Kim Da Mi harus menikahi Yoo Jae Suk, cucu dari presdir Yoo yang sudah berjanji pada kakeknya. Meskipun perasaannya masih tersisa untuk aktor tampan Wi Ha Joon.
Akankah dia mampu menekan perasaannya pada aktor tampan itu, sedangkan dia harus tetap bekerjasama dengannya untuk menangani Rumah Pelangi miliknya?
Yuk simak ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RatihShinbe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 25
Min Hyuk membahas hari pernikahan.
"Tanggal 25 bagus untuk pernikahan kalian di bulan depan, acaranya di Hotel W, mereka akan terpesona dengan resepsi pernikahan kalian" ucap Min Hyuk sambil sarapan.
Da Mi menganga.
"Cepat sekali Kek? Apa tidak terlalu terburu-buru? " tanyanya.
Jae Suk santai tanpa ekspresi memakan sarapannya.
"Itu karena hotel W sangat penuh jadwal, tanggal 25 pun itu aku berebut dengan pernikahan anak seorang pengusaha lainnya. Tadinya kakek mau tanggal 5" Min Hyuk menunjuk dengan garpunya.
Da Mi menunduk.
Jae Suk memperhatikannya.
"Kenapa? " tanya Min Hyuk.
"Acara pembukaan rumah pelangi tanggal 24 kek, tidak apakan jika aku tinggal di Busan dari tanggal 20? " ucap Da Mi.
"Kau ini, kau bisa memberi seseorang kepercayaan untuk mengurus semua itu, kenapa semua kau yang melakukan? " Min Hyuk kesal.
Jae Suk menatap, dengan membulatkan mata dia minta Da Mi untuk menurut saja.
"Hanya sekali ini kek, setelah itu kan aku tidak bisa kemana-mana. Kakek bilang aku harus tinggal di rumah menjadi nyonya Yoo. Ini peresmian rumah pelangi yang pertama, aku ingin sekali meresmikannya sendiri" Da Mi malah merengut sedih.
Jae Suk merasa Da Mi sedang berpura-pura.
"Da Mi sayang, maaf, kakek salah. Kau boleh pergi dari tanggal 20 sampai 24 sore, kau tidak boleh terlambat diacara resepsi pernikahan mu juga ya. Kau bisa kan? Jangan sedih ya! " ucap Min Hyuk lembut dan membujuknya.
Jae Suk tidak menyangka kakeknya akan begitu mudah luluh pada Da Mi.
"Terimakasih kakek, aku sayang kakek! " Da Mi berdiri kemudian memeluk Min Hyuk.
Matanya mengedip ke arah Jae Suk yang kesal dengan tingkahnya.
Da Mi melambaikan tangannya pada Min Hyuk dan Jae Suk yang pergi bekerja.
"Dia masih mengerjakan rumah pelangi. Siapa yang bekerja dengannya? " tanya Min Hyuk.
"Ha Joon kek" jawab Jae Suk.
"Wi Ha Joon? Aku tidak tahu kalau dia punya minat tentang yayasan seperti itu. Dia baik juga ya ternyata" puji Min Hyuk.
"Mungkin dia jatuh hati" ucap Jae Suk.
Min Hyuk menatap Jae Suk.
"Apa maksud mu dengan jatuh hati? Pada siapa? Da Mi? " Min Hyuk menyimpulkan.
"Pada hal seperti itu, membantu orang-orang yang kekurangan" Jae Suk meralat.
"Spesial" Min Hyuk malah meralat ucapan Jae Suk.
"Ahhh, ya spesial" Jae Suk mengangguk.
"Ya mungkin, tapi apa kau tidak cemburu dia bekerja dengan Da Mi? " Min Hyuk masih menatapnya.
"Tidak kek" Jae Suk menggelengkan kepalanya sambil tetap memperhatikan ponselnya.
Min Hyuk mengambil ponsel yang sejak tadi Jae Suk pegang.
"Kek....! " Kali ini Jae Suk menatap kakeknya.
"Kau terlihat tidak peduli, apa kau tidak peduli juga dengan pernikahan ini? " Min Hyuk terlihat geram.
Jae Suk mengambil nafas perlahan.
"Bukan begitu kek, aku hanya.... "
"Da Mi lebih sering bersama Ha Joon, daripada dengan mu. Kau akan membiarkan hal itu terjadi sampai Da Mi jatuh hati pada Ha Joon dan membatalkan perjodohan ini? " Min Hyuk mengembalikan ponselnya.
