"Jika kamu masih mengaggap Paman, seperti keluargamu. Maka jangan mau menerima lamaran dari Alvin. Karena dia bukan lelaki yang baik untukmu." ungkap Danu paman dari Fira.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 11
"Maksud Ayah? Emangnya apa yang terjadi pada Fira?" tanya Alvin, setelah berhasil mengontrol degup jantungnya.
"Jangan pura-pura bodoh Alvin, kamu lebih paham apa yang terjadi pada Fira. Kamu lebih paham." sentak Danu.
"Sumpah, aku gak tahu apa-apa Ayah." bohong Alvin, "Ayah jangan menuduhku yang bukan-bukan."
"Benarkah? Dan kenapa ada mobilmu disana? Orang-orang disana masih ingat dengan jelas plat mobilmu." bohong Danu.
"Maaf Ayah ... Fira yang terus-terusan menggodaku." lagi Alvin berbohong.
"Jangan terus berbohong Alvin, itu akan menyebabkan mu untuk kembali berbohong." peringat Danu.
"Sekarang kamu harus tahu, jika Fira sudah menikah. Dan kamu tidak bisa lagi mengharapkannya." lanjut Danu.
"Iya Ayah ,,," lirih Alvin.
"Kamu, harus bisa bahagiakan Raya. Dia anakku yang aku serahkan untukmu. Jadi, jangan kamu sia-siakan dia. Atau kamu langsung berhadapan denganku." ancam Danu, dan langsung meninggalkan Alvin yang berkeringat dingin.
"Sial ,,," gumam Alvin setelah Danu pergi dengan sepeda motornya.
Farhan kembali mengunjungi rumah Fira. Dia datang dengan ditemani oleh Santi. Fira pun, disuruh untuk cuti kerja barang beberapa hari oleh Santi. Karena Santi sadar, mungkin saja Fira menyembunyikan traumanya seorang diri.
"Sudah lengkap semuanya?" tanya Farhan, saat Fira menyerahkan map berupa berkas-berkas untuk kepentingan nikah mereka.
Fira pun menganggukkan kepalanya.
"Boleh, aku minta sesuatu?" tanya Farhan hati-hati. Fira langsung mengangkat wajahnya. Karena sedari tadi dia hanya menundukkan wajahnya.
"Setelah nikah nanti, kita adakan acara resepsi. Kecil-kecilan pun bisa. Karena aku ingin mengundang kerabat-kerabat dekatku." lanjut Farhan.
"Tapi ,,,"
"Jangan khawatir Fira, nanti soal mahan akan kami tambahkan, mungkin kamu bisa gunakan untuk acara resepsi nanti." ungkap Santi, karena tahu apa yang dipikirkan Fira.
Lagipula, Santi tahu, jika Fira tidak mempunyai cukup uang untuk melakukan acara resepsi. Karena sebagian gajinya diam-diam dimintai Marni, sebagai bayaran yang selama ini Danu keluarkan. Dan Marni mengancam, jangan memberitahu pada Danu, atau dia akan mencelakai Asma. Apalagi, Asma tinggal sendirian di rumahnya.
"Sebaiknya pun memang begitu nak, itu sebagai bentuk rasa syukur kita. Memang itu bukan syarat sah nikah, tapi dengan mengadakan resepsi, setidaknya sudah memberitahukan pada khalayak ramai, kalau kamu udah nikah." jelas Asma, melihat keraguan dimata anaknya itu.
"Baiklah, aku setuju." lirih Fira.
Sejak kepulangan Farhan, isu tentang Fira mau nikah pun tersebar satu desa. Bukan apa, Fira mendatangi rumah RT setempat, untuk memintai beberapa surat kelengkapan saat nikah di KUA. Dan kebetulan istri RT yang tukang gosip mendengarkannya. Jadilah, berita itu tersebar kemana-mana.
Raya dan Marni yang mendengarkan isu tersebut dari warga langsung datang ke rumah Fira untuk bertanya. Tetapi, sayang sekali baik Fira dan Asma sama-sama tidak di rumah.
Menurut tetangga mereka, Asma datang ke rumah orang, untuk mengupah menyetrika. Sedangkan Fira, dijemput oleh seorang pemuda tampan menggunakan sepeda motor.
Raya yang penasaran langsung bertanya tipe motor pemuda yang menjemput Raya. Saat mengetahui, tipe motor tersebut, termasuk jadul. Raya dan Marni langsung tertawa terbahak, bahkan ada kepuasan sendiri saat mengetahui pemuda yang menikahi Fira adalah lelaki miskin.
Akhirnya, karena rasa penasaran tingkat tinggi. Raya dan Marni memutuskan untuk menunggu Fira pulang. Dan benar saja, hampir satu jam mereka menunggu. Fira pulang dengan di antarkan oleh Farhan.
