NovelToon NovelToon
Fall In Love With You

Fall In Love With You

Status: tamat
Genre:Teen / Action / Tamat / Cintapertama / Mafia / Bad Boy / Enemy to Lovers
Popularitas:19.5k
Nilai: 5
Nama Author: oviliaa

Eila Pertiwi tidak pernah membayangkan seorang Max William Lelaki Famous di Sekolahnya yang menjadi incaran banyak Gadis, tidak ada hujan atau badai tiba-tiba menyatakan perasaan padanya, padahal mereka tidak dekat sama sekali.

Namun di sisi lain, kehidupan Max William yang dianggapnya sebagai 'konglomerat manja yang hanya bergantung pada orang tuanya' ternyata jauh dari ekspetasi-nya, Lelaki itu selama ini memiliki banyak rahasia dan luka nya yang selama ini ditutupi dengan rapih.

"Gue, kan, udah bilang. Semua hal tentang Lo, Gue tau."

"Suapi, Eila.."

"Jangan coba-coba Eila. Lo cuman milik Gue, faham?"

"Gue bakal buat pelajaran siapapun yang berhasil curi senyuman manis Lo."

"Because, you are mine." Max meniup telinganya, "Cuman Gue yang boleh liat. Faham, Cantik?"

Semua ini tentang Max William dan segala sikap posesif dan manjanya yang seiring waktu membuat pertahanan Eila Pertiwi runtuh, dia terjebak dalam semua skema rangkaian yang dibuat Lelaki Berandalan itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oviliaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

"Makasih, Coklatnya. Pacar.."

Pintu Unit Apartemen itu terbuka begitu Lelaki itu menempelkan kartu akses, Ia masuk ke dalam dengan kantung belanja yang penuh, keningnya mengernyit merasa ada yang kurang.

Sontak saja Ia berbalik, sudut bibirnya berkedut geli, mendapati Eila berdiri di ambang pintu Unit Apartemen nya dengan gusar.

"Masuk, Eila."

Eila menggeleng cepat membuat Max akhirnya mengeluarkan kekehan geli.

"Lo takut Gue perkosa?"

Wajah Eila sontak saja memerah. Tebakan Max, tepat sekali dengan yang saat ini dipikirkan Eila. Mau bagaimana pun, kita tetap harus menaruh curiga kan..

"Gue nggak mungkin lakuin hal kotor seperti itu, terutama sama Lo. Eila, Lo Cewek yang harus Gue jaga, melebihi apapun. Termasuk nyawa Gue."

Mendengar penuturan itu entah kenapa membuat hatinya berdesir, perasaan hangat meliputi bersamaan detak jantungnya yang berdetak lebih cepat dari biasanya.

Sial, sebenarnya kenapa ini?

"Gini deh, kalo Lo nggak percaya sama Gue. Lo bisa ikat tangan Gue."

"Gu--" Sebelum sempat Eila mencegah, Max melangkah masuk lalu beberapa saat Lelaki itu kembali dengan borgol?

Dapat dari mana Lelaki itu!

Max menyodorkan borgol itu padanya berikut ke dua tangannya. "Pasangin."

Eila menerimanya ragu, Max mengarahkannya cara memakaikan borgol itu pada pergelangan tangannya, hingga borgol itu terkunci.

"Simpan kuncinya." Max tersenyum tipis. "Udah, kan? Sekarang Lo mau masuk?"

"Em, ya." Eila melangkah masuk mengikuti Max, matanya mengedar mendapati ruangan luas dengan desain minimalis dan furniture seperti tanaman kaktus di tempatkan di beberapa sudut.

Max mengeluh dalam hati, sebenarnya Ia ingin sekali mengacak rambut Eila gemas mendapati ekspresi Eila yang terpaku menatap sekeliling Unitnya.

Tapi apa boleh buat. Max menatap borgol di tangannya itu, merasa tersiksa.

Max berdeham kecil. "Ayo, kita ke Dapur."

Eila mengangguk mengikuti Max yang berjalan terlebih dahulu menuju Dapur. Di atas Pantry, kantung belanjanya sudah diletakkan sebelumnya oleh Max di sana.

