JANGAN BOOM LIKE 🙏🏻
Di tengah kehancuran yang ditinggalkan oleh amukan Liora Ravenscroft, putri bungsu dari Grand Duke Dimitri Ravenscroft, ruangan berantakan dan pelayan-pelayan yang ketakutan menggambarkan betapa dahsyatnya kemarahan Liora. Namun, ketika ia terbangun di tengah kekacauan tersebut, ia menemukan dirinya dalam keadaan bingung dan tak ingat apa pun, termasuk identitas dirinya.
Liora yang dulunya dikenal sebagai wanita dengan temperamental yang sangat buruk, kini terkejut saat menyadari perubahan pada dirinya, termasuk wajahnya yang kini berbeda dan fakta bahwa ia telah meracuni kekasih Putra Mahkota. Dengan mengandalkan pelayan bernama Saina untuk mengungkap semua informasi yang hilang, Liora mulai menggali kembali ingatannya yang tersembunyi dan mencari tahu alasan di balik amukannya yang mengakibatkan hukuman skors.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosalyn., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RENCANA PERNIKAHAN
...22...
Hari semakin malam, Liora sudah bersiap untuk tidur. Ia menatap Finnian yang terbaring tak sadarkan diri, kini tampil bersih dan rapi. Piyama yang dikenakan Finnian terlihat sedikit kebesaran di tubuhnya yang ramping.
Senyuman perlahan menghiasi wajah cantik Liora. Ia meraih rambut Finnian dengan lembut, menatapnya penuh kekaguman. Rambut Finnian berwarna lavender dengan tekstur halus, jenis rambut yang tidak mungkin dimiliki manusia biasa, melainkan hanya bangsa elf.
“Finnian, aku berjanji... Aku akan membuatmu sadar secepatnya. Namun, aku juga harus menemukan cara agar kau bisa menyamar sebagai manusia,” gumam Liora.
Ia sempat berpikir untuk meminta bantuan dari Nichol. Terlebih, apapun yang ia pinta pasti Nichol akan mengabulkan permintaannya. Rasanya cukup bersyukur saat memiliki seseorang yang selalu berada di pihaknya. Hanya Nichol seorang, keluarga yang dapat ia percaya.
"Nichol sudah banyak memberikan sesuatu untuk Liora. Sekarang, aku harus membalas semua kebaikan Nichol. Mungkin, dengan begini Liora bisa tenang di sana." monolog Liora, sambil tersenyum dengan mata mulai memberat.
Seiring malam semakin larut, Liora tak dapat menahan kantuknya. Ia menguap kecil dan perlahan terlelap, jatuh ke dalam dunia mimpi yang indah dan damai.
Sepertinya esok adalah hari yang melelahkan. Namun, bukan berarti ia akan menyerah untuk menjalani hari-hari yang panjang.
...****************...
Pagi tiba dengan cepat. Sinar mentari pagi yang cerah menyinari kamarnya, terasa hangat dan nyaman di kulit. Liora terbangun dari tidurnya dan langsung menatap Finnian yang masih tak sadarkan diri. Meskipun matanya terpejam, Finnian tetap terlihat memukau.
“Aku harus menyiapkan kamar untuk Finnian. Kamar yang hanya aku dan Saina yang mengetahuinya,” gumam Liora sambil berpikir keras. “Loteng mungkin pilihan terbaik. Kamarnya cukup besar dan jarang dikunjungi orang lain. Setidaknya, tempat itu akan menjadi tempat aman sementara.”
Liora bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan mendekati lonceng. Ia menariknya untuk memanggil Saina, yang biasanya membantu Liora dengan rutinitas paginya.
Tak lama, terdengar ketukan pintu dari luar. “My Lady, ini saya,” ucap Saina agak keras.
“Masuklah, Saina.”
Pintu kamar terbuka perlahan. Saina mengintip sejenak sebelum melangkah masuk dengan ekspresi sedikit canggung. Liora segera menyadari gelagat aneh Saina. Dengan rasa penasaran, ia memutuskan untuk bertanya, “Ada apa, Saina?”
Saina tampak ragu, ia menggaruk tengkuknya, tampak bingung ingin mengatakan apa. Liora semakin penasaran dan akhirnya menatap Saina tajam, mendesaknya untuk berbicara.
“Apa yang terjadi? Kenapa kau bertingkah seperti ini?” tanya Liora dengan suara mendesak.
“Anu, My Lady... Di bawah ada Putri Kedua Valenmore. Beliau datang bersama Tuan Duke Kecil,” jelas Saina.
Alis Liora langsung terangkat tajam. “Mengapa dua manusia menyebalkan itu bersatu?” ujarnya dingin. “Sejak kapan mereka di sini?”
“Kira-kira satu jam yang lalu, My Lady. Sekarang mereka sedang menikmati teh di rumah kaca mendiang Duchess,” jawab Saina sambil menjelaskan bagaimana Putri Aurelia dan Beans, Duke Kecil, menghabiskan waktu bersama di kediaman Valenmore.
