NovelToon NovelToon
Menyulam Rasa Di Balik Cadar Alina

Menyulam Rasa Di Balik Cadar Alina

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / CEO / Konflik etika / Romansa / Penyesalan Suami / Slice of Life
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: Pearlysea

Meski sudah menikah, Liam Arkand Damien menolak untuk melihat wajah istrinya karena takut jatuh cinta. Pernikahan mereka tidak lebih dari sekedar formalitas di hadapan Publik.

Trauma dari masa lalu nya lah yang membuatnya sangat dingin terhadap wanita bahkan pada istrinya sendiri. Alina Zafirah Al-Mu'tasim, wanita bercadar yang shalihah, menjadi korban dari sikap arogan suaminya yang tak pernah ia pahami.

Ikuti kisah mereka dalam membangun rasa dan cinta di balik cadar Alina🥀

💠Follow fb-ig @pearlysea

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pearlysea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab .7. Air mata Perpisahan

Di ruang makan yang megah, aroma sarapan memenuhi udara. Semua orang tampak menikmati hidangan dengan tawa dan canda yang akrab, kecuali Liam dan Alina. Mereka duduk diam, mengabaikan percakapan hangat yang berlangsung di sekeliling mereka.

"Saya berharap pernikahan anak-anak kita mempererat hubungan ini, bukan hanya sebagai rekan bisnis, tapi juga sebagai keluarga," ujar Pak Hamza, mencoba mencairkan suasana dengan senyum bijak.

"Tentu saja, Pak Hamza," sahut Tuan Damien.

"Saya juga berharap Alina bisa mengajari Liam soal agama. Anda tahu sendiri, dia selalu sulit kalau disuruh sholat!"

"Iya, benar! Seperti ayahnya, buah jatuh kan memang tak jauh dari pohonnya," timpal Ny. Anna sambil tertawa kecil.

Suasana menjadi hangat. Semua orang tertawa, menikmati sarapan mereka dengan riang.

"Mah, malu-maluin, Papah aja!" gerutu Tuan Damien, pura-pura merengut, yang membuat Pak Hamza tersenyum tipis.

"Tidak ada kata terlambat untuk belajar," lanjut Pak Hamza dengan nada serius. "Kita harus meninggalkan kebodohan masa lalu dan lebih bijak memikirkan masa depan akhirat kita. Tak peduli usia, karena kematian tak mengenal waktu."

Di tengah suasana yang sejenak hening, tiba-tiba suara ceria Tante Erly memecah keheningan.

"Alina, kamu kok kelihatan murung, sayang?

Apa semalam suamimu hanya memikirkan dirinya sendiri?" tanyanya, setengah bercanda, membuat semua mata tertuju pada wanita bercadar itu.

Alina mendongak dengan alis yang berkerut.

"Tante... bukan begitu. Aku cuma kurang enak badan," jawabnya pelan.

"Kurang enak badan?" Tante Erly tersenyum menggoda.

"Ah, pengantin baru memang begitu. Kelelahan, ya? Apa suamimu nggak kasih kamu waktu istirahat?" godanya dengan tawa kecil.

"Pantesan wajah Liam cerah berseri," timpal Evan, sambil terkekeh.

"Pria memang begitu selalu tidak sabaran, tidak perduli kaum kami sudah siap atau belum, dan terkadang mereka lupa kalau kami ini butuh waktu juga," sambung Tante Rosa, menambahkan dengan gaya meledek.

 "Benar, Alina?"

Alina tersentak, Kedua Alisnya terangkat."Eh... emh..."

"Liam, kamu tidak menyakitinya, kan?" suara Tuan Louis menginterupsi, menatap putranya dengan alis terangkat.

"Tanyakan saja padanya," jawab Liam dingin, menatap Alina dengan pandangan tajam.

Alina menelan ludah, lalu berbohong.

