Vindra adalah menantu yang tinggal di rumah keluarga istrinya dan selama itu juga, Vin selalu mendapatkan hinaan dan di rendahkan karena kastanya yang rendah.
Namun suatu hari, tanpa sengaja ia mendapatkan batu permata dan mengaktifkannya kembali yang membuatnya memiliki kemampuan medis dan berhasil menyelamatkan seorang anak yang berada diambang Kematian. Berkat pertolongannya membuat Vin mendapatkan black Card yang mampu mengubah hidupnya.
Bagaimana kisah Vindra, Mengubah hidupnya dari menantu hina menjadi Penguasa tak tertandingi bersama batu permata dan keahlian Medis yang dimilikinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dina Auliya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5 Penghinaan di pesta
Setelah menjalani pemeriksaan di kantor polisi. Vin dan Sifa, Mereka pun di nyatakan tidak bersalah dan boleh pulang.
Vin dan Sifa pun segera keluar dari kantor polisi setelah memberikan keterangan mengenai kecelakaan beruntun tersebut.
Setelah melakukan penyelidikan, polisi pun mengatakan penyebab terjadinya kecelakaan beruntun itu karena motor trail yang mengalami pecah ban dan mengakibatkan mobil di belakangnya tidak bisa menghindar dan terjadilah kecelakaan beruntun karena jarak yang terlalu dekat.
Bukannya menyalahkan, polisi pun malah memuji aksi Vin yang berhasil menghindar dan akhirnya mereka pun selamat dan tidak sampai terlindas hingga mati.
"Sekarang kamu percaya kan, kalau bukan aku penyebabnya, aku malah sudah menyelamatkan kamu." Ucap Vin, seraya menyinggung Sifa yang sejak awal menyalakan dirinya.
"Tetap saja kamu hampir membunuhku tadi." Saut Sifa seraya menahan malu sudah menyalahkan Vin, padahal suaminya itu yang menyelamatkannya, tapi dia malu untuk mengatakan terimakasih.
Sifa pun berjalan lebih dulu meninggalkan Vin. Dibelakang Vin hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Sifa yang tidak pernah berubah. Tak pernah mau mengakui kesalahannya walaupun ia tau dia salah. Sama persis seperti ibu mertuanya yang tak pernah mau kalah.
"Tuan Vin tunggu sebentar!" Panggil salah satu polisi dan berjalan menghampiri Vin yang sudah menghentikan langkahnya.
"Ada apa lagi pak? Apa masih ada masalah?" Tanya Vin Seraya membalikkan tubuhnya.
"Nona Ambar menitipkan ini untuk diberikan kepada tuan Vin, sebagai ucapan terimakasih. Silahkan diterima." Polisi itu memberikan kotak hitam titipan dari Ambar untuk diberikan Vin. Vin pun mengambilnya dan mengucapkan terimakasih.
'Lebih baik aku besok datang menjenguk gadis itu dan juga mengucapkan terimakasih kepada ibunya yang sudah memberikan hadiah ini padaku.' gumam Vin.
Sifa yang sudah menunggu di mobil pun berteriak meminta Vin untuk bergegas karena mereka masih harus pergi ke hotel tempat Ayahnya akan mengadakan pesta ulang tahun.
Sebelum pergi ke hotel Sunwai mereka kembali ke rumah untuk berganti pakaian dan bergegas menuju hotel tempat dimana ayahnya mengadakan perayaan ulang tahun.
Vin memberikan kotak hitam tersebut kepada Sifa sebagai hadiah ulang tahun untuk ayahnya.
"Hadiah apa ini?" Tanya Sifa dan ingin membukanya namun Vin segera menahannya untuk tidak di buka sekarang.
"Jangan di buka sekarang
Sifa pun menurut dan tidak jadi membukanya. Ia pun memasukkannya kedalam tas sebelum keluar dari dalam mobil.
Di hotel Sunwei para kerabat dan juga kakak perempuan tertua Kania dan suaminya Firman sudah ada di sana lebih dulu. Mereka menyapa Sifa namun mengabaikan Vindra yang berada di sampingnya.
Vin tak perduli, walaupun semua orang mengabaikannya tak akan jadi Masalah, karena Vin sudah terbiasa dengan itu.
