NovelToon NovelToon
Gamer Siblings Who Become The World'S Apocalypse

Gamer Siblings Who Become The World'S Apocalypse

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Pemain Terhebat / Penyeberangan Dunia Lain / Fantasi Isekai
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Alif R. F.

Samael dan Isabel, dua bersaudara yang sudah lama tinggal bersama sejak mereka diasuh oleh orang tua angkat mereka, dan sudah bersama-sama sejak berada di fasilitas pemerintah sebagai salah satu dari anak hasil program bayi tabung.

Kedua kakak beradik menggunakan kapsul DDVR untuk memainkan game MMORPG dan sudah memainkannya sejak 8 tahun lamanya. Mereka berdua menjadi salah satu yang terkuat dengan guild mereka yang hanya diisi oleh mereka berdua dan ratusan ribu NPC hasil ciptaan dan summon mereka sendiri.

Di tengah permainan, tiba-tiba saja mereka semua berpindah ke dunia lain, ke tengah-tengah kutub utara yang bersalju bersama dengan seluruh HQ guild mereka dan seisinya. Dan di dunia itu, di dunia yang sudah delapan kali diinvasi oleh entitas Malapetaka, orang-orang justru memanggil mereka; Kiamat Dunia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif R. F., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#23 – Diplomat of The Human Empire

Pagi hari di kota Sylvandor, gerbong utusan yang mendahului ribuan pasukan tambahan dari kekaisaran manusia, telah sampai dan berjalan pelan di tengah-tengah kota yang tampak sepi. Penduduk kota tampak bersembunyi di dalam rumah mereka masing-masing, mengintip dari jendela-jendela mereka seakan telah terjadi suatu malapetaka yang membuat mereka begitu ketakutan.

Bisik-bisik bincang dari rumor yang mengerikan dapat didengar oleh Jezebel yang kini berada di gerbong itu, duduk bersama dengan mayat sang Diplomat wanita sungguhan yang kini dibaringkan di bawah kursi panjang yang menyamping.

Terdengar para penduduk berbisik akan betapa mengerikan nya kejadian semalam. Wanita-wanita mereka, baik itu kakak, ibu, adik, sepupu dan bahkan putri mereka yang sedang berada di masa subur, tiba-tiba menghilang begitu saja selama semalaman. Tidak ada jejak atau pun indikasi yang jelas dapat ditemukan oleh mereka, seolah kehilangan mereka adalah hal yang dilakukan oleh dewa itu sendiri.

Di tengah keheningan kota, terlihat dari persimpangan yang mengarah ke kastil pos 9, ratusan pasukan berbaris ke arah gerbong yang ditumpangi Jezebel saat ini. Prajurit-prajurit itu dipimpin oleh dua elf wanita yang menunggangi kuda, berjalan berbaris sambil beberapa kali dari prajurit berhenti untuk mengetuk setiap rumah yang mereka lewati untuk bertanya kepada setiap penghuninya.

Setiap kali penghuni-penghuni rumah keluar untuk menjawab pertanyaan para Prajurit, tampak raut wajah ragu jelas terpampang di wajah mereka, seolah mereka enggan menjawab. Dan setiap kali penghuni rumah memberikan jawaban yang mengecewakan, para prajurit yang bertanya ikut menggelengkan kepala serta menunduk pasrah.

Di sisi lain, Jezebel yang mengintip melalui jendela depan, dapat mendengar itu semua. “Jadi … mereka takut menjawab karena khawatir nasib mereka akan sama seperti seorang pria tua yang mati sesaat setelah membocorkan tentang crow demon. Hmmm … aku tidak ingat, crow demon punya kesaktian semacam itu sebelumnya.”

Dengan gerbong nya yang berjalan begitu pelan, Jezebel bisa melihat salah satu pemimpin mereka yang memiliki rambut perak dengan kulit agak gelap, tampak menatap ke arah nya. Setelahnya, seakan telah menemukan sebuah petunjuk, wanita elf itu pun mulai memacu kuda nya mengarah ke arah gerbong nya.

“Hmmm, sepertinya ini akan menjadi sambutan yang cukup canggung,” kata Jezebel, dan mulai kembali mengetuk kaca depan. “Hei, kau saja yang jelaskan tentang kedatangan kita ke sini. Dan soal surat dari kekaisaran, jangan dibahas dulu. Sampaikan saja, kalau kita adalah diplomat yang mendahului pasukan tambahan.”

