Seorang jendral bernama Calsida tewas terbunuh karena sahabat baiknya yang bersekongkol dengan tunangannya. Tapi saat dia terbangun karena cahaya yang datang menghampirinya dia sudah ada di kamar yang tampak berbeda. Calsida yang bertanya kepada dirinya. Saat dia sedang mencari jawaban itu datang pelayan yang memanggil dia dengan sebutan Nyonya Eliza. Pada saat itu juga dia tersadar kalau dirinya berpindah tempat ke tempat lain."Apa ini tubuh milik Eliza,"ucap Calsida.
Tapi apa yang akan terjadi setelah ini. Lalu akankah Celsida menemukan hal yang dia tidak ketahui nantinya tentang Eliza.
jika ingin tahu silakan baca ya kak!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Herwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
E.S 23
Charlie melepaskan tangan yang memegang Eliza. Dia menatap ke arah Eliza yang tampak polos dan tidak melakukan apa-apa.”Kamu tahu tidak apa yang kamu lakukan tadi membuat hubungan aku dengan Fayza renggang,”ucap Charlie dengan suara kecil.
“Kamu masih suka dengan Fayza. Setelah kamu tahu kalau uang kamu itu dihabiskan olehnya. Kamu juga tahu berapa kerugian kediaman duke ini. Apa kamu tidak memiliki otak Charlie, sadarlah untuk harta yang di tinggalkan oleh orang tua kamu,”ucap Calsida yang sedikit menyadarkan pikirkan dari Charlie.
“Aku tahu kalau semua ini mengarah ke Fayza. Tapi tidak ada yang nyata bukan. Itu juga salah kamu kenapa kamu tidak ingin mengurus keuangan kediaman duke saat itu,”ucap Charlie yang terus terang dengan Eliza yang dulu.
Tapi disaat Charlie sudah sadar. Eliza menatap ke arah Charlie dengan wajah sedih. Tanpa menuggu penjelaskan dari Charlie Eliza pergi meninggalkannya sendiri di ruang tamu. Charlie yang ingin menghentikan Eliza. Tapi Eliza sudah pergi jauh darinya dengan kesal dia berkata,”Kenapa aku berkata seperti itu kepada Eliza. Diakan tidak tahu apa-apa dengan masa lalunya. Kenapa aku harus mengungkitnya sih, bodohnya aku.”
Ben masuk setelah Eliza keluar dengan wajah sedih dan ceberutnya.”Tuan muda apa yang sebenarnya terjadi disini?,”ucap Ben berjalan mendekat ke arah Charlie.
“Ben kamu disini. Bagaimana tugas yang aku berikan untuk mencari kebenaran dari dana yang hilang ini. Apa benar Fayza yang melakukannya,”kata Charlie dengan wajah masih tertunduk.
“Dari apa yang sudah saya temukan. Semua hal ini mengarah ke nona Fayza. Dokumen yang dia kerjakan semuanya bermasalah. Yang seharusnya tidak banyak tapi dilebihkan jumlahnya. Untuk uangnya itu setelah saya lacak itu menuju kediaman Count tempat tinggal nona Fayza,”ucap Ben setelah menyelidiki lebih lanjut.
“Apa kamu yakin kalau uang yang tersisa itu di tujukan ke kediaman Count. Tapi kenapa, apa alasannya?,”ucap Charlie yang tidak ingin mengakuinya.
“Itu saya masih belum tahu tuan muda. Tapi dari apa yang dilakukan oleh count selama ini dia sedang menjalankan bisnis. Tapi bisnis itu mengalami masalah sehingga meminta nona Fayza menggelapkan dana dari kediaman duke,”ucap Ben.
“Kenapa Fayza tidak mengatakan kepadaku kalau dia kekurangan uang. Apa yang sebenarnya dia sembunyikan,”ucap Charlie merasa kalau kasih sayang dia kepada Fayza yang di permainkan saja.
“Tuan muda ada juga laporan dari mata-mata kita. Kalau beberapa hari yang lalu nona Fayza bertemu dengan dua orang dengan sangat rahasia di dalam pesta,”ucap Ben.
“Bertemu dengan dua orang siapa maksud kamu?,”ucap Charlie melihat ke arah Ben karena ingin tahu. Tapi jawaban dari Ben hanya gelengan kepala,”Saya masih belum tahu siapa kedua orang itu. Tapi saat kami mencari kedua identitas ini semua orang kita tewas.”
“Bagaimana mungkin. Apa mungkin kalau kedua orang ini berkedudukan tinggi sehingga tidak bisa dilacak,”ucap Charlie. Ben hanya diam saja hingga topik pembicaraan membahas persiapan keberangkatan ke selatan.
Tepat Eliza pergi dari ruang tamu. Dia menuju ke ruang kerja bersama dengan Jeni.”Nyonya anda baik-baik saja?,”ucap Jeni yang merasa gelisah melihat wajah Eliza.