"Apa kamu sudah menyiapkan hadiah untuk ayah? Aku harap sudah. Jangan sampai kamu mempermalukan keluarga dengan tidak membawa apapun untuk hadiah." Tanya Kania dengan sinis.
Sifa melirik Vin lalu menyunggingkan senyum kepada kakak tertuanya. "Jangan kuatir aku sudah menyiapkan hadiah untuk ayah. " Jawab Sifa.
"Baguslah kalau begitu, setidaknya hadiah itu cukup mahal dan berharga buat ayah" Saut Kania.
"Berharganya sebuah hadiah, haruskah di tentukan dengan nominal? Ck, terlalu meninggikan harga diri ketimbang pemberian yang ikhlas." Saut Vin.
"Jaga ucapan mu Vin. Ingat ini adalah acara keluarga jangan memalukan keluarga dan juga memalukan Sifa." Ancam Kania
Tak lama kemudian kakak kedua yaitu Rania datang bersama dengan suaminya Mateo. Mereka pun melakukan hal yang sama menyapa adik bungsunya dan mengabaikan Vin seakan menganggap Vin tidak pernah ada di tempat itu.
Keluarga Gultom memang tidak menyukai Vin dari awal karena Vindra yang miskin, hanya saja keadaan memaksa mereka harus menerima Vin sebagai anggota keluarga.
Berbeda dengan Firman dan Mateo yang memang seorang pengusaha.
"Hei kamu Vin, aku ingatkan kepadamu, jangan banyak bicara atau melakukan sesuatu hal bisa mempermalukan keluarga dan tentunya akan membuat kamu malu sendiri." Ancam Rania. Namun Vin abaikan, ia tak perduli dengan ancaman kakak iparnya itu.
"Hai Sifa hadiah apa yang akan kamu berikan pada ayahmu?" Tanya Mateo.
"Bisakah kamu tunjukkan kepada kami, Hadiah yang bisa kamu berikan kepada ayah."
Sifa yang sudah tidak betah di desak oleh kakak-kakaknya, terpaksa mengeluarkan dan membuka kotak hitam yang yang diberikan Vin.
Saat kotak itu terbuka, Terlihat dengan jelas jika itu hanyalah sebuah suplemen. Semua kerabat dan keluarganya yang melihat menertawakan hadiah yang dibawanya.Sifa tak tahu jika hadiah yang diberikan sangat sederhana hingga membuat dirinya merasa malu dan terhina.
"Hadiah apa ini Vin? Kenapa kamu mempermalukan aku di depan keluargaku." Ucap Sifa berbisik kerena sudah terlanjur malu.
Melihat hadiah Sifa yang terlihat murah itu, Mateo segera meminta seseorang untuk membawakan hadiah yang akan diberikan kepada ayah mertuanya.
"Tolong ambilkan hadiahku dan tunjukan kepada semuanya, apa yang bisa aku berikan kepada ayah mertua." ucap Mateo dengan sombongnya.
Mereka pun segera membuka penutup dari kain dan segera memamerkan kepada semua yang hadir sebuah lukisan yang sangat indah membuat semua kerabat yang ada kagum dan memuji Mateo sebagai menantu yang hebat.
"Kamu bisa lihat kan, Ini adalah hadiah yang akan aku berikan kepada ayah mertua. Seperti inilah hadiah yang seharusnya kalian berikan bukan hadiah murahan yang kalian bawa." Hina Mateo. Vin ingin menjawab namun di sela oleh Sifa lebih dulu.
"Tidak papa kakak ipar, Walaupun hadiah ini sederhana. Setidaknya aku masih bisa memberikan hadiah ini kepada ayah." Jawab Sifa walaupun sebenarnya sangat malu.
"Gak usah sedih Sifa, walaupun hadiah ini sederhana, tapi jauh lebih baik dan dibutuhkan ayah ketimbang hadiah yang terlihat luar biasa tapi nyatanya hanya sebuah lukisan palsu." ucap Vin menyeringai yang langsung menyinggung Mateo di depan umum.
Semua orang tercengang dengan pernyataan Vin dan Mateo merasa dirinya dipermalukan oleh perkataan iparnya itu.
To be continued ☺️☺️☺️