Sinopsis :
Mozea Cantika alias Zea, si hijaber sekolah yang galak dan tidak suka pelajaran matematika. Alzio Ray alias Zio, si kapten basket ganteng dengan tubuh jangkung, hidupnya sempurna nyaris tidak ada celah. Apa jadinya jika dua orang ini dipaksa menikah karena perjodohan orangtua mereka?.
Di sekolah mereka saling membenci, bahkan saling panggil dengan nama ledekan yaitu si keong dan si kodok. Di rumah mereka harus berakting menjadi pasangan suami istri muda yang romantis untuk menyenangkan hati orangtua mereka. Meski demikian Zea dan Zio sepakat merahasiakan pernikahan mereka dari teman-teman di sekolah.
Kata orang benci dan cinta adalah rasa yang sangat tipis perbedaannya. Mungkin karena terbiasa bertengkar dan bersama, tumbuhlah rasa cemburu dihati mereka, sebuah rasa tidak suka jika milik diri di ambil orang lain. Akankah Zea dan Zio menyadari rasa cinta mereka masing-masing? Dan memberikan cucu seperti yang diharapkan kedua orangtua mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 23 : Pernikahan Rahasia
Selama 3 hari, tim cheers dan band sekolah punya waktu berlatih sebelum tampil di gedung olahraga kecamatan, untuk mengikuti lomba bakat kecamatan tingkat SMA. Zea dan Zio latihan dengan sungguh-sungguh, begitu juga dengan yang lain.
Amara berubah pikiran. Awalnya dia melarang Vani dan Yuni ikut tim cheers tampil karena dirinya tidak bisa ikut, namun dia memutuskan untuk membuat Vani dan Yuni tetap ikut serta. Dengan catatan, saat tampil nanti, Vani dan Yuni bisa membuat kaki Zea cedera seperti dirinya. Vani dan Yuni menurut. Amara sengaja melakukan itu karena dia iri dan tidak suka Zea menggantikannya.
"Guy, besok pagi kita akan tampil, hari ini hari terakhir kita latihan, semoga besok kita bisa juara," ucap Zio, menyemangati teman-temannya.
"Gue sih optimis, apalagi tahun kemaren band kita juga juara," jawab Nina.
"Selama Zio yang jadi vokalis, pasti juara. Suara Zio bagus dan keren, gak kalah dengan tampangnya yang ganteng," puji Denis.
"Gue males denger pujian Lo ke Zio. Bisa makin besar kepalanya. Oh ya, gue capek, gue pulang duluan. Besok kita bakal sibuk," kata Zea.
"Zea, gue ikut Lo," pinta Nina.
"Ayo," jawab Zea.
Zea dan Zio sengaja pulang dengan waktu yang berbeda, agar tidak membuat Arka dan Denis curiga, karena mereka berdua masih belum tau rahasia pernikahan Zio. Zea dan Nina selalu pulang duluan selama tiga hari ini, setelah selesai latihan, kemudian di susul oleh Denis dan Arka. Setelah itu barulah Zio pulang.
Kakek Zio, Adi Ray, sampai geleng-geleng kepala melihat kekompakan Zio dan Zea merahasiakan pernikahan mereka dari Denis dan Arka, serta Nina yang pura-pura tidak tau. Namun kakek Zio tetap menghormati keputusan Zio dan Zea. Toh ini hanya setahun. Setahun kemudian, setelah Zio dan Zea menikah resmi, pasti hubungan mereka akan diumumkan pada publik.
Keesokan harinya, Zio dan Zea tampak terburu-buru berangkat sekolah. Alhasil, mereka berdua memutuskan naik satu motor, yaitu dengan motor besar milik Zio. Mereka akan langsung pergi ke lokasi lomba. Tidak mampir dulu ke sekolah. Lomba akan di mulai pukul 8 pagi.
"Zio, bisa gak jangan ngebut? Lo mau bunuh gue?" teriak Zea. Zea ketakutan karena Zio membawa motor dengan kecepatan diatas rata-rata. Karena itu sejak tadi Zea memeluk erat pinggang Zio. Jika tidak begitu, Zea akan jatuh.
"Gue emang gini naik motor, salah sendiri Lo ikut motor gue," jawab Zio. "Enak juga ngerjain dia pagi-pagi gini. Pelukan Zea ternyata hangat," batin Zio, tertawa kecil.
"Gue nyesel ikut motor Lo. Gue pikir bakal aman, ternyata nyawa gue terancam," omel Zea.
"Tenang aja, Lo gak bakal mati. Kalau Lo mati, paling gue jadi duren alias duda keren," jawab Zio dengan bercanda.
"Enak aja. Lo aja yang mati duluan, biar gue bisa jadi janda kembang," jawab Zea kesal.
"Udah, jangan ngomel lagi. Bentar lagi kita sampai. Nina, Denis dan Arka udah sampai dari tadi," jawab Zio.
"Kalau ada apa-apa sama gue, apalagi sampai gue mati tabrakan, gue bakal jadi hantu gentayangan. Semua cewek yang naik motor Lo bakal gue hantuin juga."
"Ya, ya, ya, terserah Lo."
"Gue serius," jawab Zea.
Perkataan Zea tidak digubris oleh Zio. Bahkan Zea sempat mengomel lagi, tapi Zio malas meladeninya. Zio hanya fokus ke depan, agar mereka lekas sampai di lokasi lomba.
Sepuluh menit kemudian, akhirnya mereka tiba di gedung olahraga kecamatan. Gedung itu cukup besar dan parkirannya cukup luas. Apalagi di dalam, di arena lomba, tidak kalah luas.
"Semua orang sudah berkumpul rupanya," kata Zea.
"Ayo ke dalam, band kita tampil pertama. Tim cheers akan tampil di pertengahan acara," kata Zio. Tangan Zio langsung meraih tangan Zea tanpa permisi. Membuat Zea terkejut. Namun, anehnya Zea tidak bisa menolak tangan itu. Zea hanya diam lalu melangkah mengikuti Zio dengan tangan mereka yang berpegangan erat. Zea dan Zio masuk ke dalam.
Lo itu udah kalaaaaaah jauuuh banget dari Zea...
udah la move on,kek gak laku aja jadi perawan...
putus satu ya cari lagi...
plong kan rasanya....