Alana Zaskia kehilangan seseorang yang penting dalam hidupnya di sebabkan satu kejadian yang menimpanya, dan yang merencanakan itu semua adalah orang yang ia cintai.
Setelah kejadian itu, Alana hanya menjalani hidupnya sendiri dan mengurung diri, rumah adalah tempat ternyaman baginya.
Tapi sahabat nya selalu berusaha menarik nya keluar.
****
Seperti ia yang terjebak oleh rencana sang pacar, seorang pria juga ikut terjebak bersamanya.
***
"Alana menyukai seseorang"
ucapan sahabat Alana membuat seorang pria menjadi sangat marah.
***
"beraninya kamu menghindar"
Alana yang tidak puas menarik rambut pria itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon siti tyna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tidak Rela
Reno melihat layar ponsel karena panggilan yang tiba tiba terputus, wajahnya sangat terlihat khawatir, tubuhnya menjadi tegang.
"Cepat cek semua CCTV"
Ucap Reno sedikit berteriak
Rian berlari ke arah ruang kontrol, pria itu juga terlihat khawatir dan panik, apalagi dia lah yang menelpon wanita bernama Alana.
Reno melihat ke arah Amanda, ia memanggil pelayan dan menyuruhnya menjaga Amanda, setelah itu Reno menyusul berlari ke arah yang sama dengan Rian tadi, walaupun belum yakin Alana ada di sini, tapi ia harus memastikannya.
Suasana di ruang kontrol yang tadi tegang kini semakin tegang dengan kedatangan Reno, para karyawan mengenal pria campuran dari keluarga pedro, apalagi ia adalah teman dekat dari sepupu bos mereka.
"Itu dia"
Tunjuk Reno ke arah layar yang menunjukkan Alana masuk ke club lalu di sapa oleh seorang pelayan baru club, hingga Alana di antar ke depan ruangan VVIP, Reno berlari keluar saat melihat adegan Alana yang di bekap lalu di seret masuk ke dalam ruangan itu.
Begitu juga dengan Rian dan kedua bodyguard yang membantu mengecek CCTV.
Di ruangan itu Alana mencoba membela diri nya dengan mengarahkan sebuah botol yang ia pecahkan ke arah dua pria di depannya yang sudah tidak memakai pakaian, hanya menyisakan boxer pendek.
Penampilan Alana juga berantakan dengan darah di kaki dan tangannya, baju kaosnya juga robek di bagian bahu dan pinggang.
Alana sesekali melihat ke belakang sambil berjalan mundur menghindari dua pria yang sepertinya sudah terpengaruh obat terlarang.
"Kemarilah sexy, lihat ini, dia sudah tidak sabar"
Alana mengalihkan pandangannya saat salah satu dari pria itu memperlihatkan area sensitifnya.
mereka tertawa terbahak bahak melihat reaksi wanita di depan mereka.
Alana menatap tajam mereka saat keduanya perlahan berjalan maju, sedangkan ia mulai berjalan mundur dengan seluruh tubuh bergetar, tubuhnya sudah mandi keringat karena meronta mencoba melepaskan diri.
Ia kembali melihat ke belakang, beberapa langkah lagi ia akan menabrak dinding, Alana semakin ketakutan, ia tidak rela jika harus di lecehkan, lebih baik ia mati saja.
Air matanya semakin deras, tapi tidak ada isakan yang terdengar.
Ia sangat berharap ini hanya mimpi buruk, bukan kenyataan yang harus dia hadapi.
"Akhhh pergi, pergi.."
Alana berteriak dengan keras sambil melempar botol di tangannya ke arah mereka, lalu mengambil apapun dan melempar apa saja yang ia dapatkan, hingga ia mulai lelah, dan suara tawa mulai terasa dekat.
"Kumohon lepaskan saya, saya bisa memberi kalian uang"
Ucap Alana memohon.
Tangannya kembali di tangkap dan tubuhnya di seret ke arah ranjang, jika kedua pria itu tidak sedang terpengaruh oleh obat, mungkin mereka mau menerima tawaran Alana, tapi sayangnya.
Tubuh Alana di lempar ke ranjang, dan dengan cepat mereka menahan dan mulai membuka pakaiannya, Alana kembali meronta ketakutan.
"Tidak, tidak, please"
Mohon Alana, ia berusaha menendang dan menutupi tubuhnya yang kini hanya menyisakan CD nya saja.
Air matanya semakin deras, dia benar benar takut, Alana memejamkan matanya saat tubuhnya di lihat dengan tatapan lapar keduanya, Ia kembali berteriak saat tubuhnya di tindih salah satu dari mereka, ia merasa jijik merasakan sesuatu menyentuh lehernya, satu orang lagi menahan tangannya dari atas.
Pria itu mulai menelusuri leher kemudian naik ke dagu ,saat wajah itu akan mendekati bibirnya, Alana membenturkan kepalanya dengan wajah pria di depannya dengan sisa tenaga yang ada.
kepalanya menjadi pusing karena benturan yang ia lakukan.
"aduhh"
Plakk
Pandangan Alana menjadi buram, telinganya berdenging karena tamparan keras yang ia dapatkan.
"Jal*** sia**n"
Maki pria itu, dengan kasar ia menarik sisa pakaian yang menutupi hal berharga bagi semua wanita.
'apa aku benar benar akan di lecehkan seperti ini?'
seperti tidak ada harapan lagi bagi dia untuk membela diri