NovelToon NovelToon
Menaklukan Hati Ceo

Menaklukan Hati Ceo

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: tanier alfaruq

seorang CEO cantik, seksi, dan galak, yang terjebak dalam dinamika dunia kerja dan cinta. Dia harus menghadapi tantangan dari mantan suaminya, mantan pacar Tanier, dan berbagai karakter wanita seksi lainnya yang muncul dalam hidupnya. Tanier, karyawan Lieka yang tampan, sabar, dan kocak, berjuang untuk memenangkan hati Lieka dan membantu perusahaan mereka bertahan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tanier alfaruq, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23: Persaingan yang Ketat

Setelah mengungkapkan perasaan mereka dan menguatkan komitmen satu sama lain, Tanier dan Lieka tahu bahwa mereka harus bersiap menghadapi tantangan baru di dunia bisnis. Proyek besar yang sedang mereka kerjakan semakin mendekati tenggat waktu, dan dengan itu, kompetisi di antara perusahaan-perusahaan lain semakin ketat.

Lieka, sebagai CEO, merasakan tekanan yang sangat besar. Dia tahu bahwa kinerja timnya akan dievaluasi oleh para pemegang saham dan klien penting. Sementara itu, Tanier merasa bersemangat untuk mendukung Lieka dan berkontribusi pada kesuksesan perusahaan.

Hari itu, mereka mengadakan rapat besar di kantor dengan seluruh anggota tim. Tanier duduk di samping Lieka, memberikan dukungan moral yang dia butuhkan. Di ruang rapat, suasana terasa tegang ketika para manajer mempresentasikan perkembangan proyek.

“Seperti yang kita lihat, kompetitor kita semakin agresif. Mereka baru saja meluncurkan kampanye baru yang menarik perhatian publik,” kata Rina, salah satu manajer pemasaran. “Kita harus berpikir kreatif untuk tetap berada di depan.”

Lieka mengangguk, meresapi setiap kata yang diucapkan. “Kita perlu strategi yang lebih inovatif. Jika kita ingin memenangkan hati klien, kita harus menunjukkan keunggulan kita dengan cara yang berbeda.”

Sementara Tanier memperhatikan rapat, dia teringat pada ide kreatif yang muncul di benaknya. Ketika semua orang selesai berbicara, dia mengangkat tangan dan mendapatkan izin untuk berbicara. “Saya punya ide. Kenapa kita tidak mencoba pendekatan yang lebih personal untuk menjangkau klien? Mungkin kita bisa membuat acara khusus di mana kita bisa memperkenalkan produk kita secara langsung kepada mereka.”

Lieka tersenyum bangga mendengar ide Tanier. “Itu ide yang bagus! Dengan melakukan pendekatan langsung, kita bisa menciptakan hubungan yang lebih kuat dengan klien. Mari kita kembangkan lebih lanjut.”

Setelah rapat, Tanier dan Lieka berjalan beriringan menuju ruang kerja Lieka. Meski mereka merasakan kemajuan dalam proyek, tekanan dari berbagai sisi tidak dapat dihindari. Lieka merasa semakin berat memikul tanggung jawab, terutama dengan ancaman dari Diana yang masih membayangi mereka.

“Tanier, aku merasa semua ini semakin menegangkan. Bagaimana jika kita gagal? Apa yang akan terjadi dengan semua orang di tim ini?” tanya Lieka, wajahnya menunjukkan kekhawatiran.

“Kita tidak akan gagal. Kita sudah bekerja keras untuk ini. Ingat, aku selalu ada di sampingmu. Kita akan melewati ini bersama,” Tanier meyakinkan, sambil meraih tangan Lieka dan menggenggamnya erat.

Meskipun Tanier berusaha menenangkan Lieka, dia sendiri tidak bisa menghilangkan pikiran tentang Diana. Dia tahu bahwa mantan pacar Tanier itu adalah orang yang licik dan berpotensi mengganggu rencana mereka. Tanier pun merasa perlu untuk berbicara dengan Diana agar semua jelas.

“Lieka, aku merasa kita perlu menjadwalkan pertemuan dengan Diana sebelum dia melakukan sesuatu yang merugikan kita. Kita harus menghentikan permainan ini sebelum menjadi lebih serius,” kata Tanier.

Lieka setuju. “Baiklah. Kita perlu menegaskan posisi kita, dan kita harus melakukannya dengan bijak. Jangan biarkan emosi menguasai kita.”