“Siap, Nyonya!” balas si pengemudi dengan antusias nya.

Jezebel setelah membunuh sang diplomat asli, ia mendapati sebuah surat yang masih tersegel dengan cap lilin dari kekaisaran manusia. Ia tidak mau merusaknya, dan ia juga tidak mau tahu apa isinya. Namun, ia memiliki firasat bahwa isi surat itu akan menjadi suatu gebrakan pada kota ini. Sehingga, ia memutuskan untuk memilih waktu yang tepat untuk memberikan surat itu ke sang Maharani.

Dan karena alasan itu pula, Jezebel memilih untuk menyamar sebagai diplomat, yang mana untuk sekaligus melihat bagaimana Crow Demon bekerja dari jarak dekat.

Selain itu, ia juga menanyakan tentang banyak informasi kepada sang pengemudi, dari menanyakan identitas sang diplomat asli sampai maksud mereka datang ke kota ini. Tak lupa, Jezebel juga sempat bertanya tentang kota ini yang bernama Sylvandor di pos 9.

Secara tidak sengaja, ia juga mendapatkan informasi tentang teknologi sihir yang digunakan di dunia ini dari perbincangan antara teknisi sihir yang sempat ia lewati. Meski informasi yang ia dapat tentang teknologi sihir masih lah merupakan informasi dasar, namun secara kasar, Jezebel dapat memahami cara kerja dunia ini dengan menggunakan teknologi-teknologi itu.

Sementara itu, sang wanita elf yang terlihat memacu kuda ke arah nya, kini tiba di dekat gerbong nya, dengan berwibawa nya mulai berbicara kepada sang pengemudi. Jezebel yang dengan tenang nya duduk di dalam gerbong, berakting sebagai sosok diplomat yang selalu misterius di mata umum, membiarkan sang pengemudi menjelaskan maksud kedatangan mereka ke Sylvandor kepada Elf itu.

Dari perbincangan itu, Jezebel mendapati bahwa sang wanita elf berambut perak adalah sosok kedua yang memiliki otoritas penuh di pos 9, dan namanya adalah Nanthaliene, sang putri mahkota. Sesaat mendapatkan informasi itu, Jezebel tersenyum puas, membayangkan akan betapa terasa mudahnya perjalanan ini.

Setelah perbincangan yang hampir usai dengan Nanthaliene yang hendak kembali memacu kudanya ke arah pasukan nya, sang pengemudi tiba-tiba bertanya akan keberadaan sang Maharani. Namun sayang, Nanthaliene langsung mengalihkan topik, sembari meminta pemimpin lain yang bersamanya untuk mengawal gerbong, sebelum akhirnya memacu kudanya kembali ke barisan pasukan yang ia pimpin.

“Selamat datang di Sylvandor,” ucap elf wanita lain, pemimpin dari regu pasukan yang kini mengawal gerbong. Elf itu berkulit kecoklatan, berambut perak pendek dan mengenakan zirah kehijauan.

“Terimakasih … nyonya …,” jawab sang pengemudi, tampak ragu karena tidak tahu harus memanggil apa.

“Panggil aku jenderal Illyndra, komandan tertinggi pos 16,” jawab elf itu, Illyndra dengan dada membusung angkuh. Ia tampak memandang rendah sang pengemudi. “Apakah aku bisa berbicara dengan nyonya diplomat?” Sambung nya, bertanya.

Sang pengemudi membuka kaca depan, lalu menoleh ke dalam gerbong. “Nyonya, jenderal Illyndra ingin berbicara kepada anda.”

Jezebel ketika mendengar betapa angkuhnya nada berbicara Illyndra pun tersenyum lebar, membayangkan apa jadinya jika dia benar-benar berada di satu ruangan yang sama dengannya.

“Tidak … tidak bisa. Aku akan berbicara ketika sampai di pos,” jawab Jezebel, dengan santainya.

“Tidak … tidak bisa Jenderal, nyonya diplomat hanya akan berbicara ketika sudah tiba di pos,” lanjut sang Pengemudi menyampaikannya kepada Illyndra.

“Tsk, dasar manusia,” gumam Illyndra, yang mana meski suaranya berbisik, Jezebel dapat mendengarnya dengan jelas.