“Aku baik-baik saja, hanya saja aku merasa kesal dengan Charlie. Apa sih baiknya wanita itu. Karena wanita itu kita mengalami kesulitan untuk melunasi hutang ini, bukannya memperbaiki tapi malah memperburuk saja,”ucap Calsida yang sudah sampai di ruang kerja.
“Nyonya anda jangan kesal. Semua ini pasti ada sebab akibatnya bukan,”ucap Jeni yang tersenyum ramah.
“Itu benar juga sih. Kalau begitu Jeni apa kamu bisa menyiapkan teh untuku. Aku akan menyelesaiakn dokumen ini sebentar,”kata Calsida yang kembali fokus membaca dokumen dan menyelesaikan masalah di wilayah duke.
Jeni datang ke ruang kerja dengan teh hangat yang dia bawa. Eliza dengan santai menyeduh teh itu dengan mata masih fokus melihat ke sejumlah tulisan yang sangat banyak.”Jeni diaman Bian kenapa dia tidak datang hari ini,”ucap Calsida dengan santai.
“Nona Bian sekarang ada urusan di luar nyonya. Jadi dia tidak bisa membantu anda. Mungkin dia akan kembali saat malam hari. Apa ada masalah dengan dokumennya?,”ucap Jeni.
“Tidak ada pengeluaran sudah di perbaiki solusi untuk setiap masalah sudah aku tulis. Hanya saja untuk menjalankannya aku harus meminta izin kepada Charlie,”ucap Calsida.
“Kalau begitu kenapa kita tidak bertemu dengan tuan saja sekarang,”ucap Jeni.
“Itu yang aku inginkan hanya saja. Aku tidak ingin bertemu dengan dia untuk saat ini,”ucap Calsida yang terus terang.
“Kenapa nyonya apa ada masalah yang terjadi?,”ucap Jeni yang tidak tahu apa-apa.
“Sudahlah nanti aku akan berikan itu kepada Ben saja. Ayo kita kembali ke kamar utama,”ucap Calsida berdiri dari tempat duduk.
Eliza berjalan ke arah kamar utama. Tapi saat itu Fayza yang belum kembali karena ingin mencari kebenaran dari Charlie masih tinggal di kediman duke. Saat Fayza pergi mencari Charlie dia melihat Eliza bersama dengan Jeni masuk ke kamar utama.
“Kenapa Eliza masuk ke kamar utama,”ucap Fayza dengan pikirkan anehnya.
“Apa Charlie benar akan melupakan aku,”kata Fayza yang merasa tidak percaya. Untuk mencari kebenaran itu dia melihat sekitar kamar utama. Saat itu Fayza melihat nona Bian adik dari Ben hendak menuju ke kamar Utama.
“Bian,”ucap Fayza menghentikan langkah dari Bian yang ingin menuju kamar utama.
“Nona Fayza ada yang bisa saya bantu?,”ucap Bian dengan ramah.
“Itu aku ingin pertanya kemana kamu ingin pergi,”ucap Fayza.
“Saya ingin bertemu dengan nyonya Eliza di kamar utama. Apa nona Fayza juga ingin bertemu dengan nyonya?,”ucap Bian.
“Kamar utama, bagaimana Eliza bisa tinggal dikamar utama. Apa yang sebenarnya terjadi?,”ucap Fayza yang ingin tahu.
“Saya tidak tahu tapi sudah dua hari ini nyonya Eliza tidur di kamar utama atas izin dari tuan muda,”kata Bian dengan ramah dan biasa saja.
“Apa Chalie mengizinkan Eliza untuk tidur di kamar utama. Apa aku tidak salah dengar?,”ucap Fayza yang merasa kalau usaha dia mendapatkan status nyonya di kediman duke ini akan segera menghilang.
“Iya,jika nona tidak percaya anda bisa mencari tuan muda. Kalau tidak ada lagi saya ingin segera bertemu dengan nyonya Eliza segera, saya permisi dulu nona Fayza,”ucap Bian yang hendak ingin pergi.
Tapi saat Bian ingin pergi pintu kamar utama terbuka dari dalam. Tampak Eliza keluar dari kamar Utama,”Fayza kamu masih disini. Aku kira kamu kembali bersama dengan Envor. Kenapa masih di sini. Apa ada yang ketinggalan.”
Fayza melihat Eliza dengan santai berjalan keluar dari kamar utama merasa naik darah.”Kamu bagaimana bisa tinggal di kamar utama, bukan Charlie tidak suka dengan kamu,”ucap Fayza yang terus terang.
“Kata siapa Charlie tidak suka denganku. Dia yang membawa aku ke sini saat itu. Kalau tidak percaya kamu bisa tanyakan kepada dia langsung. Orangnya ada di belakang kamu lihat saja itu,”ucap Calsida melihat Charlie datang. Tapi apa yang akan terjadi setelah itu bagaimana respon dari Charlie dan Fayza?.