Liora merasa canggung mendengar berita itu. Pikirannya berkecamuk. Mengapa dua orang yang tidak menyukainya tampaknya mulai bersatu? Meski ia dapat membaca niat Aurelia dengan jelas, Liora memilih untuk tidak mempedulikan mereka. Masih banyak hal lain yang lebih penting daripada ikut campur dalam hubungan dua orang yang menurutnya menyebalkan.
“Sudahlah, aku tidak ingin tahu lagi. Biarkan mereka berdua bersama. Lagipula, mereka cocok, sama-sama bermulut tajam,” jawab Liora dengan datar. “Siapkan pakaianku. Aku ingin piknik hari ini.”
“Baik, My Lady.”
Setelah semua persiapan selesai, Saina membantu Liora mengenakan gaun ringan berwarna pastel dengan motif bunga-bunga kecil. Gaun itu menonjolkan kesan kelembutan dan elegansi Liora hari ini.
Setelah sarapan sederhana, Liora melangkah keluar menuju taman. Udara pagi yang segar menyambutnya begitu ia keluar dari ruangan utama kediaman Ravenscroft. Taman dipenuhi bunga-bunga warna-warni yang sedang bermekaran, sementara tak jauh dari sana, sekelompok ksatria tengah berlatih teknik pedang dengan intens.
Liora duduk di bangku marmer di bawah naungan pohon besar, menyesap teh hangat yang telah disiapkan Saina. Matanya sesekali melirik para ksatria yang berlatih. Namun, pikirannya kembali melayang pada Finnian, elf kecil yang masih tak kunjung sadar.
“Bagaimana aku bisa menyembunyikannya jika dia terus tak sadar?” gumamnya pelan. “Loteng mungkin aman untuk sementara, tapi aku butuh rencana jangka panjang.”
Tiba-tiba, Liora mendengar langkah kaki mendekat. Saina datang membawakan keranjang piknik berisi makanan ringan serta minuman dingin. Namun, sebelum Liora sempat berterima kasih, ia menyadari kehadiran orang lain di dekat mereka.
Liora berbalik dan melihat Beans berdiri tak jauh dari tempatnya. Dengan rambut hitamnya yang diikat setengah, Beans tampak angkuh seperti biasa, meski tak bisa disangkal, rupanya sangat memikat.
“Jadi, kau bersembunyi di sini?” suara Beans terdengar ringan, namun ada nada sinis yang tersembunyi di baliknya.
Liora mengangkat alis, tak terkesan dengan kehadiran kakaknya. “Tidak bersembunyi, hanya menikmati pagi yang tenang,” jawabnya dingin.
Beans mendekat dengan senyum kecil di bibirnya. “Aurelia ingin bicara denganmu. Tapi aku bilang padanya bahwa kau tak tertarik. Benar, kan?” ejeknya.
“Benar sekali,” balas Liora tajam. “Aku tak tertarik pada percakapan basa-basi kalian.”
Beans tertawa kecil, tatapannya penuh hiburan. “Tenang saja, Liora. Kau akan segera mendapatkan kakak iparmu. Aku akan menikahi Aurelia tak lama lagi.”
Liora menipiskan pandangannya. “Peduli apa aku? Mau kau menikah atau melajang seumur hidup, itu bukan urusanku.”
Beans mengepalkan tangannya, wajahnya menegang. Tanpa sepatah kata, ia berbalik dan pergi.
Liora tersenyum sinis, merasa puas telah mengusir pengganggu itu. Ia kembali menyesap tehnya dengan tenang, seolah tidak terjadi apa-apa.
Saina yang diam selama percakapan itu akhirnya angkat bicara. “My Lady, apakah Anda benar-benar akan mengabaikan hubungan Putri Aurelia dan Duke Kecil?”
Liora tersenyum tipis. “Tentu saja, Saina. Tapi jika mereka berani menggangguku, aku tak akan ragu menghancurkan mereka berdua.”
Saina mengangguk mengerti. Ia akan selalu mendukung apapun keputusan yang diambil oleh Liora. Meski demikian, ia cukup khawatir terhadap sikap Beans yang semakin hari, semakin keterlaluan kepada Liora.
"Sebaiknya jangan terlalu banyak terlibat dengan Duke kecil, My Lady. Duke kecil adalah orang yang keras. Beliau tidak akan segan-segan menyingkirkan orang-orang yang tidak beliau sukai." ucap Saina, memberikan saran.
"Meski kepada adiknya sendiri?" ujar Liora, sudut bibirnya sedikit terangkat.
Saina hanya diam. Di matanya tergambar kekhawatiran yang besar. Liora hanya bisa tersenyum melihat seseorang yang terlalu mengkhawatirkan keadaannya secara berlebihan. Meski sedikit berlebihan, ia sangat tersentuh akan hal itu.
"Aku tahu, Saina." ujarnya, tersenyum lembut.
...^^To be Continued^^...
Terima kasih banyak telah meluangkan waktu untuk membaca ceritaku. Dukunganmu berarti segalanya dan memberi semangat untuk terus berkarya!
Jangan lupa Like dan Komen ^^