Kelicikan Mertua

Dok... Dok... suara pintu digedor.Mirna bangun dari duduk nya di dalam kamar karna sedang menemani anak nya bermain. Pintu di buka terlihat lah Tuti dengan wajah merah padam dan mata melotot. Mirna bingung dengan kedatangan Tuti ke rumah ga biasa nya Tuti datang ke rumah kalo ga ada maksud .

"Mirna kenapa kau mencubit anak saya Doni,Kamu punya dendam sama saya?

"Apa maksud kamu Tuti siapa yang mencubit Doni?

"Ga usah kamu mengelak Mirna, Ini lihat tubuh Doni biru-biru gini.saya mau minta ganti rugi satu juta karna kamu sudah melukai anak saya, Kalo kamu ga mau memberi ganti rugi saya akan laporkan ke polisi dengan kasus kekerasan. "

"Tut tunggu dulu jangan asal tuduh kamu, saya tidak pernah memukuli anak kamu, kalo kamu ga percaya saya punya saksi saudara saya dan juga tadi ada bu Diah yang melihat kalo saya ga melakukan apa pun sama Doni. "

"Tapi tadi ibu bilang kamu marah ke Doni karna Doni meminjam baik-baik sama Ahmad dan anak kamu mengadu sama kamu jadi kamu mukul Doni.

"Betul Tut saya ga mukul Doni , kalo kamu ga percaya ayo kita panggil ibu dan bu Diah kalo masih kurang saya panggil saudara saya kesini. "

Tak berapa lama bu Ratmi datang dengan Wajah tanpa dosanya menghampiri Tuti dan Mirna yang sedang beradu mulut.

"Ada apa si ini ribut -ribut apa ga malu dilihat tetangga. "

"Betulan ibu datang kesini, ini bu tadi ibu bilang Mirna memukul Doni, benar kan bu?

"Oh iya kah ibu bilang begitu, tapi ibu baru ketemu kamu hari ini bagai mana bisa saya bilang kaya gitu kamu jangan fitnah ibu Tuti.

"Doni coba kamu jawab yang betul siapa yang nyubit kamu?

Karna merasa takut Doni diam saja karna anak nya ga mau jawab Doni dipukul oleh Tuti untuk menjawab akhirnya doni pun mengaku.

"Ma nenek yang nyubit Doni karna Doni nangis ga berhenti -berhenti karena pingin mainan seperti punya Ahmad.

"Betul bu, ibu yang nyubit Doni sampai kaya gini, ibu tega. "

"Ibu nyubitnya ga keras ko Tut,mungkin Doni terjatuh takut kamu marah jadi Doni berbohong lagi.

"Benar itu Doni kamu jatuh. "

"I... ya ma tadi Doni jatuh"

Doni berbohong kepada Tuti karna takut akan dipukul lagi oleh nenek nya kalo Doni jujur.

Akhirnya perdebatan antara Mirna dan Tuti pun berakhir,Tuti pulang tanpa permisi, begitupun ibu mertuanya

Tak berapa lama Harun pulang ke rumah melihat Ahmad sedang bermain mainan baru. Marni menyambut Harun dan mencium tangan Harun begitupun Ahmad mengikuti mencium tangan Harun. Harun langsung mandi, setelah selesai menemani Ahmad bermain.

"Mainan nya baru dek"?tanya Harun

"Iya pak, dari Om Fadil bagus kan pak?

"iya bagus "

"Bapak kira ibu yang beli"kebetulan Mirna keluar membawa kopi untuk Harun dan menjawab perkataan Harun.

"Uang dari mana saya pak, orang tiap kali kamu kasih uang ,itu uang sisa setelah kamu kasih ke ibu dan adik-adik kamu. "

Harun hanya diam tidak membalas kata-kata Mirna yang memang benar kalo upah Harun selalu diminta ibunya setiap tempo Harun menerima upah bekerja Harun harus mampir ke rumah orang tua nya dulu,setelah uang dibagi oleh ibunya Harun, Harun baru pulang ke rumah