Naura memilih kabur dan memalsukan kematiannya saat dirinya dipaksa melahirkan normal oleh mertuanya sedangkan dirinya diharuskan dokter melahirkan secara Caesar.
Mengetahui kematian Naura, suami dan mertuanya malah memanfaatkan harta dan aset Naura yang berstatus anak yatim piatu, sampai akhirnya sosok wanita bernama Laura datang dari identitas baru Naura, untuk menuntut balas dendam.
"Aku bukan boneka!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Enam Belas
Alex yang baru saja pulang dari kantornya langsung menuju ke kamar. Sudah hampir satu bulan sejak kepergian sang istri, dia tak pernah memasuki kamar itu. Kemarin-kemarin pun kalau masuk hanya mengambil pakaian saja.
Enam bulan terakhir memang Alex tak pernah tidur bersama sang istri lagi. Dengan Naura dia beralasan kalau takut berhubungan karena wanita itu sedang hamil.
Alex menarik napas dalam. Rasanya tak percaya jika semua akan menjadi miliknya utuh. Sang istri telah tiada, tentu saja semua harta peninggalan orang tua Naura menjadi miliknya. Dia tersenyum membayangkan menjadi orang kaya dan tak perlu takut lagi untuk menggunakan uang itu.
Saat Alex sedang mengkhayal untuk pergi ke luar negeri dan berfoya-foya, terdengar suara pintu di buka. Dia lalu tersadar dan melihat siapa yang berani masuk tanpa mengetuk pintu.
Weny berjalan mendekati pria itu. Dia tersenyum merekah melihat isi kamar tersebut. Mungkin membayangkan dirinya yang akan menjadi penghuninya. Kamar yang sangat luas dan mewah.
"Aku mencari kamu, ternyata di sini. Apa kamu teringat mantan istrimu itu?" tanya Weny.
Alex tertawa sumbang. Tak mungkin dia bisa melupakan Naura, karena harta yang dia gunakan sekarang, semuanya milik wanita itu. Tak akan bisa dia hidup layak begini, jika tidak menikahinya.
"Kenapa mencari 'ku?" Bukannya menjawab pertanyaan Weny, Alex justru balik bertanya.
"Apa aku tak boleh mencari 'mu? Aku heran karena tak melihatmu di ruang tamu. Saat ku tanya pada ibu, dia menjawab tak tau!" seru Weny.
Alex kembali menarik napas dalam. Sebenarnya dia masuk ke kamar ini ingin memeriksa brankas. Entah mengapa, dari kemarin pikirannya selalu tertuju ke sini.
"Sebenarnya aku ingin membuka brankas. Ingin melihat isinya saja," jawab Alex.
Mendengar ucapan Alex, senyum merekah terpancar di bibir wanita itu. Dia membayangkan banyak uang dan perhiasan tersimpan di sana.
"Apa aku boleh melihatnya. Aku juga ingin tau apa saja peninggalan istrimu?" tanya Weny dengan tatapan yang sangat berharap sekali.
"Kenapa tidak? Kamu juga tau jika nomor kodenya tanggal lahir mu," jawab Alex.
"Apa nanti aku boleh memakai perhiasan yang tersimpan di dalam brankas itu?" Weny kembali bertanya. Berharap sekali dia bisa memakai berlian seperti ibu-ibu pejabat yang dia lihat.
"Tentu saja. Nanti kamu bisa pakai semuanya setelah kita menikah. Naura tidak suka pakai perhiasan sehingga dia lebih suka menyimpannya," jawab Alex.
Naura memang tak pernah mau tampil glamor seperti orang-orang kaya pada umumnya. Dia selalu tampil sederhana dan apa adanya.
Alex lalu berdiri dari duduknya. Berjalan mendekati brankas. Weny mengikuti dari belakang. Jantungnya berdebar. Penasaran melihat apa saja yang tersimpan di dalam kotak besi itu. Alex duduk dekat sofa yang berada di sebelah brankas diikuti wanita itu.
"Alex, kamu yakin mau membuka brankas itu?” Weny bertanya, mengerutkan dahi. Suaranya tetap lembut. Dia tak ingin memperlihatkan jika dirinya sangat antusias dengan itu.
Alex mengangguk, mencengkeram pegangan brankas seperti memegang harapan terakhirnya. “Aku hanya ingin memastikan jika semua barang berharga yang pernah aku simpan masih utuh di dalamnya."
