, di keluarga Zara sarapan pagi selalu makan nasi dan lauk serta kawan-kawannya. Karena kedua abangnya dan ayah Zara sudah terbiasa makan nasi.
“Aku akan mengunjungi orang tuaku ke Surabaya,” ujar Zara setelah duduk di kursi.
“Nikmati sarapanmu terlebih dulu saat kamu di meja makan,” tegur Kenan.
Zara hanya meminta segelas jus tomat dan roti selai nanas. Setelah menyantap sampai habis ia mengusap mulut dan tangannya , lalu diam beberapa menit memikirkan alasan agar ia bisa menjenguk Sean di rumah sakit.
“Aku sudah serapan. Boleh aku bicara?”
“Kenan meletakkan ponsel di tangannya, lalu menatap Zara dengan wajah datar.
‘Dulu dia tidak seperti ini, kenapa sekarang jadi menakutkan?’ Zara membatin.
“Katakan,” ujar Kenan.
“Aku harus kerja. Rumah sakit memberiku kontrak satu tahun, jika saya melanggar kontrak kerja maka saya akan dapat masalah.”
“Tidak perlu saya sudah menyelesaikannya.”
“Maksudnya? Kamu memutus pekerjaanku?”
“Saya meminta kamu dipindahkan ke rumah sakit di Jakarta.”
“Kenapa …?Kamu tidak seharus ikut campur dalam pekerjaanku!” Zara marah besar, ia memikirkan nasip Sean, ia rela bekerja di sana supaya suaminya bisa dirawat di sana.
“Kenapa? Apa kamu memikirkan pria itu?”
“Dia suamiku,” potong Zara.
“Aku suamimu, lalu dia suami juga? Apa kamu melakukan poliandri?”
Zara terdiam, ia tidak tahu harus mengatakan apa lagi dipaksa bercerai sama Kenan membuatnya ingin marah. Kenan mendekat lalu berdiri di belakangnya.
Lelaki itu menundukkan kepalanya lalu berbisik ke kuping Zara, “Jangan mempersulit dirimu, Sayang. Apa kamu tidak malu jika memiliki dua suami.”
“Kamu yang menyebabkan aku seperti itu Kenan.”
“Tidak, aku tidak berpikir seperti itu. Aku mempermudahmu, pria itu walau tanpa kecelakaan akan tetap mati juga. Kanker di kepalanya sudah stadium empat. Jangan menyalahkan dirimu sendiri, dia sudah tahu akan meninggal makanya dia mau menikah denganmu.”
“Jangan salah menuduh. Kamu tidak tahu apapun tentang suamiku dia akan sembuh,” ucap Zara dengan yakin.
“Oh, baiklah semoga dia sembuh, agar aku bisa mengatakan padanya kalau aku sudah mengambil istrinya jadi istriku. Aku juga ingin menemui orang tua untuk memberi kabar tentang pernikahan kita.”
Mendengar hal itu Zara panik. “Jangan lakukan itu. Bunda sedang sedang sakit dia bisa mati jika mendengar hal itu.”
“Aku tidak peduli. Apa kamu juga memikirkan hal itu tiga tahun yang lalu?”
“Aku minta maaf, aku juga ikut berduka. Om sama tante sudah seperti orang tua bagiku. Tolong jangan lakukan itu pada orang tuaku.” Zara tidak akan bisa memaafkan dirinya kalau sampai Bundanya sakit karena dirinya.
“Om akan senang mendapat menantu sepertiku. Bersiaplah kita akan ke Surabaya.”
“Berikan aku waktu untuk bicara dengan keluargaku,” bujuk Zara.
Kenan berdiri lalu berdiri di sisi meja makan sembari menatap Zara dengan dalam, “kenapa aku harus melakukan itu Zara?”
“Putraku akan bingung kalau aku membawa pria asing. Dia selalu berharap aku datang dengan papinya, tolong.”
“Kenapa aku harus peduli pada putramu? Apa dia pernah peduli padaku?” Kenan layak disebut iblis kejam, ia tidak peduli dengan apapun alasan Zara.
Bagaimanapun Zara membujuk pria keras kepala itu menolak, ia tetap mengajak Zara bertemu ayahnya. Zara tidak ingin putranya tahu kalau ia menikah lagi. Ia menelepon Mona meminta sahabatnya membawa Alvian jauh. Ia tidak menceritakan tentang pernikahannya dengan Kenan. Tidak ingin pernikahannya bocor pada orang lain, entah apa yang ia lakukan kalau keluarga Sean sampai tahu kalau dirinya menikah saat suaminya terbaring koma di rumah sakit.
*
Dalam perjalan ke rumah orang tuanya, Zara mencari kesempatan ingin melarikan diri dari. Namun pria itu sudah bisa membaca isi pikiran Zara. Ia meminta anak buahnya mengawasi dokter cantik itu kemanapun ia pergi. Kenan juga mengawasinya dari layar ponselnya entah di mana ia meletakkan alat itu di tubuh Zara yang pasti ia bisa melihat segalanya tentang Zara. Setelah beberapa jam menempuh perjalanan Jakarta –Surabaya akhirnya mereka tiba.
“Kenan ….?” Rena terkejut melihat Kenan datang bersama putrinya.
“Apa kabar Tante, sudah lama.” Kenan menyapa Ibunda Zara.
“Baik Nak, kalian berdua kenapa bisa datang bersama.”
Wajah Zara pucat dan menegang, sekeras apapun ia memohon Kenan tetap saja melakukannya. Ia memperkenalkan diri pada Zafar kalau ia menantunya sekarang. Terlihat tatapan tajam dari Zafar mereka berdua saling menatap tajam seperti dua api yang siap membakar satu sama lain. Tatapan dendam dari Kenan terlihat jelas, ia tersenyum puas penuh kemenangan setelah berhasil menikah dengan Zara.
Rena melonggo sembari menatap putri dan suaminya bergantian, “Apa maksudnya?”
“Bunda, nanti Zara ceritakan ya,” bujuk dokter cantik itu mengusap punggung tangan ibunda.
“Sean, telah menceraikan Zara lalu saya menikah dengannya.”
Zara hanya bisa terdiam melihat kelancangan Kenan, ia bahkan tidak diberi kesempatan untuk menjelaskan pada orang tuanya tentang semua yang terjadi. Apa yang ditanyakan orang tuanya Kenan yang selalu menjawab dengan jawaban karangannya.
Bersambung
Jangan lupa berikan dukungan ya kakak dengan cara like, komen ya kakak, terimakasih