"Maaf, Gue nggak bisa bantu."

Perasaan bersalah memenuhi relung hati Eila, kenapa jadi Max yang minta maaf sih? Padahal, kan, itu karena dirinya juga.

Mengulas senyum, Eila mendorong pelan tubuh besar Max untuk duduk di kursi meja makan yang terhubung dengan Dapur.

Max sempat tertegun mendapati senyuman manis Eila juga sentuhan lembut Gadis itu.

"Biar Gue aja, Lo duduk disini liatin Gue, oke?"

Max mengangguk, patuh. Memperhatikan Eila yang mulai sibuk menyiapkan bahan-bahan yang mereka beli tadi.

Kening Eila mengernyit mendapati banyaknya pack buah-buahan segar yang sebelumnya sempat Eila sentuh.

Hei, Ia yakin sekali meletakkan kembali buah-buahan ini ke tempatnya, tidak mungkin mereka melompat sendiri ke troli belanja, kan?!

Eila juga ingat betul saat Max ngotot menyuruhnya menunggu di Cafe sedangkan Lelaki itu yang mengantre dan membayar di Kasir.

Tapi sudahlah, mungkin saja Max membeli ini karena memang keinginan Lelaki itu sendiri.

Eila mulai sibuk dengan bahan-bahan yang disiapkannya. Mulai dari melelehkan dark Coklat dan mencampurkannya dengan sedikit gula pasir juga ekstrak Vanili, mengetahui Max tidak terlalu menyukai makanan manis.

Well, sebenarnya ini bukan membuat coklat secara keseluruhan tapi membuatnya ulang dengan mencocokkan rasa dan bentuk yang diinginkannya.

Eila hanya bisa menghela nafas melihat cetakan coklat berbentuk hati itu, pada saat memilihnya, Max menyerobot dan memasukkan itu ke troli.

Saat Eila mengomel, Max dengan santai mengungkapkan; Gue mau yang beda dari Coklat yang Lo kasih ke Liam, titik.

Sudah merepotkan, seenaknya sendiri pula.

Tidak tau saja Eila memberikan Coklat pada Liam juga hanya Coklat yang biasanya di jual di minimarket.

Sebenarnya waktu itu juga dirinya sedikit tidak rela menyisihkan sedikit uangnya untuk membeli hal-hal seperti itu.

Lebih baik memanjakan diri dengan setumpuk Snack dan List Drakor.

Ting

Bunyi microwave membuyarkan lamunannya, Eila membuka pintunya dengan menggunakan ke dua tangannya yang berbalut sarung tangan Oven Ia mengangkat loyang.

Sejenak Ia membiarkan nya agar dingin. Matanya melirik ke tempat Max duduk, matanya terbelalak tidak percaya kala mendapati Lelaki itu sudah tertidur dengan posisi menyender pada kursi.

Eila menghampirinya dengan langkah pelan agar tidak menimbulkan suara.

Ia duduk di kursi yang berhadapan persis didepan Lelaki itu. Menopang dagu, memperhatikan keseluruhan wajah Max. Sepasang manik kelam yang biasanya kerap kali memandang lawan bicaranya dengan tajam itu, tertutup.

Berpadu dengan alis tebal, hidung bangir, bibir tebal, dan rahang tegas. Pantas saja dia digilai banyak Gadis, secara keseluruhan Eila akui dia tampan.. Atau terlalu tampan?

Kenapa Max tidak jadi Aktor saja sekalian atau Model. Ck, dia tidak memanfaatkan Visual nya itu dengan baik.

Tapi kalau di lihat baik-baik, Max sudah mempunyai uang dan kepopuleran untuk apa Ia merepotkan diri lagi.

"Puas mengaguminya, Nona?"

Eila tersentak, kaget. Max terkekeh geli dengan sikap salah tingkah Eila lengkap dengan pipinya yang mulai merona merah, selayaknya tomat.

Kali sepertinya Eila gagal menyelamatkan dirinya sendiri. Sejak kapan sih, Lelaki itu bangun??

