Karena kedua orang tuanya penyuntik dana terbesar di kampusnya, Lexa pun menjalani masa pendidikannya dengan sesuka hatinya. Gadis yang memiliki nama lengkap Clara Lexa Viviana ini kerap sekali membuat ulah dan membuat kedua orang tuanya pusing menghadapinya. Karena tak tahan mendapatkan laporan terus menerus dari pihak kampus dan Orang-orang, kedua orang tua Lexa pun memilih menjodohkan Lexa dengan Elvin Zayyan Bagaskara yang tak lain ialah anak dari sahabatnya sekaligus dosen terkiller di kampus Lexa.
Elvin yang terlahir sebagai anak pertama memiliki watak yang keras dan tegas. Bahkan para adik dan keluarganya segan terhadapnya disebabkan dirinya yang sangat berwibawa dan dewasa. Selain berprofesi sebagai dosen, Elvin juga berprofesi sebagai direktur utama di perusahaan keluarganya. Apakah Elvin mampu menghadapi Lexa yang terlahir sebagai anak bungsu dan anak perempuan satu-satunya yang selalu di manja oleh keluarganya? Yuk ikuti terus kisahnya.
Cerita ini 100% Munir fiksi📌
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jannah sakinah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
Lexa yang di perlakukan dengan begitu lembut oleh Elvin merasakan hatinya menghangat. Dia tidak tau rasa apa yang menyerang hatinya yang kini seperti tertarik dan luluh pada Elvin.
"Gimana sayang, kamu mau kan ikut Mas tinggal di rumah baru kita?" Tanya Elvin dengan tatapan lembut penuh harapnya. Lexa menghembuskan nafasnya lalu menganggukkan kepalanya dengan pelan seakan memberitahu pada Elvin jika ia setuju tinggal bersamanya. Elvin tersenyum senang melihat Lexa.
"Terimakasih sayang, Mas senang kamu mau ikut bersama Mas," ucap Elvin lalu tanpa meminta izin mencium tangan Lexa yang di genggamnya.
"Iya Mas, sama-sama," ucap Lexa dengan tampang biasa saja tidak judes seperti biasanya.
"Ya sudah ya Mas, teman-teman ku sudah menunggu," ucap Lexa yang langsung menarik tangannya dari genggaman Elvin dan cepat pergi dari ruangan itu. Elvin hanya tersenyum tipis sembari menggelengkan kepalanya dengan pelan.
"Huh," Elvin menghela nafasnya lalu bangkit dari duduknya dan kembali menyelesaikan tugasnya.
Di jalan menuju kantin, terlihat Lexa jalan dengan terburu-buru sebab takut ketiga temannya curiga padanya. Ketika hendak memasuki kantin, Lexa pun berhenti sesaat dan mengatur nafasnya berusaha bersikap senormal mungkin di hadapan ketiga temannya.
"Hay Guys, nunggu lama ya?" Tanya Lexa dengan senyum manisnya menutupi segala kegugupannya.
"Lumayanlah, Lo kemana Lex, kok tadi nggak ada di toilet?" Tanya Clara yang seketika membuat Lexa gugup hingga meremas ujung pakaiannya.
"Emang tadi Lo di toilet mana?" Tanya Lexa berpura-pura santai padahal ia ingin membuat alasan dengan jawaban Clara.
"Di tempat biasalah, Toilet lantai dua," ucap Clara lalu menyeruput jus dinginnya.
"Kau di toilet mana tadi Lexa?" Tanya Viona membuka suaranya membuat Lexa semakin gugup seakan takut untuk berbohong.
"Aku tadi,,," ucap Lexa sembari berfikir membuat Amel, Clara, dan Viona menatapnya dengan lekat seakan penasaran dengan kelanjutan ucapan Lexa.
"Tring,,," Suara nada dering terdengar begitu nyaring membuat Lexa selamat dari menjawab pertanyaan teman-temannya. Lexa yang sangat gugup langsung mengangkat panggilan masuk dengan cepat.
"Halo Kak," ucap Lexa sembari melirik ketiga temannya sekilas yang masih memperhatikannya. Lexa memalingkan wajahnya berpura-pura fokus pada telponnya.
"Kakak sudah di depan? Iya-iya ini Lexa mau ke sana. Iya kak, dah," ucap Lexa dengan cepat lalu memutuskan sambungan teleponnya.
"Guys Gue pulang di luan ya, Kak Sean sudah menjemput," ucap Lexa membuat mata Amel berbinar.
"Aku boleh nggak numpang. Aku mau ketemu kak Sean,,," ucap Amel dengan penuh harap membuat Lexa diam.
"Lain kali saja ya Mel, kami mau ke bandara menjemput sepupu yang pulang dari New York," ucap Lexa dengan sejujurnya tanpa beralasan seperti biasanya.
"Ya," ucap Amel seakan hilang semangat sebab ia sangat menyukai Sean kakak Lexa hingga berharap mempunyai kesempatan untuk dekat dengannya.
"Sudah Mel, lain waktu bisa kan. Iya kan Lexa?" ucap Clara menghibur Amel yang seakan kehilangan semangat.
"Iya benar, nanti kapan-kapan kita jalan-jalan bareng sama kak Sean. Nanti kalau kami pergi, aku ajak deh Mel," ucap Lexa membuat Amel kembali bersemangat.
