Sarena Almaira adalah seorang wanita muda cantik yang hidup dalam penderitaan. Sejak usia 5 tahun, ia mengalami broken home setelah ayahnya menghilang entah ke mana. Kehidupannya pun menjadi sangat sulit dan penuh kesedihan. Setelah lulus SMA, Sarena memutuskan untuk bekerja sebagai pelayan restoran demi memenuhi kebutuhan hidupnya.
Namun, hidupnya berubah drastis ketika sebuah kejadian tak terduga membuatnya terikat dalam pernikahan rahasia dengan seorang pengusaha muda yang kaya dan tampan.
Apakah Sarena akan menemukan kebahagiaan setelah bertemu dengan pria itu?
Baca yu!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meywh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab25
"Sarena, saya berangkat ke kantor dulu, ya," ujar Aldevaro.
"Iya," jawab Sarena singkat.
Setelah Aldevaro pergi, Sarena segera membawa Albiru keluar rumah tanpa sepengetahuan para ART.
'Selamat tinggal, Aldevaro. Semoga kau bahagia dengan Tasya,' gumam Sarena dalam hati.
Dia pun masuk ke dalam taksi yang sudah dipesannya.
Panggilan telepon: Syifa 📞
Syifa: "Halo, Ren. Ada apa?"
Sarena: "Fa, kamu lagi di kontrakan, kan?"
Syifa: "Iya, ada apa memang?"
Sarena: "Aku ke sana sekarang, ya."
Syifa: "Oke."
Panggilan pun terputus.
Beberapa saat kemudian, Sarena dan Albiru sampai di kontrakan Syifa, lalu mereka turun dari taksi.
Tok tok tok.
"Ceklek," suara pintu dibuka.
"Sarena, kamu kenapa?" tanya Syifa.
"Aku jelasin nanti, fa. Boleh aku masuk dulu?" jawab Sarena.
"Oh, iya, ayo masuk, Ren," balas Syifa. Sarena dan Albiru pun masuk ke dalam.
"Sekarang ceritakan, ada apa sebenarnya," ujar Syifa penasaran.
Sarena pun menceritakan semuanya kepada Syifa, sahabatnya.
"Apa? Gila ya, tuh cowok. Kenapa dia nggak jujur aja sih sama orang tuanya? Kenapa harus bohong dan jadikan kamu istri simpanan kayak gini? Tapi aku salut, loh, sama kamu. Bisa ya, kamu tetap kuat dan tegar. Keputusan kamu pergi dari sana tuh tepat banget, Ren," ujar Syifa.
"Bagaimanapun, dia menghargai keputusan orang tuanya, fa. Soal aku, dari awal ini semua memang kesalahan. Dia nggak mencintai aku, dan aku juga nggak mau makin dalam merasakan perasaan ini. Makanya, aku milih buat pergi," ucap Sarena.
"Terus, kamu ke depannya gimana?" tanya Syifa.
"Aku akan mengurus Albiru sendiri. Aku sudah menyiapkan semuanya sebelum pergi," jawab Sarena.
"Apa aja yang kamu siapkan?" tanya Syifa lagi.
"Aku sudah beli apartemen dengan dua kamar, cukup luas, fa. Kamu mau tinggal bareng kami? Soalnya nggak mungkin kita cuma berdua aja," ujar Sarena.
"Ya, mau lah, Ren. Senang banget malah bisa tinggal bareng kalian," jawab Syifa antusias.
"Kalau begitu, bagaimana kalau besok kita pindah ke sana?" ajak Sarena.
"Boleh banget, Ren," jawab Syifa dengan senang.
Malam hari
Aldevaro yang pulang ke rumah mendapati kabar bahwa Sarena dan putranya sudah pergi. Wajahnya tampak muram, tidak lagi ceria seperti biasanya.
"Kenapa kalian begitu bodoh? Masa kalian tidak bisa mengawasi mereka?" bentak Aldevaro kepada para ART.
"Maaf, Tuan. Kami benar-benar tidak tahu kapan Nyonya pergi dari rumah ini," jelas salah satu ART dengan gugup.
Aldevaro pun pergi meninggalkan para ART dan masuk ke kamarnya.
'Sarena, dari mana datangnya keberanianmu untuk membawa anakku pergi dan meninggalkan aku?' gumam Aldevaro dalam hati.
Tok tok tok.
"Siapa?" tanya Aldevaro.
"Saya, Dafa, Tuan," jawab Dafa.
"Masuk, Dafa," ujar Aldevaro.
"Tuan, maafkan saya. Saya tidak berhasil menemukan keberadaan Bu Sarena sampai sekarang. Bahkan, saya sudah memerintahkan para bodyguard untuk mencarinya, tapi hasilnya tetap nihil," jelas Dafa.
"Dafa, apa tidak ada cara lain untuk menemukan mereka?" tanya Aldevaro dengan nada serius.
"Saat ini belum ada, Tuan. Tapi kami akan terus berusaha untuk menemukan Bu Sarena dan Tuan Muda Albiru," jawab Dafa.
"Cari mereka sampai ketemu. Dan jangan pernah coba-coba untuk membantu menyembunyikan Sarena, Dafa," tegas Aldevaro.
'Maaf, Tuan. Sebenarnya, saya tahu keberadaan Bu Sarena. Namun, ini semua dia lakukan demi kebaikan Anda. Semoga saja Anda mengerti. Kasihan, kalian saling mencintai, tapi juga saling menyakiti,' gumam Dafa dalam hati.