Putri, seorang mahasiswa semester 3 dengan pribadi yang tenang dan lembut, menyimpan rahasia kecil.
ia bekerja paruh waktu sebagai pelayan di sebuah kafe. Namun, yang seharusnya menjadi tanda ketangguhan dan tanggung jawab, menjadi sumber perundungan. Teman-temannya membuat dugaan bahwa Putri bekerja karena kekurangan ekonomi.
Situasi memburuk ketika Fabian menyebarkan berita bohong bahwa dia dan Putri pernah tidur bersama, sebuah tuduhan yang sepenuhnya tidak berdasar. Berita ini seperti api di tengah hutan kering, seketika Dia harus menghadapi masalah yang serius.
Meski demikian, Putri tetap tangguh, menahan semua kepedihan dengan anggun. Namun, di tengah kegelapan ini, ada cahaya yang mulai muncul dari sosok Rafiy, siapakah Rafiy ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lovey Dovey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
5
Aza telah pulang setelah mengantar Haira tadi. Sekarang di ruang tamu rumah Neneknya ada Kakek, Nenek, Haira, dan Nova
"Kakek kira kemarin kamu menginap di rumah Nova, ternyata kamu malah nginep di apartemen pacarmu" Ucap Kakek Haira
"dia bukan pacar aku Kek" bantah Haira
"Yaampun, cucu kakek sudah besar, kenapa malu malu mengakui dia pacarmu?" Kakek Haira mengelus rambut Haira
Haira menggigit bibirnya, kenapa hatinya berdetak lebih kencang saat semua orang mengatakan kalau Aza pacarnya.
"Oh ya, Mamah kok bisa ada disini?" Tanya Haira bingung karena Mamah nova kok ada di rumah neneknya, padahal jarang sekali mamahnya itu berkunjung ke rumah neneknya
"Kemarin Sissy bilang dia mau nginep disini, Nova tidak mengijinkan, tapi tiba tiba Sissy tidak ada di rumah, Nova pikir dia ngeyel mau menginap disini, jadi dia kesini tapi ternyata Sissy tidak ada disini, Tidak lama Sissy ngabari kalau dia nginep di rumah pacarnya" Jelas Nenek Haira
"Nova, Mau sampai kapan kamu ngelarang anakmu bermain dengan anakmu yang lain" Ucap Kakek Haira
"Dia bukan anakku"
Haira merasa sangat sedih karena nova ngomong seperti itu, sebenarnya dia sudah biasa diperlakukan seperti ini, tapi tetep saja rasanya sangat sakit, Haira tidak kuasa menahan air matanya hingga akhirnya ia pergi dari sana
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Haira menjatuhkan tubuhnya di kasur dan meratapi nasibnya, ia menangis sejadi jadinya
"hiks 😭 Mama hiks mama 😭Haira sayang mama 😭"
.
.
.
"Ra.. Nenek boleh masuk?"
Haira mengusap air matanya "Boleh, masuk aja nek"
"Kamu lagi apa? '' Ucap Nenek Haira sambil mengambil duduk di dekat Haira yang masih di kasur
" Gak lagi apa apa"
"Nenek boleh crita?"
Haira mengangguk
"Mamah kamu itu sebenarnya anak yang baik, dia mungkin bersikap seperti itu karena kejadian masa lalunya, nenek yakin Hairaii sayang kan sama mamah Nova?"
