Viola Maharani, wanita berusia 27 tahun ini terkenal karena profesi nya sebagai seorang wanita penghibur. Pekerjaan ini sudah di geluti nya sejak Vio, begitu panggilan nya, masih duduk di bangku kuliah..
Tidak main main, semua client nya bukanlah orang sembarangan. Selain di kenal sebagai primadona nya para kupu kupu malam, vio juga di kenal sangat selektif dalam menerima pelanggan nya. Wanita itu hanya akan menerima tawaran dari client yang bisa membayarnya dengan nilai yang fantastis..
Sebenarnya kenapa seorang Viola yang memiliki paras cantik dan hidup yang nyaris sempurna itu bisa terjerumus ke dalam dunia malam, lalu bisakah vio terlepas dari kehidupan nya yang kelam ini ??
💜
Hai..
Selamat datang di karya ke-7 dari Autor ratu_halu
Menerima kritik dan saran dengan bahasa yang sopan 🙏
Happy Reading 🥳
Enjoy 🔥
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ratu_halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 25
Waktu bergulir dengan cepat, cahaya senja membara seperti api, menampakkan kehangatan pada wajah viola dan zafian yang duduk di bibir pantai..
"Terimakasih karena kamu sudah mau menemani ku melihat laut.."
Vio tersenyum renyah, pandangan nya masih menatap lurus ke depan..
Pengunjung di pantai sore itu semakin ramai. Banyak yang berfoto untuk mengabadikan moment namun tak sedikit juga yang hanya menikmati proses tenggelamnya sang surya tanpa melakukan aktifitas apapun..
Sementara itu, viola masih merasa canggung. Meski sudah beberapa kali mereka sangat intim, namun tetap saja vio yang baru kali ini jatuh cinta merasa aneh dengan hubungan yang ambigu ini..
Hubungan mereka tak terikat status apapun. Entahlah, ini masih sangat membingungkan..
"Zafian..." Vio ingin bertanya sesuatu, pertanyaan yang sempat dia simpan rapat rapat..
"Hum...?"
"Aku ingin bertanya sesuatu, apa boleh..??"
Zafi mengulum senyum, "Tentu saja.." Zafi menoleh ke sisi kiri dimana viola duduk, tatapan nya begitu serius memperhatikan wanita nya itu..
"Ini tentang....."
Pertanyaan yang hampir viola layangkan harus terhenti saat ponsel zafi berdering..
Zafi langsung memeriksa ponsel nya, sedang vio kembali mengalihkan pandangan ke lautan lepas..
"Angkat saja.." kata vio saat melihat zafi seperti ragu untuk menerima panggilan itu..
"Sebentar, ya.." Mau tak mau zafi mengangkat telepon tersebut. Zafi berdiri kemudian berjalan sedikit menjauh dari tempat mereka duduk tadi..
Meski tak tau siapa yang menghubungi zafian, namun vio bisa menyimpulkan bahwa zafi tak ingin percakapan dia dan si penelepon di dengar oleh diri nya..
"Bagus! Aku kesana sekarang!"
Setelah sambungan terputus, zafi kembali ke tempat viola..
"Kenapa ?" tanya vio dengan kepala mendongak ke atas karena saat ini posisi zafi masih berdiri..
"Aku harus pergi. Ada sesuatu yang penting." Zafi sebenarnya tak ingin pergi, namun urusan nya sangat penting dan tidak bisa di tunda..
Viola mengangguk hambar.. "Pergilah. Aku masih mau disini.." Ucap vio
"Aku antar kamu ke hotel, jangan sendirian di sini tanpa aku.." Zafi tak seceroboh itu meninggalkan viola sendirian di pantai. Meskipun hotel mereka hanya berjarak beberapa meter dan bisa di tembuh dengan berjalan kaki, namun tetap saja zafi khawatir..
Viola tersenyum getir, "Aku sudah terbiasa melakukan apapun sendirian. Jangan terlalu khawatir padaku. Pergilah.."
Zafi melirik jam dipergelangan tangan nya, beberapa menit lagi pukul 6 sore. Jika pergi sekarang, besar kemungkinan akan kembali lagi larut malam..
"Apa kamu membawa ponsel ?" tanya zafi pada viola..
Viola mengangguk mantap..
"Berikan pada ku.." pinta zafi sambil mengulurkan tangan
Tak banyak membantah, vio langsung memberikan ponsel nya pada lelaki yang kini sudah berjongkok untuk mensejajarkan posisi mereka..
Entah apa yang di lakukan zafian, vio tak terlalu perduli..
"Ini.." Zafi memberikan kembali ponsel itu pada pemilik nya.
Zafian berpamitan, mengusap pucuk kepala wanita nya kemudian mencium kening vio sekilas..
Zafi melepas jaket nya, lalu memakaikan jaket di tubuh bagian belakang viola..
"Aku usahakan kembali secepatnya.."
Vio hanya menjawab dengan anggukan kepala lalu membiarkan zafi pergi tanpa bertanya lebih banyak..
🖤
Selang 30 menit zafi pergi, tiba tiba ada yang datang dan duduk tepat di samping viola..
Vio menoleh untuk melihat seseorang itu..
Dahi nya berkerut, memastikan bahwa penglihatan nya tidak salah..
"Hai.." suara seorang wanita yang lembut dan terkesan manja..
