Harem : Menyamar Di Sekolah Khusus Perempuan

Melihat Angga bersedih, Samantha segera memeluknya dari samping.

"Percayalah... Silvia pasti sudah bahagia di alam sana," tutur Samantha.

"Aku kakak yang buruk untuknya." Angga berusaha keras berhenti menangis. Dia beberapa kali menghapus air matanya yang tak sengaja menetes.

"Silvia kan merahasiakan semuanya darimu. Itu artinya dia sayang padamu. Dia tak mau membuatmu khawatir," ujar Samantha.

Angga terdiam dan kembali membaca diary Silvia. Dia menemukan banyak penindasan yang dilakukan geng cleopatra pada sang adik.

Namun dari semua anggota geng cleopatra, ada satu anggota yang perlahan menarik perhatian Angga. Anggota itu tidak lain adalah Andin. Karena dari tulisan Silvia, Andin beberapa kali menolong Silvia dari kejahatan Luna dan kawan-kawan. Andin bahkan sering menolong Silvia saat dalam kesulitan. Apalagi saat gadis itu dikurung di suatu tempat.

Angga terus membaca buku diary Silvia. Dia menemukan kalau Andin berteman dekat dengan Silvia. Di dalam diarynya, Silvia mengungkapkan kalau dirinya sangat senang dengan adanya kehadiran Andin.

Dahi Angga berkerut tatkala membaca bagian kalau jantung Silvia berdebar untuk Andin. Perasaan Angga mulai tidak enak saat membaca bagian itu.

"Sepertinya Silvia punya hubungan khusus dengan Andin. Karena lihat saja halaman berikutnya. Silvia terus menulis momen bahagianya bersama Andin. Menurutku mungkin itulah alasannya kenapa penulis surat misterius itu menyuruhmu bergabung dengan geng cleopatra," cetus Samantha. Mengungkapkan pendapatnya.

"Aku merasa tidak percaya dengan yang kubaca sekarang. Mana mungkin Silvia..." Angga tak kuasa mengakhiri ucapannya.

"Itu bisa terjadi. Apalagi pada orang yang merasa putus asa dan kesepian. Toh ini kan sekolah khusus perempuan. Jadi menurutku wajar hal seperti itu terjadi. Btw, banyak kok murid di sini yang pacaran. Cuman nggak ketahuan aja," ungkap Samantha.

Angga terdiam seribu bahasa. Ia masih sulit untuk mempercayai apa yang baru saja dirinya ketahui sekarang.

"Sebaiknya kau tenangkan diri dulu. Baru kau bisa lanjut baca lagi." Samantha menutup buku diary yang ada ditangan Angga, lalu mengambilnya.

Angga masih termangu. Dia mencoba memikirkan rencana selanjutnya. Menurutnya apa yang disuruh penulis misterius itu benar. Angga harus bergabung dengan geng cleopatra jika ingin mengetahui apa yang telah terjadi pada Silvia. Mengingat geng itu tidak hanya membully sang adik, tetapi salah satu anggotanya juga diam-diam bersahabat dengan Silvia.

Apa yang sebenarnya terjadi? Kalimat itu terus muncul dalam benak Angga. Dia yang penasaran, lantas kembali mengambil diary Silvia dari tangan Samantha. Angga memang berniat membaca semua halaman di diary tersebut hari ini.

"Tidak ada hal penting lagi. Selanjutnya Silvia hanya menuliskan tentang kebersamaannya dengan Andin. Tidak ada petunjuk lain," imbuh Samantha.

Angga tidak menanggapi. Dia memilih fokus membaca buku diary.

Samantha yang melihat, mendengus kasar. Dengan terpaksa dia menunggu Angga selesai membaca.

Setelah dibaca sampai habis, ternyata apa yang dikatakan Samantha memang benar. Tidak ada apapun lagi selain momen-momen kecil yang dilewati Silvia di sekolah.

"Aku benar kan?" tukas Samantha.

"Kesimpulannya sekarang, aku harus bergabung dengan geng cleopatra," ucap Angga.

"Kau yakin? Itu tidak mudah loh," komentar Samantha.

"Aku bisa melakukannya." Angga merasa yakin. Dia terpikirkan tentang Luna. Cewek itu pasti bisa membantunya bergabung dengan geng cleopatra. Apalagi Luna diketahui merupakan ketua geng tersebut.

Samantha terkekeh. "Aku suka dengan betapa optimisnya kau," balasnya seraya meletakkan dagu ke bahu Angga.

Perlahan Angga melirik Samantha. Dia merasa harus mencurigai gadis itu. Dirinya mencoba berniat menyelidiki siapa sebenarnya Samantha.

"Ayo kita ke kamarmu! Kita lanjutkan kegiatan kita yang sempat tertunda," ajak Angga.

'Sepertinya aku harus melepas keperjakaanku karena ini. Tapi apa boleh buat. Aku harus melakukannya jika ingin menguak semua misteri ini dengan mudah,' batin Angga.