Raya langsung tertawa terbahak kala melihat Fira turun dari motor butut Farhan. Begitu juga dengan Marni.
Baik Farhan dan Fira sama-sama mendekati Raya dan Marni yang sedang menertawakan mereka.
"Ini calon suamimu?" cetus Raya menunjuk ke arah Farhan. Walaupun sebenarnya dia sempat mengangumi wajah tampan dari Farhan.
"Iya, ada yang salah?" sahut Fira.
"Gak ada yang salah sama sekali. Bahkan kalian berdua terlihat sangat serasi." kekeh Raya.
"Oo ..." Fira ber o ria.
"Untung ya, nak Alvin nikahnya sama kamu sayang. Kalau gak, sayang nak Alvin nya." ujar Marni.
"Oo ini istri dari mantan mu sayang? Beruntung sekali kamu tidak menikahinya." cibir Farhan. "Lagian, aku juga kasihan sama kamu kalo jadi nikah sama mantanmu itu. Karena kamu terlalu cantik. Kalau dia sih menang badan doang sama kamu." kekeh Farhan balik menghina Raya.
"Apa maksudmu?" teriak Marni tidak terima anaknya dihina.
"Coba anda tanya pada semua orang disini. Cantikan mana anaknya sama calon istri saya ini?" tanya Farhan menaik turunkan alisnya.
"Ayo pulang!" ajak Marni menarik tangan Raya. Karena bagaimanapun, wajah Fira memang lebih cantik dari pada Raya. Dan Marni mengakui itu.
"Oya Bu, tolong dijaga mantunya ya, biar tidak ..." ucapan Farhan terhenti karena dibekap mulutnya oleh Fira.
"Kamu mau semua orang disini tahu? Aku malu." tekan Fira dengan tangan masih di mulut Farhan.
Farhan langsung mengecup tangan Fira yang berada di mulutnya.
"Apa-apaan sih, mesum." ujar Fira melototi Farhan.
"Sama istrinya kan? Jadi kewajiban." kekeh Farhan membuat Fira merona. Bahkan sempat salah tingkah.
"Udah pulang sana." usir Fira setelah mengontrol degup jantungnya.
"Gak ah, rumah ini kan rumah ku juga." ucap Farhan malah duduk di teras, tempat dimana tadi Raya dan Marni duduki.
"Terserah ..." seru Fira malah meninggalkan Farhan dan masuk ke dalam.
Tak lama kemudian, Asma pulang, dia melihat Farhan sendirian di luar. Tidak ada Fira apalagi minuman dan suguhan untuk menantunya itu.
Setelah menyapa Farhan, Asma buru-buru masuk kedalam, dan menegur Fira yang asyik bermain ponsel di kamarnya.
"Nak, kenapa gak kamu bikinin minum untuk Farhan? Bangun lah, temani suamimu, dia duduk sendirian di teras." ujar Asma dari pintu kamar.
"Eh, dia masih diluar?" tanya Fira tidak percaya.
Merasa tidak enak, Fira langsung keluar menemui Farhan. Namun, pemandangan di luar mampu membuatnya sedikit kecewa. Pasalnya, Farhan sedang dikerumuni oleh kaum Ibu-ibu. Bahkan ada dari mereka yang tanpa malu menepuk pelan paha Farhan.
"Ehem ,,," Fira berdehem. Dan langsung membuat Ibu-ibu disana tersenyum ke arah Fira.
Dan Farhan langsung menghela napas lega.
"Eh Fira, dapat dari mana calon suami ganteng gini?" tanya seorang Ibu.
"Ketemu di ujung jalan Bu, tepatnya di belokan kiri yang ada pabrik kosong itu." sahut Fira asal.
"Yang bener aja Fira. Itukan tempat angker itu." sahut Ibu yang bertanya tadi.
"Eh Ibu-ibu sadar gak?" tanya Ibu lainnya yang merupakan teman Marni.
"Apa?" tanya Ibu lainnya berjumlah empat orang.
"Ternyata nak Alvin sengaja menolak Fira, karena Fira ketahuan selingkuh sama si ganteng ini." ucapnya.
"Emang iya Fira?"
"Masak ganteng-ganteng mau jadi selingkuhan sih."
"Eh tapi kayaknya masuk akal deh, dia kan yang jualan buah di depan toko kelontong Fira kerja." ucap seorang Ibu yang baru sadar tentang Farhan.
tp klo crta romantis2 ga ada konflik jg mls bacanya.
berti othor berhasil klo bs menciptakan emosi pembaca kaya aku ini.. gemeshh kali sama org yg ga tau diri dan ga ngaca kaya jalan raya ini.