Setelah mereka menyusun rencana, Tanier menghubungi Diana untuk mengatur pertemuan. Mereka sepakat untuk bertemu di kafe dekat kantor. Saat Tanier tiba, dia melihat Diana sudah menunggu dengan ekspresi yang tidak bisa dia baca.

“Terima kasih telah datang, Tanier. Aku tahu kita memiliki banyak hal yang perlu dibicarakan,” ujar Diana, sambil tersenyum menawan.

“Aku ingin kita membicarakan proyek yang sedang kami kerjakan dan bagaimana kita bisa berkoordinasi dengan baik. Kita tidak perlu berada di jalur yang saling menyaingi,” kata Tanier, berusaha untuk tenang.

Diana memandangnya, lalu tertawa kecil. “Kau tahu, Tanier. Dunia bisnis ini adalah tentang persaingan. Kami akan melakukan apa pun untuk menang.”

Tanier merasa ketegangan meningkat. Dia tidak ingin berkonfrontasi, tetapi dia tahu dia harus menjaga posisinya. “Kami bukan hanya bersaing, tetapi kami ingin membangun hubungan yang saling menguntungkan. Mari kita lihat bagaimana kita bisa berkolaborasi.”

Diana mengangkat alis, seolah meragukan tawarannya. “Baiklah, aku akan memikirkan tawaranmu. Tapi ingat, aku tidak akan segan-segan bermain keras jika perlu.”

Setelah pertemuan itu, Tanier kembali ke kantor dengan perasaan campur aduk. Dia tahu bahwa Diana tidak akan tinggal diam, dan persaingan di dunia bisnis semakin panas. Dia harus mempersiapkan timnya untuk kemungkinan terburuk.

Setelah menyelesaikan rapat tim, Lieka dan Tanier melanjutkan diskusi di ruang kerja Lieka. Mereka berusaha merumuskan strategi yang lebih solid untuk proyek yang sedang berlangsung.

“Kalau kita ingin mengungguli Diana dan timnya, kita perlu memikirkan pendekatan yang benar-benar inovatif,” kata Tanier. Dia mengambil buku catatan dan mulai mencatat ide-ide yang muncul di benaknya. “Bagaimana jika kita mengadakan seminar untuk klien? Ini akan memberi mereka wawasan tentang produk kita sekaligus menjalin hubungan lebih dekat.”

Lieka tersenyum, “Itu ide yang bagus! Kita bisa mengundang pembicara tamu yang menarik perhatian. Kita perlu membuat acara ini tidak terlupakan bagi mereka.”

“Mungkin kita bisa melibatkan beberapa influencer yang relevan dengan industri kita. Ini bisa menarik lebih banyak perhatian,” tambah Tanier.

Setelah merumuskan ide, mereka mulai merencanakan acara tersebut. Tanier dan Lieka menghubungi beberapa penyedia layanan untuk menyusun jadwal, lokasi, dan promosi. Selama proses ini, Tanier melihat betapa bersemangatnya Lieka. Dia sangat antusias, meskipun tekanan masih ada.

“Mari kita tentukan tanggal dan tempatnya,” kata Lieka, matanya bersinar. “Aku ingin kita melakukan ini secepatnya.”

Ketika mereka sibuk merencanakan, Tanier tidak bisa menahan diri untuk mencuri pandang pada Lieka. Wanita ini benar-benar luar biasa. Dalam menghadapi tekanan, dia tetap bisa menunjukkan sisi positifnya.

Di tengah persiapan, Tanier mendengar berita dari rekan-rekannya tentang pengaruh media sosial yang semakin besar dalam memengaruhi opini publik. “Lieka, kita harus mempertimbangkan untuk membuat kampanye media sosial yang mendukung acara ini. Ini bisa menjadi peluang untuk menunjukkan kekuatan kita di pasar.”

“Setuju! Mari kita bentuk tim media sosial dan mulai memikirkan konten yang menarik,” jawab Lieka, dengan semangat.

Mereka pun merencanakan sesi brainstorming dengan tim media sosial, mencari cara untuk menarik perhatian audiens. Namun, tantangan tetap ada, terutama dari Diana yang juga mengamati perkembangan mereka.

Beberapa hari sebelum acara, Tanier melihat sebuah postingan di media sosial yang mengandung sindiran terhadap perusahaan mereka. “Sangat menarik melihat bagaimana beberapa orang berpikir mereka bisa berinovasi, padahal kenyataannya tidak ada yang bisa menyaingi yang sudah ada,” tulis Diana dalam unggahannya.