"Janji ya!" ucapnya yang tiba-tiba menggebrak meja karena saking antusiasnya membuat semua orang menatap aneh kepadanya.
"Mel!" Tegur Viona agar Amel kembali duduk di tempatnya.
"Iya Mel, ya sudah ya semuanya, aku pulang dulu, dah," ucap Lexa lalu memberikan ciuman dengan tangannya membuat Clara tersenyum.
"Hati-hati Lex, kirim salah ya sama calon suami aku," ucap Amel tanpa rasa malunya membuat Viona menepuk kepalanya sedangkan Clara menggeleng pelan melihat tingkah Amel.
Sebelum benar-benar pergi meninggalkan kantin kampus, Lexa pun terlebih dahulu membayar semua tagihan pesanannya bersama teman-temannya seperti biasanya. Setelah selesai ia pun bergegas pergi menemui Sean kakaknya yang sudah menunggu di depan kampus.
Di perjalanan menuju halaman kampus, tak henti-hentinya Lexa berdecak senang sebab ia berhasil lolos dari segala hal yang membuat dirinya kesal dan gugup. Lexa yang tak mampu menyembunyikan kebahagiaannya pun bersenandung Ria dengan tarian kecil seperti princess disney.
Tanpa Lexa sadari, kelakuan lucu dan menggemaskannya itu menjadi perhatian pria tampan yang baru saja keluar dari gedung kampus. Pria itu tak lain ialah Elvin suaminya sendiri. Elvin hanya tersenyum lalu mengabadikan momen Lexa yang sangat langkah itu di handphone miliknya.
Lexa pun membuka pintu mobil kakaknya lalu masuk dan duduk di kursi yang berada di samping kemudi. "Tin," suara Klakson mobil yang tiba-tiba di bunyikan Sean membuat Lexa langsung menatap bingung kepadanya sebab di depannya jalan sangat kosong.
"Kenapa kakak menghidupkan Klakson?" Tanya Lexa dengan tatapan bingung penasarannya.
"Itu nyapa suami kamu," ucap Sean sembari melirik keberadaan Elvin membuat Lexa membulatkan matanya tak percaya.
"Kenapa ekspresinya terkejut begitu?" Tanya Sean sembari mengulum senyumnya.
"Nggak, nggak papa," ucap Lexa menggeleng pelan dengan wajah tegangnya. Sean hanya tersenyum menanggapi Lexa yang terlihat lucu itu.
Apa tadi Mas Elvin melihatku ya? Kalau iya malu banget,,, Batin Lexa merasa sangat malu dengan apa yang ia lakukan tadi.
Lexa pun diam di sepanjang perjalanan dengan pikiran yang dipenuhi dengan ribuan pertanyaan yang sama. Saking fokusnya dengan pikirannya, Lexa sampai tidak menyadari jika mobil yang tengah di tumpanginya sudah berhenti.
"Dek," panggil Sean membuyarkan lamunan Lexa.
"Iya kak," sahut Lexa dengan wajah bingungnya.
"Ayo turun," ajak Sean yang seketika membuat Lexa langsung mengedarkan pandangan matanya melihat kawasan sekitar.
"Sudah sampai rupanya," gumam Lexa tak menyangka lalu langsung turun dari mobil dan berjalan di belakang Sean memasuki gedung bandara.
Setibanya di Waiting Room alias ruang tunggu, Lexa dan Sean langsung menyambut kedatangan sepupunya yang sudah menunggu mereka beberapa menit yang lalu. Lexa tersenyum bahagia melihat kakak sepupunya yang sudah seperti kakaknya sendiri.
"Kak, Lexa kangen,,," ucap Lexa dengan manja sembari memeluk kakak sepupunya itu.
"Kakak juga kangen sama Lexa," ucap Monica sembari membalas pelukan Lexa dengan senyuman hangatnya.
"Gimana kabarnya, Monic?" tanya Sean membuat Monica langsung melepaskan pelukannya dari Lexa.
"Ya, seperti yang kau lihat Sean," ucap Monica tanpa embel-embel kakak karena usia keduanya hanya selisih dua bulan. Sean lebih dulu lahir daripada Monica.
"Kau banyak berubah sekarang, semakin cantik," puji Sean membuat Monica tersenyum malu mendengarnya.
"Kau ini tak pernah berubah, suka sekali menggodaku!" Monica menepuk bahu Sean dengan pelan sebab gemas dengan Sean.
"Kak Sean benar tau kak, kakak semakin cantik," ucap Lexa membuat Monica semakin malu.
Bahkan kakak terlihat sangat sexy. Semenjak tinggal di sana beberapa tahun, penampilan kakak sangat berubah dan mengikuti gaya kebarat-baratan. Batin Lexa sembari memperhatikan penampilan sepupunya itu tanpa sepengetahuannya.
"Ya sudah, ayo kita pulang," ajak Sean yang di setujui Monica dan Lexa.
Kini ketiganya pun pulang bersama. Monica duduk di samping Sean yang tengah menyetir sedangkan Lexa duduk di kursi belakang seorang diri. Walaupun duduk sendiri, Lexa tetap saja ikut nimbrung pembicaraan kedua orang yang berada di depannya. Bahkan kepala gadis itu menyelip di tengah-tengah kursi Sean dan Monica.
Good Job thor🖤