"Tidak... Dia memperlakukanku dengan baik." Meski Liam tidak menyakitinya secara Fisik, tapi di malam pertama Liam telah membuat hati wanita itu terluka. Alina ingin mengadu, tapi melakukanya sekarang bukan sikap yang bijaksana.

Ny. Anna tiba-tiba bertepuk tangan dengan pelan, matanya berbinar.

 "Yeeay, itu artinya perjodohan ini sukses besar! Sebentar lagi, aku akan punya cucu... Ah, aku senag sekali. Semoga bulan depan Alina sudah mengandung."

"Haha, benar! Aku juga berharap begitu. Sudah lama aku tidak menimang bayi," sahut Tante Erly antusias sambil mengunyah makananya.

"He-hei, tunggu dulu," Daren memotong, bercanda. "Bagaimana kalau Liam membuangnya di luar?"

"Membuang apa?" Liam terbelalak, bingung.

Evan tertawa, lalu menatap kakaknya dengan mata menyipit nakal.

"Liam, jadi... di luar atau di dalam?"

Liam berpura-pura tak mengerti.

"Apanya? Maksudmu apa, di luar atau di dalam?"

"Halah, jangan pura-pura polos! Jawab, dong! Ayo, jawab!" Daren memancing, membuat semua ikut menggoda.

"Jawab! Jawab! Jawab!" mereka bersorak serempak.

Liam melirik Alina sekilas, yang balas memandangnya dengan wajah datar penuh rasa cemas. Di tengah kebahagiaan yang terpancar di wajah semua orang, mereka berdua tenggelam dalam rasa sakit yang terpendam.

"Di dalam," jawab Liam akhirnya, dengan suara datar, menyerah pada lelucon yang tak pernah diinginkannya. Di dalam hatinya, ia sudah bisa merasakan beban yang akan datang.

Sorak-sorai segera memenuhi ruangan.

"Huuu... Yeey!"

"Benar-benar malam pertama yang panas, ya? Haha!" seloroh Paman Daren, tertawa terbahak-bahak, diikuti tawa semua orang.

Ny. Anna mengangkat gelasnya, penuh semangat.

"Ayo, semua! Kita bersulang untuk keberhasilan perjodohan ini!"

Semua orang mengikuti, mengangkat gelas mereka yang berisi air putih. Mereka tersenyum, tertawa, dan bersulang dalam kebahagiaan, sementara Liam dan Alina hanya terus memasang wajah datar dan sesekali tersenyum tipis, terseret dalam pusaran perasaan mereka masing-masing di tengah keluarganya yang mengira mereka sedang bahagia memadu cinta.

"Ciiiirsss..."

...[•••]...

Matahari mulai terbenam, mewarnai langit dengan semburat jingga yang indah, sementara keluarga besar berkumpul di depan rumah untuk mengantar Alina dan Liam. Perasaan haru menyelimuti suasana ketika Tuan Hamza berdiri di hadapan putrinya, memberikan nasihat terakhir sebelum mereka berangkat ke rumah baru mereka.

"Alina," Suara Pak, Hamza lembut tatapan matanya menyendu memandang Alina yang sebentar lagi akan meninggalkannya.

"Inngatlah selalu untuk berbakti kepada suamimu, menghormatinya sebagaimana Islam telah mengajarkan.

Jadilah istri yang penuh kesabaran dan ketaatan, karena rumah tangga itu adalah ibadah. Jangan pernah lupakan kewajibanmu kepada Allah, dan jadilah istri yang sholihah, yang di rindukan surga, Ya, Sayang." ucap Pak, Hamzah menasehati, suaranya lirih sambil menangkup wajah putrinya.

Alina mengangguk perlahan, meski raut wajahnya tak bisa menyembunyikan keraguan yang menggulung di hatinya. Kata-kata nasihat dari sang ayah terasa berat, namun ia mencoba menelannya dengan hati yang gelisah.

"Aku akan berusaha, Ayah... Aku janji akan menjadi istri yang baik. Alina ingin seperti Bunda, yang berpulang dalam pangkuan keridhoan suami," suaranya lirih, bergetar oleh emosi yang ditahan.