Weny menghela napas, menggeser posisi duduknya di sofa. “Kenapa kamu ingin memastikan isinya? Bukankah kamu pernah mengatakan jika kodenya telah kamu ganti dengan tanggal lahirku tanpa sepengetahuan Naura. Pasti aman'kan?"
Weny jadi tampah penasaran dengan isi brankas itu. Jika memang hanya Alex saja yang tahu kode itu, kenapa dia masih ragu dengan isi brankas itu? Kenapa pria itu takut isinya telah hilang? Banyak pertanyaan di kepala wanita itu.
“Entahlah, sejak kemarin aku selalu kepikiran. Aku takut Naura telah mengetahui semuanya!" seru Alex.
Alih-alih menenangkan dirinya, kata-kata Alex hanya membangkitkan ketidakpastian yang lebih dalam. Weny jadi takut jika apa yang dikatakan Alex itu jadi kenyataan. Dia belum menikmati hartanya Naura. Padahal dia mendekati Alex lagi hanya agar bisa menjadi nyonya dan bisa bersenang-senang juga.
Dengan hati-hati, Alex membuka brankas yang sudah berdebu. Ia ingin memastikan bahwa semua barang berharga mereka, terutama perhiasan dan surat-surat penting, masih ada di dalamnya.
“Baiklah,” gumamnya Alex pada diri sendiri, “Mari kita lihat apa yang tersisa.”
Ketika kotak brankas terbuka, detak jantungnya seolah berhenti. Pandangannya melebar saat melihat ke dalam brankas yang kosong. Semua perhiasan, uang tunai, bahkan dokumen-dokumen penting yang biasa ia simpan di sana hilang. Seakan peti harta karun itu telah ditinggal pergi ke negeri antah berantah.
“Alex, ada apa?” Weny bertanya, merasakan ketegangan yang menyelimuti ruangan. Dia mendekat, mencoba melihat ke dalam brankas karena melihat wajah pria itu yang berubah pucat.
“Semua hilang. Semua!” Suara Alex sedikit meninggi. “Perhiasan ku, uang ku, dan surat-surat penting.”
“Apakah mungkin ada yang mencuri?” Weny mengernyit.
“Tidak mungkin. Aku ingat betul jika menitipkannya di sini.” Alex tertegun, meneguk ludah. “Naura … aku tidak bisa percaya dia akan melakukan ini.”
“Bagaimana dia bisa mengambilnya, bukankah kamu mengatakan jika kodenya telah di ganti tanpa Naura tau?" tanya Weny dengan panik.
"Aku juga tak tau. Bagaimana cara Naura membukanya!" seru Alex dengan suara panik.
“Pergi? Dia pergi dengan membawa semua yang berharga!" ucap Alex lagi. Dia menggigit bibirnya, mencoba menahan amarah dan kekecewaannya.
Weny melangkah mundur sambil mendengus. Raut wajahnya menunjukkan kekecewaan yang mendalam. “Jadi, apa rencanamu sekarang?”
“Mencarinya. Kita tidak bisa hanya duduk di sini. Kita harus mencari tau, dimana Naura menyimpan semua itu. Apa masih di dalam mobil atau dia bawa saat kecelakaan? Kita harus mencari tau siapa yang menolong istriku pertama kali!" ucap Alex dengan suara panik.
“Dia sudah mati, Alex. Apa kamu benar-benar ingin menghabiskan waktu mencarinya? Kemana kita akan mencarinya? Kau bahkan tak meminta nomor telepon orang itu saat dia mengantar peti mati itu!' seru Weny tak kalah paniknya.
Alex mengguncang kepalanya, frustrasi semakin menyelimuti pikirannya. “Aku tidak bisa hanya mengabaikan ini. Sepertinya semua yang kita rencanakan hancur dalam sekejap.”
Weny membuka mulut, berusaha berbicara, tetapi Alex mengabaikan semua perkataannya. Ia merasa dihadapkan pada kenyataan pahit, istri yang dicintainya tidak lagi di sampingnya, dan saat ini, semua barang yang berarti telah hilang. Entah kemana dia akan mencarinya.
"Kemana kamu bawa harta itu, Naura? Aku harus mencari kemana?" tanya Alex dengan diri sendiri.
untuk weni rasain kmu bkalan di buang oleh kluarga alex.....kmu tk ubahnya sperti sampah tahu gak wen.....bau busuknya sngat mnyengat dan mnjijikan /Puke//Puke//Puke//Puke//Puke/
Lina jodoh sdh ada yng mengatur jd tetap lah 💪💪
lanjut thor 🙏
karna memang cinta tak harus memiliki
Alex selamat terkejut ya semoga jantung aman aman saja