Jae Suk masih terdiam.
"Jadi kau benar-benar tak peduli? " Min Hyuk kesal dengan reaksi cucunya.
"Bukan begitu kek, hanya saja...."
Jae Suk meraih tangan kakeknya.
"Da Mi sudah mengatakan hal ini padaku, aku percaya padanya" ucap Jae Suk mencoba membujuknya.
"Apa Wi Ha Joon tahu dia calon istri mu? Atau perlukah melangsungkan acara pertunangan terlebih dahulu?" ucap Min Hyuk cemas.
"Tidak, tidak perlu. Kakek harus operasi tanggal 27, banyak yang akan kita lakukan setelah itu. Liburan ke Maldives, Hawaii, Bali, bukankah kakek akan mengawasi bulan madu ku dengan Da Mi" ucap Jae Suk seraya tersenyum.
"Ya, benar. Tapi kalian harus pergi meski tanpa ku" ucap Min Hyuk.
"Kek.... Tidak boleh bicara yang tidak penting ok. Sekarang kita ke kantor bersama"
Jae Suk menghela, dia sedikit berpikir apa yang kakeknya katakan ada benarnya. Bagaimana jika Da Mi berubah pikiran, dan memilih bersama Ha Joon.
#
Saat siang tiba, Da Mi sudah siap hendak pergi ke tempat yang dia sukai dan targetkan untuk jadi rumah pelangi barunya lagi.
Langkahnya terhenti saat dia melihat Jae Suk menunggunya di dekat mobil.
"Hai! " sapa Jae Suk.
"Kenapa kembali? Ada yang tertinggal? " tanya Da Mi.
Matanya mencari Do Chul yang katanya akan mengantarkannya.
"Do Chul sakit, aku yang akan mengantar mu" ucap Jae Suk membukakan pintu mobil untuknya.
"Tapi.... ini.... " Da Mi ragu untuk mengatakan tujuannya.
"Lokasi rumah pelangi baru mu, aku tahu" Jae Suk menunggunya masuk ke mobil.
"Kenapa tiba-tiba sekali? " ucap Da Mi seraya masuk.
"Apanya? " tanya Jae Suk setelah dia siap menyalakan mobil.
"Do Chul sakit dan kau mengantar ku, semuanya tiba-tiba" ucap Da Mi sembari memakai sabuk pengaman.
Jae Suk menatap riasan Da Mi yang selalu polos.
"Kenapa kau tak pernah memakai riasan? " tanya Jae Suk.
"Kenapa kau selalu bertanya saat aku bertanya, bukannya menjawab pertanyaan ku? " Da Mi bicara menekankan.
"Kau yang melakukan itu, bukan aku" ucap Jae Suk dengan tersenyum menertawakannya.
Da Mi membuka cermin di depannya.
"Tak ada yang salah dengan wajah ku, untuk apa memakai riasan? " ucap Da Mi.
Jae Suk melirik.
"Sebagai nyonya Yoo, kau harus memakai riasan dan pakaian yang sedikit berbeda. Orang-orang akan membicarakan mu jika kau tampil terlalu sederhana" ucap Jae Suk.
"Aku belum jadi nyonya Yoo, tapi aku juga tidak akan melakukan itu jika sudah jadi nyonya Yoo" Da Mi mengusap wajahnya.
"Kenapa? " Jae Suk mulai menginjak pedal gas perlahan.
"Aku tidak mau" jawab Da Mi kembali menutup cermin.
"Kau harus melakukannya, image mu sebagai istri dari pimpinan perusahaan besar harus elegan" Jae Suk mulai mendebat.
"Cukup... " Da Mi melebarkan tangan ke arah wajah Jae Suk.
"Aku belum selesai bicara" Jae Suk seolah terpancing.
"Aku bilang cukup" Da Mi menyubit tangannya pelan.
"Kenapa? " Jae Suk merasa mereka seperti pasangan yang sedang bertengkar dan Da Mi mencoba menenangkannya.
"Kita belum menikah, jangan bahas sesuatu yang belum terjadi" Da Mi melepaskan tangannya kemudian melipat tangan di dada dan memejamkan matanya.
Jae Suk terdiam, sadar Da Mi hanya sedang malas bicara. Akhirnya dia bungkam sampai mereka tiba di tempat tujuan.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=>>