"T-tadi Gue mau bangunin Lo, Coklatnya udah jadi. J-jangan GR!"

Eila lekas berbalik pergi menuju Pantry menghindari Max yang masih belum puas menertawainya.

Tawa Max perlahan berhenti, Ia beranjak dan menghampiri Eila yang tengah mengeluarkan Coklat-coklat itu dari cetakannya.

"Makanannya besok. Valentine nya, kan, besok." Ucap Eila tanpa menatap.

Max tersenyum, "Hm.. Gue nggak sabar cobain Coklat buatan Pacar."

Hah, sejak kapan sebenarnya Eila menjadi pacar Lelaki itu. Ditawari saja tidak, eh! Bukan berarti Ia mau kalau ditawari.

Tapi tidak ada gunanya juga, kan, protes? Max mana mau mendengarkannya.

Matanya curi-curi pandang pada tangan tangan Max yang masih diborgol. Tanpa kata, Eila membawa tangan itu membuat empunya terkejut.

Eila tanpa ragu mengeluarkan kuncinya dari saku seragamnya, Ia membuka kunci borgol itu hingga terdengar bunyi klek dan akhirnya borgol itu terbuka.

Bekas dari kuatnya borgol yang mencengkeram pergelangan tangan berurat Max menimbulkan ruam kemerahan yang melingkar.

Secara tidak sadar Eila mengusapnya lembut.

"Maaf.." Lirih Eila.

Max tertegun, tidak percaya dengan apa yang Gadis itu lakukan. Detak jantungnya bertalu-talu keras, Lelaki sampai khawatir Eila bisa mendengarnya.

Max mendadak terbatuk kecil menyita perhatian Eila. "Ini bukan salah Lo, Eila. Lagian Gue nggak papa. Ini namanya borgol cinta." Max menaik-turunkan alisnya menggoda.

"Apaan sih!?" Ketus Eila, menanggapi gombalan murahan Lelaki itu.

Max mengganti posisi, tangannya membawa tangan Eila yang semula berada di pergelangan tangannya menjadi ke dalam genggaman nya.

Tanpa melepas pandangannya pada sepasang netra hazel didepannya itu, Max membimbing punggung tangan Eila untuk dikecupnya lama.

"Terima kasih, Coklatnya. Pacar."

Eila merasakan hawa panas mulai menyerang wajahnya.

Ucapan Max yang di barengi dengan senyuman lebar, ya, Lelaki itu benar-benar tersenyum kali ini hingga matanya hanya terlihat segaris.

Tampan sekali..

1
sunshine wings
Pengakhiran yg bahagia..
Selamat ya author..
👍👍👍👍👍
👏👏👏👏👏
♥️♥️♥️♥️♥️
Oviaa
Akan ada extra part, harap tunggu~
strawberry milk
wah makasih author, udh ngasih ceritanya yg seru dan menarik ❣️
Mayyasa Adzras
ga sabar liat lanjutannya, cepet up ya kaka author
Neneng Dwi Nurhayati
double up kak
Alfatihah
jangan lama-lama upnya thorr...semangat semoga sehat selalu
Mindarsih 19
ya allah beneran aku baca prolog nya aja udh senyum senyum sendiri 🤭 semoga bab selanjutnya lebih seru lagi☺️
sunshine wings
Yesss.. 💃💃💃💃💃♥️♥️♥️♥️♥️
Mayyasa Adzras
Luar biasa
Neneng Dwi Nurhayati
bagus ceritanya
Neneng Dwi Nurhayati
double up kak
strawberry milk
apakah Felix jga mafia, atau itu musuhnya si max, ulah ayahnya nih keknya
Neneng Dwi Nurhayati
double up kak
musuh siapa yaa
sunshine wings
Mantap 👍👍👍👍👍
Lanjut author 💪💪💪💪💪
♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
🥰🥰🥰🥰🥰
sunshine wings
♥️♥️♥️♥️♥️
Neneng Dwi Nurhayati
doubel up kak
sunshine wings
😍😍😍😍😍
😘😘😘😘😘
sunshine wings
💃💃💃💃💃
♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
😅😅😅😅😅
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!