Mendapat kabar akan kematian kekasihnya membuat Lucy Hart hancur. Dunianya mendadak gelap, dia jatuh ke dasar yang paling dalam namun seseorang, menariknya dari tempat gelap itu. Jared Levin, adalah sahabat baik kekasih Lucy. Dia telah bersumpah pada Daniel untuk menjaga dan mencintai Lucy. Dia selalu ada untuk Lucy bahkan ketika Lucy mengalami kecelakaan yang membuatnya mengalami kelumpuhan, Jared selalu ada untuknya. Dapatkah Lucy melihat ketulusan Jared dan melupakan kekasihnya yang telah pergi dan ketika Jared memutuskan kembali ke Amerika, apakah Lucy akan mencegahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jangan Berbohong
Selama di perjalanan, Lucy lebih banyak menghabiskan waktunya di kamar. Dia selalu menggunakan obat penahan rasa sakit agar dia tidak kesakitan karena cedera di kakinya yang begitu parah.
Dia tidak pernah sanggup ketika rasa sakit itu menyerang. Kedua kakinya masih membengkak, dari telapak kaki sampai ke lututnya dan ketika pengaruh obat penahan rasa sakit habis, kedua kakinya seperti dipukul oleh palu besar.
Lucy merintih kesakitan di dalam kamar. Kedua kakinya berdenyut hebat. Dia bergerak tak menentu tapi apa yang dia lakukan justru membuat rasa sakit yang dia rasakan semakin menjadi.
Jared berusaha mencari obat di luar sana. Dia tahu Lucy membawanya tapi obat itu ada di kabin dan entah berada di tas yang mana. Dia harus mencarinya satu persatu tentunya dengan bantuan para pramugari.
Suara rintihan Lucy semakin membuatnya tak sabar untuk menemukan obat itu. Dia tahu bagaimana rasa sakitnya karena dia sudah sering mendapatkan tembakan dari musuh tapi itu tidaklah seberapa dengan rasa sakit yang sedang dirasakan oleh Lucy saat ini.
“Kami menemukannya!” seorang pramugari memberikan sebuah tas kecil berisi obat cair dengan beberapa jarum.
“Bereskan semua itu!” Jared meraih obat itu dan bergegas kembali ke dalam kamar.
Lucy masih merintih sambil memegangi kedua kaki ketika dia masuk ke dalam kamar. Jared pun tidak membuang waktu, dia bergegas menghampiri dan mengeluarkan obatnya.
“Sakit, Jared. Sakit!”
“Tahanlah sebentar lagi!” Jarum suntik dan obat penghilang rasa sakit dikeluarkan. .
“Sakit, Jared. Cepatlah!” Rasa sakitnya membuat dadanya nyeri dan jantungnya berdegup cepat. Untuk bernafas saja rasanya sulit karena rasa sakit yang tak tertahankan.
Jared penyuntikan obat itu ke area pinggangnya. Butuh waktu beberapa detik untuk menunggu obat itu bereaksi dan dengan perlahan, Lucy mulai sedikit tenang. Rasa sakit itu mulai tidak dia rasakan bahkan dia tidak merasakan keberadaan kakinya lagi.
“Apa kau baik-baik saja?” Jarum suntik diletakkan, Jared menghampiri dan mengusap dahinya yang berkeringat.
“Tidak, aku tidak baik-baik saja!” Lucy mengatur nafas. Sampai kapan dia akan kesakitan seperti itu?
“Sudah tidak apa-apa sekarang. Aku hanya terlambat mengambil obat itu.”
“Sampai kapan akan terus seperti ini, Jared?” Lucy mengangkat kepala dan melihat kedua kaki yang ditutup dengan perban.
“Kau baru mengalami kecelakaan beberapa hari yang lalu, jadi rasa sakitnya tentu saja tak tertahankan tapi setelah beberapa minggu, keadaan kakimu pasti akan semakin membaik dan rasa sakitnya akan berkurang.”
“Apakah kedua kakiku akan diamputasi?” Dia tidak tahu bagaimana keadaan kakinya di balik perban itu tapi dia mendengar jika kedua kakinya mendapatkan banyak luka yang begitu parah akibat pecahan lampu. Dia juga mendengar tulang kering di kaki kanannya keluar dari kulitnya. Membayangkannya saja sudah membuatnya takut.
“Tidak akan. Setelah kita tiba, kakimu akan segera dirawat jadi kau tidak perlu khawatir karena kakimu tidak akan diamputasi!”