Tangan wanita itu terulur menginginkan jabatan tangan dengan viola..
"Apa kamu masih ingat aku ? Kita belum kenalan.. Aku Brianna, kamu bisa memanggil ku anna seperti yang lain.."
Vio menatap ragu tangan anna yang menggantung di udara. Namun di detik berikutnya vio membalas dan menjabat tangan anna dengan senyum tulus yang terukir di bibirnya yang mungil..
"Viola.." ucap vio mengenalkan diri nya.
"Ya, aku tau.." Jawab anna dengan senyum yang terlihat penuh dengan kepura puraan..
Jangan mengira vio tak bisa mengenali karakter seseorang. Justru karena pekerjaan nya inilah dia bisa menilai bagaimana sifat dan watak seseorang hanya dari tatapan mata dan garis senyum nya saja..
Setelah berjabatan tangan, vio kembali melihat ke depan. Matahari sudah sepenuhnya tenggelam dan di gantikan oleh sinar bulan yang menerangi malam itu..
"Kamu pasti sudah tau siapa aku, kan ? emm, aku tidak ingin berbasa basi karena hanya akan membuang waktu. Tolong pergilah dengan senyap dari sisi zafian! Sebagai sesama waniat, aku sangat berharap kamu mengerti dengan posisi ku.."
Viola tak bergeming, namun dada nya terasa sesak..
"Wanita seperti mu sungguh tidak pantas bersanding dengan zafian yang dari keluarga baik baik.."
Deg!
Ternyata benar, wanita itu berniat untuk menggoyahkan hati viola dengan kata kata menyakitkan nya..
Viola membalas dengan senyuman nya yang hangat. Kemudian dia pun berdiri..
Anna ikut berdiri sambil menepuk nepuk bokong nya yang kotor terkena pasir pantai..
"Apa ada lagi yang ingin kau katakan karena aku akan kembali ke hotel.." ucap vio cuek
Anna menatap vio dengan bingung, karena seperti nya viola tak terpengaruh dengan hinaan nya ..
Anna menatap nyalang, dia jadi kesal dengan sikap vio yang acuh..
"Apa kau tidak mengerti ? Pergilah yang jauh. Jangan temui zafian lagi! Dia itu calon suami ku. Kenapa kau tega sekali merusak hubungan ku yang sebentar lagi akan melangsungkan pernikahan.."
Setengah berteriak anna menuduh vio yang tidak tidak. Suara anna yang terdengar lirih menahan tangis seketika membuat mereka jadi pusat perhatian..
Hampir semua pengunjung yang berada dekat dengan kedua wanita itu saling pandang dan mulai berbisik..
"Hiks.. Hiks.. Bukankah kamu wanita, bagaimana kalau posisi kita di balik, huh ? Kamu tau, Aku hampir bunuh diri karena depresi memikirkan batal nya pernikahan kami. Dan itu semua gara gara kamu, hiks.. Hiks.."
Pandangan menghakimi membuat viola seolah terpojok. Tangisan anna yang semula pelan kini semakin pecah..
Beberapa wanita menghampiri anna, mencoba untuk menenangkan wanita itu. Sementara viola masih setia diam di tempat nya..
"Kalian tau.. Dia, wanita itu.." Sambil sesenggukan anna menunjuk viola denga jari telunjuk nya.. "Dia seorang pelac*r! Wanita itu menjual tubuh nya pada pengusaha pengusaha kaya termasuk calon suami ku, hiks.. Hiks.." Anna terus berakting dengan air mata buaya nya..
"Dasar wanita mur*han! Cantik sih tapi sayang kecantikan nya cuma di pakai untuk menggoda laki laki.." Bisik bisik serta cemoohan yang di tujukan pada viola mulai terdengar ramai..
"Dan ini..." Anna maju mendekat pada vio kemudian menarik kasar jaket zafi yang masih bertengger di punggung nya.. "Ini milik calon suami ku, hik..hiks.." Anna mengangkat jaket itu agar di lihat dengan jelas oleh para pengunjung..
"Huuuu.. Wanita murahan! Pelakor!" Beramai-ramai mereka menyoraki viola..
Meskipun bisa membalas namun vio masih tetap dalam pendirian. Dia diam saja karena akan percuma meskipun vio bicara untuk membela diri. Pengunjung sudah terlanjur bersimpati pada anna yang berhasil memainkan peran nya..
Vio menatap anna, menarik satu sudut bibirnya, mencemooh..
Anna merasa sangat marah dengan sikap vio yang sangat tenang meskipun situasi semakin memanas..
Wanita itu tidak tau, sebelum setenang ini viola pernah menyimpan banyak luka yang dia obati sendiri..
Tangan anna terangkat dan hampir menarik rambut panjang vio kalau saja zafian tak buru buru datang..
Mata anna membulat sempurna saat tangan nya di tepis kasar oleh zafian..
"APA YANG SEDANG KAU LAKUKAN PADA WANITA KU ? SEHELAI SAJA RAMBUTNYA TERCABUT KARENA ULAH MU, AKU TIDAK SEGAN SEGAN MEMBALAS DUA KALI LIPAT DARI YANG KAU LAKUKAN!!" Dengan penuh penekanan dan tatapan membunuh nya, zafian menyembunyikan viola di belakang tubuh nya..