Anindiya Dianka Putri
Gadis cantik yang harus rela menelan pil pahit di hari pernikahan nya. Sang calon suami membatalkan pernikahan mereka tepat di hari pernikahan mereka karena dia harus menikahi gadis lain setelah empat tahun mereka menjalin asmara namun semua nya hancur dalam sekejap
Sekuat apakah hati Anin menghadapi semua ini, akan kah kebahagian datang menghampiri serta bisa mengobati luka hati yang sedang dia derita dan apakan Anin mau membuka hati nya kembali setelah pengkhianatan itu.
Hingga datang seseorang di hidupnya, mengacaukan kinerja otak nya, mengenalkan diri dengan status yang berbeda dengan diri Anin.
Bagaimana kelanjutan nya apa mereka bisa menerima status satu sama lain
Cerita hasil karya sendiri....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Defri yantiHermawan17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gadis Yang Aku Cintai
'Ku tandai kau!"
Mata hitam legam Damar terus saja memindai laki laki yang terlihat penuh harap pada Anin agar gadis itu mau mendekat serta berbicara padanya. Namun Anin malah mengeser tubuh nya lebih merapat pada Damar yang terlihat angkuh sembari melipat kedua tangan nya di dada.
"Pliss Nindiya kasih mas kesempatan untuk bicara sama kamu, Mas butuh maaf dari kamu."
ternyata dugaan Damar tepat sekali kalau lelaki yang di maksud oleh Anin malam itu rupaya si brengsek ini, dan ternyata wanita sialan yang sudah merusak semua kebahagian Anin adalah mantan adik ipar nya ck ck ck dunia memang sempit ya, tidak kakak tidak adik sama sama minus akhlak.
"Kak, kita pergi aku udah selesai makan nya." Anin terlihat memohon pada Damar, namun Damar hanya menampil kan senyum manis nya pada Anin sembari menyelipkan anak rambut yang menghalangi mata nya.
"Kamu yakin tidak mau mendengar alasan klasik laki laki ini."
Anin sedikit tersentak saat mendengar ucapan Damar, apa Damar sudah mengetahui semua masa lalu nya termasuk pernikahan gagal nya bersama laki laki yang tengah menatap nya penuh harap itu.
Anin menggeleng kan kepalanya yakin, sedang kan Tirta terlihat memicingkan mata nya pada Damar. Tirta menebak nebak ada hubungan apa antara Anin dengan mantan suami kakak ipar nya itu. Kalau mereka ada hubungan khusus berarti Anin tidak bisa mendapatkan laki laki yang jauh di atas nya, Uriena saja membuang laki laki sombong ini apa yang mau di banggakan oleh Anin dari laki laki ini.
"Kau, bicaralah kalau ingin bicara."
"Kak!"
Anin menyentak Damar ketika Damar malah menyuruh Tirta untuk bicara, Anin benar benar tidak habis pikir dengan Damar mau nya apa sih dia. Anin terlihat menatap Damar penuh jengkel sedangkan yang di tatap hanya menampilkan senyum santai nya sembari melingkarkan tangan nya di pinggang Anin yang sedang duduk di samping nya.
"Mas mau bicara berdua sama kamu, tanpa ada nya orang asing."
Tirta menatap ke arah Damar saat kata orang asing itu terucap dari mulut nya. Damar pun tahu kalau kata kata Tirta itu tertuju padanya
"Mau bicara atau tidak itu bukan urusan aku, Kak Damar akan tetap di sini. Kalau anda keberatan silahkan pergi dari ini toh saya tidak menyuruh anda kemari dan menganggu acara makan siang kami. Dan satu lagi kalau bukan karena kak Damar yang minta agar aku untuk mendengarkan ocehan tidak berguna mu itu aku juga tidak akan mau."
Anin ber bicara panjang lebar, sembari menatap Tirta yang terlihat masih berdiri di tempat sembari menundukan kepalanya. Namun tiba tiba Tirta mendekat dan berlutut di samping Anin yang membuat gadis itu tersentak kaget.
"Maaf, tolong maafin mas Nindiya. Mas cuma butuh maaf dari kamu, dan Mas butuh kamu untuk bisa nemuin mama di rumah sakit. Mama selalu mengigaukan nama kamu Nin, Mama sedang sakit dan ingin ketemu sama kamu."
Anin bangkit dari duduk nya membuat Tirta tersenyum namun senyum nya pudar saat Anin membawa kursi yang dia duduki untuk berpindah tempat ke sebelah Damar.
"Maaf tapi saya sudah tidak ada urusan lagi dengan anda tuan Mahendra, tidak dengan anda maupun keluarga anda. Saya tidak akan pernah mau berurusan dengan apa pun yang menyangkut keluarga Mahendra kecuali Lina sahabat saya. Jadi saya harap anda mengerti dengan itu semua."
Tirta terlihat menghela nafas nya sembari bangun dari berlutut nya, Tirta menatap Anin sendu namun penuh dengan perasaan yang campur aduk antara rasa bersalah, kecewa,emosi dan rasa rindu.
"Tapi ini Mama yang minta Nindiya bukan Mas, mama yang pernah menyayangi kamu seperti anak kandung nya sendiri. Mama bahkan lebih sayang sama kamu dari pada sama Mas, pliisss ini semua memang kesalahan Mas tapi tolong jangan libatkan mama sama kesehatan nya. Mas tau kamu masih punya hati dan rasa iba di hati kamu Nin jadi mas mohon."