Tanier merasa darahnya mendidih. Dia tahu ini ditujukan kepada mereka. “Ini tidak bisa dibiarkan. Kita harus memberikan respon yang tepat,” ungkapnya pada Lieka.

Lieka mengangguk, “Kita harus tetap tenang dan tidak terprovokasi. Biarkan kinerja kita yang berbicara. Kita akan membuat acara ini berhasil, dan itu adalah jawaban terbaik.”

Akhirnya, hari yang dinantikan tiba. Ruang acara penuh dengan klien, influencer, dan rekan bisnis. Tanier merasa bangga melihat bagaimana semua kerja keras mereka terbayar. Lieka berdiri di depan ruangan, memancarkan karisma yang kuat. Dia membuka acara dengan pidato yang menginspirasi, berbicara tentang visi perusahaan dan inovasi yang mereka tawarkan.

Setelah pidato pembuka, Tanier mengambil alih dan memperkenalkan produk terbaru mereka. “Kami ingin memberikan pengalaman yang tidak hanya informatif, tetapi juga menyenangkan. Mari kita lihat apa yang kami tawarkan!”

Acara berjalan lancar, dan para tamu terlihat antusias. Namun, Tanier tidak bisa sepenuhnya tenang. Dia merasakan keberadaan Diana di antara kerumunan.

Tiba-tiba, saat acara berlangsung, Tanier melihat Diana mendekati salah satu klien utama mereka, berbincang-bincang dengan penuh percaya diri. Dia merasa perlu untuk beraksi. Tanier mengingatkan diri sendiri untuk tidak panik, tetapi ketegangan yang dia rasakan mulai meningkat.

“Lieka, aku perlu berbicara dengan klien itu. Aku tidak bisa membiarkan Diana mempengaruhi mereka,” katanya, berusaha tenang.

“Baiklah, tetapi ingat, jaga sikapmu. Kita tidak ingin membuat situasi menjadi buruk,” balas Lieka, menyemangati Tanier.

Tanier beranjak dari tempatnya dan menghampiri klien yang sedang berbincang dengan Diana. Saat dia mendekat, dia mendengar Diana berbicara tentang produk mereka dengan nada merendahkan.

“Sepertinya mereka hanya berusaha meniru apa yang sudah ada. Tidak ada yang baru dari mereka,” ujar Diana dengan nada sinis.

Tanier menghirup napas dalam-dalam dan memutuskan untuk masuk ke percakapan. “Saya pikir Anda mungkin salah, Diana. Inovasi bukan hanya tentang menciptakan hal baru, tetapi juga tentang bagaimana kita memberikan nilai lebih kepada klien.”

Diana menatapnya tajam, “Oh, Tanier, saya tidak tahu apakah Anda benar-benar mengerti tentang bisnis ini.”

“Yang saya pahami adalah bahwa kami telah bekerja keras untuk memberikan yang terbaik bagi klien kami. Itu yang terpenting,” balas Tanier dengan tegas, meski hatinya berdebar.

Klien itu terkesan dengan ketegasan Tanier. “Saya menghargai perspektif Anda, Tanier. Terima kasih telah mengonfirmasi komitmen perusahaan Anda terhadap inovasi.”

Setelah percakapan itu, Tanier kembali ke Lieka, yang menunggu dengan cemas. “Bagaimana? Apa yang terjadi?” tanyanya.

“Dia masih saja berusaha untuk menjatuhkan kita. Tapi aku rasa kita berhasil menjaga kepercayaan klien,” jawab Tanier, merasa lega.

Lieka tersenyum bangga. “Bagus, Tanier. Kita akan terus berjuang dan tidak membiarkan siapapun menggoyahkan posisi kita.”

**Penutup Acara yang Sukses**

Acara berakhir dengan sukses, banyak klien yang memberikan feedback positif. Tanier dan Lieka merasa sangat puas, tetapi mereka tahu bahwa perjuangan mereka belum berakhir. Dengan Diana dan kompetitor lain yang masih ada, mereka harus selalu waspada dan siap menghadapi tantangan berikutnya.

Keduanya bersatu, bertekad untuk saling mendukung dan mempertahankan cinta serta karier mereka di tengah persaingan yang semakin ketat.

---

1
Leviathan
4 like mendarat, semangat, jgn lupa mampir juga saling bantu di chatt story ane
Tanier Alfaruq: ok siap
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!