NovelToon NovelToon
Ayahku Cinta Pertamaku

Ayahku Cinta Pertamaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Nindy

Ayah adalah sosok orang yang selalu berjuang untuk membahagiakan putrinya. Kebahagiaan akan selalu dirasakan seorang anak jika ayah selalu disampingnya.
Tapi, siapa sangka jika kebahagiaan itu tiba tiba harus hilang dengan sekejap.
Bisakah rasa bahagia itu hadir kembali seperti dulu ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nindy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Serba Salah

Naura mulai mengikuti saran dari atasannya. Pumping di tempat yang sudah di sediakan menggunakan alat pumping elektrik yang menghasilkan ASI lebih banyak dan lebih cepat pada kedua payu**ra sekaligus. Hasil ASInya ia masukkan kedalam plastik asi dan memasukannya kedalam coller bang yang sudah terisi dua ice gel untuk menjaga supaya ASI tetap pada suhu dingin sampai Naura pulang kerja nanti. Naura menghubungi ayahnya.

"Ayah tidak usah ambil susu ke kantor, untuk siang ini adek bisa minum ASI yang ada di kulkas sudah ada beberapa kantung plastik ASI. Minta tolong ibuk untuk menghangatkannya ya yah" ucap Naura pada ayah di telephone.

"Iya Naura kamu tenang saja adek biar ayah dan ibu yang urus" ucap ayah yang selalu disamping bayi Naura.

Karena mendapatkan saran dari atasan, setidaknya ayah Naura tidak perlu repot-repot untuk bolak balik kantor ambil ASI. Naura masih tetap merepotkan ayah ibunya untuk merasa bayinya selama ia bekerja. Namun, setidaknya sedikit berkurang berkat saran itu.

"Naura, sepertinya hari ini akan pulang malam. Semua karyawan harus datang ke kantor pusat" ucap teman kerja Naura.

"Oh ya ??? memangnya ada apa? " Naura bertanya.

"Sepertinya ada acara syukuran atas pembukaan kantor baru" ucap teman Naura.

"Oohhh begitu yaa" ucap Naura tanpa tersenyum karena ia berharap bisa segera pulang dan menemui bayinya.

Terus bekerja memang membuat Naura dilema. Bahagia mendapatkan pekerjaan yang sangat nyaman dan mendapatkan gaji yang cukup, namun ia benar-benar tidak tega meninggalkan bayinya dirumah. Walaupun bayinya aman dalam pengawasan ayah dan ibu, tapi tetap ada rasa mengganjal di dalam hatinya. Ia tak menyangka ternyata ada perasaan seperti ini. Mungkin Naura yang terlalu lebay, terlalu mellow ataukah memang perasaan semua ibu seperti itu.

Naura adalah orang yang sangat introvert, jadi disetiap apa yang ia rasakan tidak pernah sedikitpun ia ceritakan pada teman-temannya. Kalaupun ia harus bercerita pasti hanya dengan keluarga atau teman yang benar-benar dekat dengannya.

Ayah Naura selalu mengabadikan setiap moment bersama cucu tercintanya. Selalu update story bersama cucunya, atau kadang sekedar mengambil foto ibu yang sedang menggendong bayi Naura. Naura hanya bisa melihat bayi mungilnya lewat story ayah.

"Ayah, Naura mau lihat adek dong" ucap Naura menghubungi ayahnya.

Ayah memperlihatkan bayi Naura yang sedang minum ASI dari botol dan mulai tertidur. Ingin rasanya Naura ada disamping bayi mungil itu.

"Oh ya yah, nanti sepertinya Naura pulang terlambat karena harus ke kantor pusat dulu" ucap Naura dengan sedih.

"Iya Naura tidak apa-apa. ASI yang di kulkas masih cukup kok sampai nanti malam" ucap ayah.

Setelah pulang kerja, Naura bergegas menuju kantor pusat. Naura mengikuti semua kegiatan disana. Namun, saat teman-temannya akan pergi makan bersama...

"Naura, kamu mau ikut tidak ? kita mau makan bareng di cafe ujung jalan" ucap salah satu teman Naura.

"Maaf ya teman-teman, kali ini aku gak bisa ikut. Aku harus segera pulang" ucap Naura memikirkan anaknya apakah ASI yang dirumah cukup atau tidak? karena bayi mungil itu belum minum apa-apa kecuali ASI Naura.

"Oohh yasudah kalau begitu, hati-hati dijalan ya" ucap teman Naura.

"Iyaaaa....." ucap Naura sambil mengeluarkan motornya dan memakai helm.