Anin mendelikan matanya saat mendengar Tirta berbicara tentang hati, manusia yang tak berhati sok sokan berbicara tentang hati astaga Anin ingin tertawa mendengar nya.
"Hati? Anda berbicara soal hati pada saya tuan Mahendra yang terhormat." Anin menarik nafas nya dalam dalam sembari menatap tajam pada Tirta yang menatap nya serius
".....HATI SAYA SUDAH MATI SAAT ANDA MEMBUNUH NYA DI HARI DAN TANGGAL DIMANA ANDA LARI SEPERTI SEORANG PECUNDANG,DAN MEMILIH BETINA LAIN UNTUK ANDA NIKAHI TIRTA MAHENDRA....Jadi jangan pernah berani berbicara soal hati."
Anin berbicara dengan menggebu gebu deru nafas nya naik turun menahan amarah serta rasa sakit dalam dada nya. Damar yang melihat Anin berbicara histeris pada Tirta langsung memeluk nya agar Anin bisa tenang. Sedangkan Tirta, laki laki itu terlihat mematung mendengar ucapan serta nada bicara Anin yang tinggi padanya hingga membuat atensi orang orang di sana mengarah pada mereka.
Tirta semakin mengepalkan tangan nya saat melihat Anin berada dalam pelukan laki laki itu. Tirta yakin kalau mereka pasti ada hubungan spesial, karena Tirta tahu kalau Anin bukan gadis gampangan yang mau sembarangan di sentuh oleh orang lain.
"Oh mas ngerti sekarang, ini alasan kamu yang gak mau dengerin mas saatmau berbicara dengan kamu. Kamu sudah punya pengganti mas rupanya, tapi kenapa kamu memilih laki laki sombong ini. Apa kamu sudah tidak bisa mencari laki laki yang lebih dari mas huh....."
Tirta terlihat meremeh kan pada Damar, Anin yang ada didalam dekapan Damar sudah siap meluapkan emosinya kalau saja Damar tidak terus terusan menggumamkan kata penenang pada dirinya saat di dalam dekapan nya.
".....dia duda Nin, Uriena saja membuangnya kenapa kamu malah memungutnya Nindiya. Apa yang sudah dia berikan padamu, harta,kehormatan, nama baik, apa yang dia berikan yang tidak bisa Mas berikan untuk mu. Atau...... kamu sendiri yang sudah memberikan tubuh kamu pada laki laki sampah ini huh."
Damar yang tadi nya masih tenang dan santai walau pun Tirta menghina serta menginjak nginjak harga dirinya, seketika amarahan nya naik saat mendengar laki laki brengsek itu menghina harga diri Anin sebagai seorang wanita.
BUUGGHHH...
"JAGA UCAPAN MU BANGSAT!!! KAU BOLEH SAJA MENGHINA KU TAPI JANGAN KAU PIKIR AKU AKAN DIAM SAAT KAU MENGHINA GADIS YANG AKU CINTAI DENGAN MULUT BUSUK MU ITU!!"
Amarah Damar sudah tidak bisa dia tahan lagi, Damar melepaskan dekapan nya pada Anin dan langsung menghajar Tirta tanpa ampun. Bahkan Damar sampai melompati meja yang menjadi penghalang saat dia hendak menghajar laki laki itu.
Tirta sudah tidak berdaya di bawah kuasa Damar yang tengah menghajarnya, tadi bahkan mereka saling adu jotos tanpa memperdulikan teriakan siapa pun. orang orang disana berbondong bondong untuk misahkan mereka berdua. Damar meronta saat ada beberapa pelayan laki laki menahan nya agar tidak lagi menghajar Tirta.
"LEPASKAN, BIAR KU PATAH KAN LEHER SI BANGSAT INI!!!"
Sedangkan Tirta di bangunkan oleh salah satu pengunjung disana lalu dibawa menjauh dari sana, Semua orang di sana terdengar kasak kusuk tengah membicarakan mereka bertiga.
"*Kayak nya cinta segi tiga deh"
"Kalau gak tuh cewek ketahuan selingkuh sama pacar nya,terus si pacar sama selingkuhan nya berantem"
"Bisa juga sih, emang dasar anak jaman sekarang ya yang baik, ganteng, kaya, aja di selingkuhin apa lagi kalau cuma modal gombal doang*."
Sedangkan Anin masih terdiam di tempat nya, dia shock tapi bukan karena pertengkaran Damar dengan Tirta namun karena ucapan Damar tadi 'Gadis yang aku cintai, Gadis yang aku cintai ,Gadis yang aku cintai....
Ucapan Damar terus saja terngiang ngiang di ingatan nya, Anin pun reflek memegang dada nya yang berdenyut nyeri. Rasa nya ada sesuatu yang hidup dalam hati nya yang sudah lama mati itu, sesuatu yang tidak asing baginya.
"K-kak Damar".
***HOLLAAAAAA MET PAGI SEMUA NYA....
DUH BAPER GAK YA, BAPER AJA DEH...
JANGAN LUPA GOYANGIN JARI JEMARI KALIAN BUAT NGELIKE, NGEVOTE, DAN NGOMEN MAS DUREN YA
SEE YOU NEXT PART
BABAYYYYYYY....MUUUAAACCCHHHH***...