"Aku sayang sama mamah"
"Nah sama kayak mamah Nova, dia sebenarnya sayang kok sama Haira cuma mungkin hatinya masih tersulut emosi, wajar lah gadis mana yang gak sakit hati pacarnya gak mau bertanggung jawab atas kehamilannya, Untung saja ada Papah Rey, jadi Mamah kamu gak stress stress banget, dan kamu juga Haira, kamu sekarang udh punya pacar, nenek cuma mau peringatan, hati hati, pacaran sewajarnya aja, jangan sampai kelewat batas, jangan seperti yang dilakukan mamah kamu dulu ya"
"Meskipun Kak Aza bukan pacar aku, tapi aku paham kok nek, kalau suatu saat aku punya pacar, aku janji aku gak bakal ngelakuin hal yang sama kyk mama, aku ngerti batasan kok nek dan aku juga yakin suatu saat, mamah juga bakal sayang sama aku, bakal ngakuin aku anaknya dia, Makasih ya, Nenek sama kakek udah mau nerima Haira sebagai Cucu kalian"
"Kamu, sissy Semua Cucu kita, gak ada yang membedakan, Sama sama lahir dari Rahim Nova"
***
Malam hari di rumah Nova
"Sissy Pulang" Ucap sissy setelah masuk ke dalam rumahnya
"Sissy habis dari mana? Kok baru pulang?" Nova menghampiri sissy yang baru pulang
"Kenapa mamah Peduli?, mamah aja gak ngebolehin sissy nginep di rumah nenek, jadi terserah sissy lah mau nginep dimana"
"Lohloh, kamu kok ngomong gitu sihh, Justru itu karena mamah sayang sama sissy"
"Sayang? Kalo sayang seharusnya mamah gak ngebatesin aku buat main sama kakak aku sendiri" sissy Meninggalkan Nova dan masuk ke kamarnya
***
Di apartemen Aza
"Wil, lo pernah gak sih suka sama cewek?"
"Ngadi ngadi ya pertanyaan lo, ya yalah, gue kan cowok sukanya sama cewek masak suka sama cowok.. Dihh homo"
"Bukan gitu maksud gue, maksud gue tu kayakk, emm,itu tu.. kayak...lo sukaa.. "
"ngapa lo? Gelagapan kayak gitu? Lagi suka sama cewek? Siapa?"
"Emm ada sih"
"wahh parah lo, gak crita sama gue, siapa sih"
"Ada deh haha"
"Njiir, trus ngapain lo tanya tanya kyak gitu"
"Yaa gue pengen tau aja, lo kalo nembak cewek kyak gimana sih"
"Hahahaa makanya jangan jomblo trus, gaada pengalaman kan lo"
"Gue serius nih Wil, gausah bikin mood gue hancur ye"
"Iyee iyee, lo itu nanya apa gimana sih, kalau masalah cewek lo datang ke orang yg tepat hahaaha, biasalah udah pengalaman gue hal hal kayak gitu"
Aza memutar bola matanya malas.
"Jadi...."
***

***
"Loh Cucu kakek sudah cantik sekali, mau kemana?" Ucap kakek Haira setelah melihat Haira sudah rapi dan cantik saat keluar rumah
"Ehh kakek, Haira mau keluar dulu, boleh?" Haira menghampiri kakeknya yang sedang olahraga pagi didepan rumah
"Tentu saja boleh, Sama siapa?"
"Sama Kak Aza"
"Aza? Ahh cowok kemarin itu? Jadi kamu mau nge date sama pacar kamu"
"hmm sebenarnya dia bukan Pa-....." Perkataan winter terpotong dengan datangnya neneknya dan langsung mengijinkannya
"nenek ijinkan, sudah, kamu pergi saja sama Pacar kamu, bersenang senanglah, Kamu berhak bahagia, mungkin kebahagianmu datang dari nya"
"Yaudah, Haira Pamit dulu ya Kek, nek" Haira mencium tangan Kakek dan Neneknya
"Iyaa pergilah nak"
***
Aza mengajak Haira ke Taman Mentari
"lo sering kesini?" Aza memulai pembicaraan
"Biasanya kalau aku lagi sedih aku suka kesini untuk menenangkan hati dan pikiran ku"
"Kenapa sedih?"
"Hm?"
"Jangan sedih, gw ikutan sedih" Aza mengusap pipi Haira yang tidak ber urai air mata seolah oleh ia sedang mengusap air matanya
Haira hanya tersenyum
"Ahh Ra?"
"ya?"