Tanpa menunggu, ia segera memeluk ayahnya erat. Tangisnya pecah, membasahi cadarnya dengan air mata yang tak terbendung. Dalam pelukan itu, Alina merasa ada kekuatan yang seakan memudar, seiring dengan keyakinan yang perlahan runtuh di dalam dirinya. Ia tahu, kenyataan yang akan dihadapinya jauh berbeda. Pria yang akan menjadi suaminya bukanlah sosok yang dipikirkan sang ayah. Namun, Alina menelan perihnya kenyataan itu sendirian, demi menjaga kehormatan dan harga diri keluarga.

Ayahnya, Tuan Hamza, turut tersentuh oleh emosi yang meledak dalam keheningan. Ia menepuk punggung Alina dengan lembut, mencoba menyembunyikan air mata yang mulai menggenang di sudut matanya.

 "Ayah percaya, Alina... Kamu akan menjadi istri yang luar biasa. Allah selalu bersama mereka yang berusaha dan bertakwa"

Setelah beberapa saat, Tuan Hamza beralih kepada Liam. Dengan pandangan penuh harap,

"Liam, Alina sekarang adalah tanggung jawabmu. Dia wanita yang baik dan sholihah, jagalah dia dengan sebaik-baiknya. Jangan pernah menyia-nyiakannya. Sebagaimana Islam mengajarkan kita untuk saling mencintai dan melindungi pasangan, aku harap kamu bisa melakukannya dengan penuh kasih sayang."

Liam mengangguk dengan wajah datar, menjawab singkat,

 "Ya, Pak Hamza. Saya mengerti."

Namun, meski jawabannya singkat, Hamza tidak meragukan kata-kata itu Liam. Dengan hati yang penuh harapan, ia menarik Liam dalam pelukan erat, air matanya tak terbendung lagi. Di balik suara parau, Tuan Hamza berbisik,

"Jadilah suami yang bisa menggantikan peranku dalam menjaga dan mencintainya, Liam. Dia adalah putriku satu-satunya, harta paling berharga dalam hidupku."

Liam tetap diam, tapi ia membalas pelukan itu dengan sedikit lebih erat, menyadari besarnya kepercayaan yang diberikan kepadanya. Namun, dia juga tidak yakin untuk menjalankan tugasnya, dia merasa semua ini benar-benar terberat yang harus dia pikul sendirian. Liam mengumpat kata kasar dalam hati.

~

Suasana haru semakin terasa, seluruh keluarga larut dalam perasaan yang mendalam. Tuan Damien dan istrinya, Ny. Anna, tak kuasa menahan air mata. Ny. Anna kemudian menghampiri Liam, memeluknya dengan penuh kasih. "Liam, jaga Alina dengan baik, ya? Kamu tidak boleh menyakitinya. Ingat, dia tanggung jawabmu, dia istrimu yang harus kamu hargai dan cintai."

Liam hanya mengangguk, tak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya. Setelah itu, Ny. Anna beranjak ke arah Alina dan memeluknya erat.

"Alina sayang, kalau Liam berani menyakitimu, jangan ragu-ragu untuk datang pada Mamah. Ingat, sekarang kamu adalah anakku, dan takan kubiarkan kau di sakiti siapapun. Semoga kamu selalu bahagia, Nak. Semoga kamu selalu sabar menghadapi Liam."

Alina, masih terisak, hanya bisa mengangguk. Tangisnya semakin deras, namun ada rasa syukur yang dalam di hatinya. Di tengah semua kebimbangan dan kekhawatirannya, setidaknya ia tahu bahwa mertuanya mencintainya.

Dengan berat hati, mereka akhirnya harus berpisah. Alina memandang keluarganya sekali lagi sebelum masuk ke dalam mobil bersama Liam, meninggalkan rumah dan kenangan masa kecilnya, menuju hidup baru yang penuh dengan tantangan dan ketidakpastian.