Jezebel menahan tawanya, sedang jantungnya berdegup kencang karena bersemangat, membayangkan dirinya menghancurkan setiap martabat yang dimiliki oleh elf wanita itu.

Dirinya kini yang mengenakan wujud immortal paragon yang mana seharusnya selalu berpikir objektif karena karma netral yang mutlak, namun sesaat mendengar sikap Illyndra, sifat iblis nya yang kejam dan tersembunyi mulai kembali mendominasi.

Namun mau seberapa keras keinginan Jezebel untuk segera merusak elf itu, ia tetap mengurungkan niatnya karena peredam emosi nya terus kembali bekerja di saat-saat seperti ini.

Jezebel menghela nafas panjang, “haaa, di saat-saat seperti ini, emosi ku malah kembali diredam, padahal tangan ku sudah gatal.”

Beberapa menit kemudian, gerbong pun sampai di tujuan, di depan gerbang pos 9 yang berupa kastil besar dengan atap mengerucut runcing dan berwarna hijau zamrud. Kastil itu dikelilingi oleh tembok setinggi 8 meter, beberapa menara pengawas setinggi 15 meter yang juga beratap runcing, dan parit sedalam 5 meter dan lebar 7 meter di luar nya yang juga ikut mengelilingi kastil tersebut.

“Angkat gerbangnya!” Teriak Illyndra.

Gerbang pun diangkat dan jembatan pun diturunkan. Setelahnya, gerbong yang ditumpangi Jezebel pun mulai berjalan, melintasi jembatan angkat yang baru saja diturunkan, melewati parit yang lebar dan dalam.

Sesaat baru saja melintasi gerbang, Jezebel dapat melihat para prajurit elf sedang berlatih menggunakan pedang cutlass mereka. Di antara mereka, terdapat juga penyihir yang jumlahnya tidak banyak dan ikut berlatih bersama, menembakkan sihir mereka kepada prajurit berpedang yang terus menangkis menggunakan buckler.

“Tampaknya, sihir di dunia ini sama dengan sihir dari WoF,” gumam Jezebel, mengintip dari sela di sisi kiri gerbong. “Dan sihir-sihir yang mereka gunakan juga terlihat seperti sihir level 1 [Arcane Bolt]. Apakah mereka menggunakan sihir selemah itu hanya untuk latihan?”

Tak lama, gerbong yang ditumpanginya pun berhenti. Terlihat para Elf, meski terdapat ukiran lambang kekaisaran manusia di sisi gerbong, mereka tampak masa bodo dan tidak menyambut sama sekali. Begitu juga dengan Illyndra yang hanya duduk di atas kuda nya, seakan menunggu tamu mereka untuk keluar sendiri.

“Haa … oke, oke, kalau itu mau kalian,” gumam Jezebel.

Sebelum beranjak dari kursi panjang, Jezebel menyempatkan diri untuk menoleh ke bawah kursi nya, ke arah tubuh diplomat asli yang sudah tak bernyawa. Kemudian, ia membuka portal di bawah tubuh diplomat itu menggunakan sihir level 8 [Void Portal] untuk men-teleportasi-kan nya ke tempat lain yang sudah ditentukan sebelumnya. Tubuh sang diplomat pun jatuh ke bawah, sebelum akhirnya portal magis tertutup dan menghilang ke kehampaan.

Jezebel beranjak dari kursinya, sementara pintu gerbong pun dibuka dari luar oleh sang pengemudi.

“Silahkan, Nyonya,” ucap sang Pengemudi, membungkuk memberikan hormat.

Jezebel pun berjalan keluar dari gerbong itu. Sesaat keluar, para elf yang awalnya masa bodo, akhirnya melihat ke arah Jezebel dengan tatapan takjub. Begitu juga dengan Illyndra yang ikut terperangah, sambil turun dari kuda nya, dan mulai berjalan menyambut Jezebel.

Para elf yang memiliki tubuh tidak lebih tinggi dari manusia, kini menyaksikan betapa tinggi nya Jezebel melebihi dari manusia yang pernah mereka temui, yang mana meski memiliki tubuh yang tinggi, Jezebel juga tetap terlihat anggun dengan kemolekan dan kecantikan parasnya, sedang aura kewibawaannya benar-benar ikut terpancar kuat.