“Jangan membohongi aku. Aku sudah bertanya dengan perawat itu jika luka yang aku dapatkan begitu parah dan kemungkinan besar tak dapat disembuhkan dan mereka pun berkata kakiku berpotensi di amputasi akibat luka serpihan kaca dari lampu sorot itu!”
“Jangan mendengarkan mereka, percaya saja denganku!” Meskipun dia sudah tahu akan kondisi itu tapi dia tetap optimis dapat menemukan seorang dokter yang dapat menyembuhkan kedua kaki Lucy. Tapi seandainya tidak dapat sembuh seperti semula, dia akan berusaha mengobati luka-luka yang ada supaya kedua kakinya tidak diamputasi.
“Mereka sudah mengatakan padaku jika peluangnya kecil, Jared!” Lucy menutupi matanya dengan lengan. Air matanya pun mengalir.
“Jangan membohongi aku hanya supaya aku senang disaat keadaanku seperti ini!”
“Lucy,” Jared naik ke atas tempat tidur lalu berbaring di sisinya. Dia tahu hal itu pasti berat untuk Lucy tapi dia tidak ingin Lucy menyerah dengan keadaan.
“Mereka memang memprediksi seperti itu tapi percayalah ada sebuah keajaiban yang bisa kau dapatkan. Aku akan berusaha agar kedua kakimu tidak diamputasi!”
“Bagaimana jika memang harus diamputasi? Bukankah lebih baik kau meninggalkan aku?”
“Jangan memulai. Sudah aku katakan aku tidak akan meninggalkan dirimu sekalipun kau tidak memiliki kedua kaki. Tidak perlu sedih, aku akan menjadi kakimu mulai sekarang!”
“Kau pria aneh yang sulit dimengerti!”
“Begitu juga dirimu!” Jared mengusap kepala Lucy dengan lembut. Kecupan di dahi yang dia berikan sedikit menenangkan.
“Bagaimana sekarang. Kau sudah tidak merasakan sakit lagi, bukan?”
“Tentu saja. Mau kau pukul atau mau kau tendang. Aku tidak akan merasakan apa pun!”
“Bagus!” Tangannya berada di paha Lucy dan mengusapnya tanpa maksud apa pun.
“Sudah berapa lama kita terbang, Jared? Apakah masih lama?”
“Sepertinya sudah tidak lama lagi,” Jared melihat jam yang melingkar di tangannya. mereka sudah terbang selama belasan jam dan sebentar lagi mereka akan tiba.
“Apa kau akan meninggalkan aku di rumah sakit?”
“Tidak. Kau akan menjalani perawatan di rumahku. Aku akan memanggil seorang perawat untuk menjagamu karena aku harus pergi setelah aku tiba!”
Semua sudah dia siapkan karena dia tahu, banyak yang harus dia lakukan begitu mereka kembali. Dia tidak akan meninggalkan Lucy seorang diri oleh karena itu diua telah menyiapkan semuanya.
“Dua jam lagi kita akan mendarat. Masih ada waktu. Sebaiknya kau tidur saja!”
“Apa kau mau menemani aku?!” Obat penahan rasa sakit itu membuatnya mengantuk. Lucy memberanikan diri untuk memeluk Jared tapi tidak jadi dia lakukan karena dia sedikit canggung. Bagaimanapun dia harus belajar beradaptasi.
“Tidurlah!” Jared kembali mencium dahinya. Dia juga belajar beradaptasi akan hubungan mereka berdua.
Rasanya sedikit aneh setiap kali dia mencium dahi Lucy. Dia bukan perjaka yang tidak pernah melakukan hubungan badan. Dia sudah sering melakukannya akan tetapi, memperlakukan wanita dengan penuh perasaan, itu hal sulit yang harus dia lakukan karena dia tidak pernah melakukan hal seperti itu sebelumnya.
Lucy kembali memberanikan diri untuk memeluknya. Meski rasanya malu, tapi dia melakukan hal itu. Senyum tipis menghiasi wajah Jared. Sepertinya Lucy sudah mulai bisa menerima dirinya. Mungkin saja ini akan menjadi awal baik untuk hubungan mereka berdua.
semoga Lucy bangkit dr keterpurukannya n belajar dg cepat agar Lucy tidak menjadi kelemahan utk Jared
semoga Jared bs mencarikan dokter terbaik utk menyembuhkan kaki Lucy agar Mikail TDK mengganggu Lucy
cepat amat info Jared sdh kembali.
klu Mikail tau bhw wanita yg di cintai Jared cacat, Mikail bs gede rasa nih 🤔
Jared keren sdh mengultimatum dulu kpd semua anak buahnya jgn pernah melukai hati Lucy klu smpe melukai hati Lucy di DO jd pelayan Jared 👍