"Gw pgn lebih deket sama lo, gw pgn jadi cowok yang selalu ada buat lo"
Haira Terkejut mendengar perkataan Aza, tidak mengira Aza akan mengatakan itu, Haira dengan malunya tidak bisa berkata-kata dan hanya terdiam lalu tiba tiba ada seorang cowok menghampiri nya dan menepuk pundaknya, Haira terkejut lalu menoleh begitupun dengan Aza
"Halo"
"Fabian?" Ucap Haira kaget melihat seseorang yang ia kenal
"Oh ternyata kau cepat move on juga ya" Fabian melihat ke arah Aza dengan tatapan sinis
Aza tidak tau menahu soal cowok ini
"Apa kamu sudah sembuh?" Tanya Haira
"kamu sungguh menanyakannya?, dimana kamu saat aku sakit?"
"Aku sudah pernah menjelaskannya, kenapa membahas hal ini lagi"
"Cihhh, Dasar kau wanita j*alang"
"HEI, Jangan berkata kasar terhadap Haira, dan siapa kau?"
"o? Dan siapa kau? Apa kau tuli? Kau tidak dengar tadi Haira memanggil namaku?"
Aza meremas celananya, ia tidak tahan dengan kelakuan orang ini
"Hentikan, za kenalin dia Fabian"
"MANTAN PACARNYA PUTRI" Saut Fabian dengan Keras
Aza terkejut mendengar pernyataan fabian, ia menatap Haira
"Mantan?, Sejak Kapan?" Haira bingung mendengar perkataan Fabian
"Kita pernah pacaran honey, apa kau lupa?"
"Heh, Kita gk pernah ngejalin hubungan apa-apa jadi jangan ngaku ngaku kalo kita pernah pacaran ya"
"Apa bermalam denganku itu tidak cukup untuk membuktikan kalau kita pernah menjalin hubungan? Bahkan sentuhan sentuhan mu, aku bisa mengingat itu dengan sangat jelas" Fabian mengelus rambut Haira
"HEI, kau laki laki tidak waras, sejak kapan aku menghabiskan malam denganmu" Haira menepis tangan fabian dan ia mulai emosi dengan perkataan Fabian
"Jangan berlagak bego Ra"
"Wait wait wait, ada apa ini? ada apa dengan kalian?" Aza yang nampak bingung tiba tiba memotong pembicaraan mereka
"Bro, Biar ku ceritakan dari awal, kalau kita itu.."
"cukup Bian, jangan membuat keadaan menjadi buruk, pulanglah, istirahat, jaga kesehatanmu, kau terlalu sakit untuk menceritakan ini"
Fabian sedikit merasa kesal karna Haira bersikap seperti itu padanya, mau tidak mau Fabian harus pergi meninggalkan Aza dan Haira tapi sebelum itu dia mengusap rambut Haira dan membisikan "Aku pulang dulu honey"
Aza yg melihatnya merasa sangat cemburu
"Siapa dia?" Tanya Aza setelah fabian pergi dari sana
"Fabian, dulu kit-... "
"Ooh jadi dia, Fabian yang menyebarkan issue itu?"
Perkataan Haira terpotong
"Dibayar berapa kamu?" Ucap Aza
"M-maksud kamu?"
"Kamu bermalam dengannya"
"enggak,katanya kamu gak percaya sama issue itu?"
Aza mengangkat bahunya
"Setelah ngeliat sendiri, Who know? , Apa yang lo jual demi uang?, Tenaga? Waktu? Tubuh?"
"Aku gak pernah bermalam dengan laki2 manapun termasuk dia, apa kamu lebih percaya sama orang yang gak kamu kenal dan baru kamu temui" Haira sedikit emosi
"Gw gak mau menjual 10 menitku dengan lo"
"Hah? Jadi Kamu sungguh berpikir aku adalah perempuan seperti itu? Aku pikir kamu beda dari laki laki lain, aku memberikan nomerku cuma cuma pada laki-laki yg baru aku kenal, aku mau pergi denganmu, karena aku percaya sama kamu, tapi kamu? Dimana hati dan pikiranmu? Setidaknya bertanyalah dulu sebelum mengatakan itu, aku kecewa sama kamu"
Setelah mengatakan sesuatu yang panjang lebar, Haira pergi dari sana meninggalkan Aza dengan mata berkaca-kaca
***
.
.
.
.
.
.
.
To be continued