Naura bergegas pulang. Berkendara dengan begitu cepatnya supaya bisa segera sampai dirumah menemui bayi mungil nya. Ice gel di coller bag Naura juga mulai meleleh tapi belum seluruhnya. Karena saat pagi ia selalu membawa ice gel yang benar-benar keras dan dingin seperti batu.

Saat sampai dirumah, Naura meletakkan semua tasnya. Bergegas cuci tangan dan masuk ke kamar. Ternyata bayi mungilnya sudah bobok. Begitu kecewanya Naura yang tadi masih berharap untuk bisa bermain dengan bayinya walaupun hanya sebentar.

"Adek sudah bobok dari tadi ?" tanya Naura kepada Roni yang ada disamping anak mereka.

"Baru saja bobok tadi habis minum susu" ucap Roni yang tadi masih bisa say hello ke bayinya walau hanya sebentar.

"Ini bayi kita, tapi dia tak punya banyak waktu dengan kita. Saat dia membuka mata, hanya ada waktu bersama kakek dan neneknya" ucap Naura sedih.

"Sudahlah tidak apa-apa lagian kan tidak setiap hari kamu pulang sampai malam seperti hari ini" ucap Roni.

"Iyaa..... tapi aku selalu merasa bersalah kepada anak kita. Merasa tidak bisa menjadi ibu yang baik karna waktu saja tidak bisa aku berikan untuknya" ucap Naura menyalahkan dirinya.

"Sudahlah tidak usah menyalahkan diri sendiri, toh kamu bekerja juga kan buat anak kita juga" ucap Roni menghibur.

"Jujur sebenarnya dilema ini belum hilang dari hatiku. Antara aku akan menjadi ibu pekerja atau menjadi ibu rumah tangga. Kedua keputusan itu benar-benar membuatku bingung. Membuatku serba salah. Karena disetiap keputusan itu harus ada konsekuensi lain yang harus aku terima" ucap Naura.

"Kalau aku sih mau kamu jadi ibu rumah tangga atau mau jadi ibu pekerja dua duanya adalah keputusan yang mulia. Apapun yang kamu putuskan untuk kedepannya aku akan selalu mendukungmu" ucap Roni.

Mulai beranjak besar bayi Naura tak lagi bergadang. Saat malam hari ia tidur, hanya akan terbangun saat mengompol saja. Jika sudah diganti popoknya, ia akan tidur lagi sampai pagi.

Naura bangun pagi-pagi sekali berharap pagi ini bisa banyak berinteraksi dengan anaknya. Saat anaknya sudah bangun, Naura memandikan anaknya dengan air hangat, mengganti bajunya, dan memberikan ASI untuknya. Setelah minum susu, biasanya bayi mungil Naura tidur lagi. Barulah Naura bersiap untuk pergi bekerja.

"Ayah ibu, Naura berangkat kerja dulu ya. Adek sudah bobok di kamar " ucap Naura sambil bersalaman dengan ayah dan ibu.

"Iya nak, hati-hati ya....." ucap ayah dan ibu Naura.

Naura berangkat bekerja seperti biasanya. Hari ini sepertinya aktivitasnya penuh. Banyak tugas yang harus Naura selesaikan hari ini. Hal itu membuat waktu pumping Naura berkurang. Hasil pumping ASI juga tidak begitu banyak seperti biasanya. Hal itu terjadi karena Naura terlalu lelah, banyak pikiran, dan terlalu buru-buru. Padahal untuk menghasilkan ASI yang melimpah, suasana busui harus tenang dan rileks.

Saat jam makan siang ibu menghubungi Naura jika bayinya itu menangis terus.

"Naura, dari tadi anakmu menangis terus. Sepertinya sembelit. Dia sedang buang air besar tapi menangis" ucap ibu Naura.

"Naura harus bagaimana ibu? apa Naura pulang saja sekarang ?" tanya Naura.

Naura mencoba menghubungi pihak kantor pusat untuk meminta izin pulang lebih awal. Namun, sebelum ia selesai berbicara pihak kantor langsung mengucapkan "IYA" secara sepihak dan langsung menutup telphone Naura. Naura yang mendapat izin kemudian menghubungi temannya yang ada di cabang untuk menggantikannya sebentar dan menutup kantor nanti jika jam kerja sudah selesai.

1
Hana
lanjut
Dama9_
Thor, aku tunggu cerita selanjutnya, kasih kabar dong.
endah nindy: siap...
total 1 replies
putri baqis aina
Jatuh cinta 💖
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!