...[••••]...

Bersambung...

1
Sunaryati
Mudah- mudahan hatimu yg terlanjur beku perlahan mencair karena istrimu Alina
Sunaryati
Mungkin Alina jodohmu, Liam. Kau akan menyesal melepaskannya. Dia lain dari semua wanita yang menginginkau
Rita Riau
udah Alina, dengarkan apa kata suami angkuh mu itu, jika perlu juga ga usah sibuk bikin sarapan 🤔🤭🙄
Joko Medan
tpi kn thor, saat liam mandangi foto alina yg tersenyum. ap dy gk pkai cadar di foto itu??
Pearlysea🌻: Tidak pakai.Karena dalam syariati calon istri/suami berhak melihat wajah calon pasangannya sebelum menikah. Liam dulu melihat foto Alina hanya sekilas, tidak begitu memperhatikan wajahnya, karena ia takut terbawa perasaan dan tak benar benar ingin serius menjalani pernikahan karena trauma.
total 1 replies
Joko Medan
hahaha, aku suka candaan mu alina🤣🤣.

ayo la firaun, ad yg halal gk usah lgi mikiri msa lalu yg gitu2 az. mncoba mengenal alina psti sangt menyenangkn krna dy wanita yg cerdas. semakin k sini alina akn mnunjukn sikp humoris ny dn liam akn mnunjukkn sikap lembut walau pn msih datar.
Joko Medan
nth lah clara, kau itu spupu yg tulus atw modus😏. tpi aku suka dgn alina yg bisa langsung menebk sikp spupu ny itu. walaupn pernikhn ny bgitu, y alina mg hrus waspada. tetap la mnjdi wanita yg cerdas alina. agr kau sepadan dgn liam dgn kecerdasn mu walaupn bukn dgn karier mu😘.

haaa, liam dengar tu ap kta raka. smga raka, kau memg sahabt yg tulus y raka. cuci trus otak liam biar dia meroboh degn sendiriny benteng tinggi yg ud dy bangun.
Arza Zaeni Putri
lanjut tor
Arza Zaeni Putri
lucu evan 🤣
Sunaryati
Ayo terus pantang mundur untuk menyadarkan Liam, Alina. Mudah- mudahan berhasil
Joko Medan
menghadapi liam ni, hrus ditarik ulur. gk harus melulu kita yg ngalah.

doble up kk😄
Ma Em
Alina terlalu sabar menghadapi Liam Alina kalau Liam mengejek mu balas dgn perkataan yg menohok agar dia sadar jadi orang jgn terlalu arogan
Arza Zaeni Putri
lanjut tor
Ma Em
Luar biasa
Ma Em
Liam kamu sombong sekali semoga setelah kamu sadar dan mencintai Alina , Alina sudah tidak membutuhkanmu lagi dan pergi meninggalkan kamu dgn rasa sesalmu dan tdk bisa lagi untuk kembali pada Alina
Pearlysea🌻
😂😂😂
Ceriwis (Kurogane Haruka)
Jangan terlalu sensi entar kamu cintah lo😁😁
Joko Medan
klw aku jdi evan jga bakaln ngakak jungkir balik🤣🤣. seru x klw ud ad evan😂

gitu dong alina, gk usah sikit2 nangis
Pearlysea🌻: Semangatin terus si Alina kak, biar gak cengeng😂
total 1 replies
Sunaryati
Semoga tuduhan skandal mereda, Liam menghargai Alina dan mereka bisa menjalani rumah tangga sesungguhnya bukan sandiwara
Joko Medan
yd, alina kmu ikuti az permainn liam. mulai skarang kmu hrus jdi wanita kuat dn smart. jangn mudah cengeng atw emosi. mg smua itu gk mudah, tpi ikuti az alurny.
Joko Medan
cocok kq thor.

sok cuek, sok perhatian. liam liam, awas kau y 😏

lanjut thor.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!