“Mmmm … saya tidak pernah mengira, sang diplomat akan se anggun dan secantik anda, Nyonya,” ucap Illyndra mulai mencium tangan Jezebel, sesaat Jezebel turun dari gerbong yang dia tumpangi. Illyndra kembali berdiri tegak, menatap Jezebel dengan sopan. “Jika berkenan, maukah anda memberitahu nama anda?”

Jezebel tersenyum miring dan berdengus pelan. “Diana … namaku adalah Diana. Kalau begitu, salam kenal Jenderal Illyndra.”

“Salam kenal juga, Nyonya Diana,” balas Illyndra, tersenyum bangga.

“Oh, sebelum kita memulai perbincangan yang sempat disinggung oleh mu tadi, aku ingin memberikan surat ini,” ucap Jezebel, menyindir sambil memberikan surat yang ia temukan dari mayat Diplomat yang asli. “Dan tolong sampaikan kepada paduka.”

“B-baik, Nyonya Diana, saya pasti akan menyampaikannya,” balas Illyndra yang tampak gugup.

“Kalau begitu, tunjukkan kamar tamu nya, aku ingin istirahat segera,” ucap Jezebel yang kini memandang rendah Illyndra.

Illyndra tampak menoleh ke sekitar nya sebelum akhirnya memanggil seorang prajurit elf yang tampak terpaku terus memandangi Jezebel dari kejauhan di pinggir lapangan. “Hei, kau, kemari lah!” tunjuk Illyndra, berteriak memanggil prajurit itu.

Prajurit itu pun berlari bergegas mendatangi Illyndra. “Siap, jenderal! apakah anda membutuhkan sesuatu?” tanyanya, dengan sikap siap dan tegap, sambil sesekali matanya melirik ke arah Jezebel.

“Siapa namamu?” tanya Illyndra.

“Siap, Sylion!” jawab prajurit itu, Sylion, dengan tegas.

“Baik, kalau begitu, tolong antarkan Nyonya Diana ke ruangan nya,” ucap Illyndra, “dan juga, sekaligus jadilah pengawal Nyonya Diana selama beliau ada disini, mengerti?”

“Siap mengerti, Jenderal!” balas Sylion, kemudian memutar badannya menghadap Jezebel. “Mari, nyonya Diana, saya akan mengantar anda dan akan menjadi pengawal anda selama anda ada disini,” lanjutnya sambil mengulurkan tangan nya.

Jezebel dengan kedua tangan masih di depan perut nya, berdiri dengan anggun, mulai berjalan melewati Sylion sambil menghiraukannya dengan dagu terangkat. “Mari … tunjukkan jalannya. Aku ingin segera beristirahat.”

“B-baik, Nyonya,” balas Sylion yang langsung berjalan melewati Jezebel, dan berjalan di depan nya.

Jezebel pun tiba di lantai atas, di sebuah menara di kastil yang merupakan wisma tamu. Beberapa lama kemudian, ia kini berdiri di pinggir jendela, melihat keluar ke arah pasukan lain yang baru saja memasuki area kastil.

“Hmmm, sepertinya mereka sudah menjalankan nya dengan baik,” gumam Jezebel, memandang ke lapangan kastil di bawah, ke arah Nanthaliene yang tampak sedang murka.

“Master, kami sudah menangkap elf itu, dan ternyata kemampuan sihir nya benar-benar lemah,” ucap seorang Crow Demon yang tiba-tiba muncul di belakang nya.

Jezebel tersenyum tipis, masih memandang ke bawah, ke arah kerusuhan yang terjadi setelah menghilangnya maharani mereka. “Jangan serahkan dulu dia kepada Arachnid, aku ingin berbincang sebentar dengannya,” ucapnya, menoleh sedikit sambil mengeluarkan sebuah kalung dari dalam inventaris nya. “Dan untuk berjaga-jaga, pakaikan [Collar of Deprivation] ini untuk menyegel kemampuannya.”

“Baik, master,” balas Crow Demon itu, mengambil kalung itu sebelum akhirnya kembali menghilang ke dalam kegelapan.

Di tengah kota Sylvandor, kejadian memilukan baru saja terjadi, regu pasukan yang dipimpin langsung oleh sang Maharani kekaisaran Elf, kini telah dimusnahkan oleh kelompok yang sejak malam telah meneror kota itu dengan menculik para wanita nya.

Sementara kini, sosok di balik malapetaka itu telah menyusup ke dalam barisan mereka, sebagai diplomat dari kekaisaran manusia.

***.

Bersambung ….

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!