NovelToon NovelToon
Ronan-17:The Battle Cyborg

Ronan-17:The Battle Cyborg

Status: sedang berlangsung
Genre:Sci-Fi / Reinkarnasi / Robot AI
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Dovey

Siapa sangka kalau gadis lugu yang introvert luar biasa bisa menjadi seorang pelindung umat manusia? Terlahir kembali setelah selamat dari kecelakaan mengenaskan, Reina Sasaki kini berubah menjadi seorang Cyborg yang dilengkapi senjata dan kemampuan bertarung hebat. Bisakah Reina menjadi orang yang berbeda di dunianya yang baru saat ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dovey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 7: First Attack

Kota Metro hari ini tampak begitu cerah. Cahaya matahari yang mulai terbenam menyelimuti padatnya kota yang identik dengan lampu neon berwarna mencolok dan gedung-gedung tinggi menyelimutinya.

Di sebelah sudut paling timur kota Metro, Ronan nomor 11 dan nomor 12 tampak sedang berpatroli dengan polisi disana. Polisi yang ada tepat di depan mereka pun terus berbicara tanpa henti, mengenalkan kota Metro pada 2 cyborg tersebut.

Tampak keduanya hanya menampilkan wajah datar dan sama sekali tidak tertarik.

Ronan nomor 11 yang menamai dirinya sebagai Daka, adalah Ronan berwujud pria dengan rambut spiky berwarna oranye. Dia juga punya perawakan cukup tinggi dan badan yang cukup kekar.

Sedangkan Ronan nomor 12 yang bernama Diane, memiliki wujud wanita dengan rambut diikat dan tubuh yang juga cukup tinggi.

Belum ada yang mengetahui apa senjata mereka, mengingat pelatihan simulasi Ronan 11 hingga 20 dihentikan usai Reina membabat habis semua monster di area simulasi.

Lanjut ke keberadaan mereka sekarang, Daka sempat berbicara dengan Diane soal tugasnya kali ini.

“Menurutmu untuk apa dokter Mayfreed membuat kita harus mengelilingi kota ini? Bukannya lebih baik berlatih saja terus di tower?” Ucapnya sambil melihat-lihat tangannya.

Diane yang sedang memandangi keadaan disitu seketika menjawab “karena kalau kita hanya diam terus di kandang, kita akan kewalahan saat bertemu dengan masalah sebenarnya” jawabnya santai.

Daka yang mendengar jawaban itu lalu sedikit tertawa dan kemudian menjawab “Ah, aku tidak tahu. Tapi tugas ini justru tak masuk akal. Apalagi kita berdua dan Ronan yang punya nomor urut belasan belum sama sekali unjuk gigi” ucapnya.

“Kau tahu? Gadis nomor 17 itu menurutku terlalu berlebihan. Siapa tau aku bisa lebih baik darinya” lanjut Daka sambil berpose pamer otot dengan lengan robotnya. Mendengar ocehan tersebut, Diane tak merespon sedikitpun dan terus melangkah.

“Nah, kalau kalian sadari, ini adalah danau terbesar di kota Metro. Kenapa kota Metro dihuni banyak sekali danau? Karena 3 pemimpin kota ini ingin anak cucunya masih bisa merasakan apa itu kubangan air yang besar.

Seperti yang kalian tahu, dunia yang kita tinggali hanya tersisa kota ini saja. Sisanya telah berubah menjadi padang pasir dan kota terbengkalai dan tak berpenghuni. Kejadian 70 tahun lalu menyebabkan dunia hanya bergantung pada satu kota ini.

Dengan keadaan yang sangat genting, 3 pemimpin paling berpengaruh di dunia yang juga ikut selamat saat itu, memutuskan untuk menjadikan kota ini satu-satunya tempat untuk umat manusia.

Kota ini tidak besar, namun cukup luas untuk semua manusia yang masih punya mimpi untuk bekerja sama dalam hidup menjadi kesatuan yang utuh” ucap sang polisi yang memang usianya sudah sangat tua.

Mendengar hal tersebut, Daka dan Diane hanya bisa terdiam. Mereka memang tidak punya memori apa-apa tentang masa lalu mereka tapi entah mengapa mereka juga sangat terpukul dengan apa yang polisi tua itu katakan.

Mereka merasa seperti ada koneksi yang tidak dapat dijelaskan antara mereka dengan umat manusia normal.

Tak lama, dibalik semak semak, tampak seseorang sedang mengintip 3 orang itu. Polisi yang sadar akan kehadiran sang mahluk tersebut, mengeluarkan pistol plasmanya dan segera menodongkan senjatanya ke arah semak tersebut.

“Keluar kau sekarang atau kulubangi kepalamu” ancam si polisi tua. Tidak ada balasan dari balik semak-semak.

Polisi yang makin geram kembali mengancam orang tersebut. “Keluar kau!! Aku tidak main-main!” Teriak sang polisi tua.

Masih tidak ada jawaban hingga beberapa detik telah berlalu, sang polisi pun menembakkan pistol plasmanya. Seketika semak-semak yang ia tembak menjadi berlubang. Tak ada seorang pun disana.

Kebingungan, ketiga orang tersebut mendekati semak-semak. Dan ketika sang polisi mendekat, sebuah tusukan mengenai tepat perut sang polisi. “Argh!”

Sang polisi tak sempat untuk bereaksi dan tusukan tersebut datang dari balik semak-semak. Sang polisi pun terkapar. Daka dan Diane pun langsung menghampiri sang polisi.

Daka bersiap mengeluarkan senjatanya. Rupanya ia mengeraskan bagian lengannya dan menjadikannya sebagai sarung tinju besi.

“Keluar kau bajingan!” Tantang Daka. Diane memindahkan tubuh sang polisi tersebut ke sisi mereka.

Mendengar tantangan Daka, orang tersebut pun muncul. Dengan jubah hitamnya, ia menjulurkan sekali lagi lidah ularnya. Rupanya ia menusuk si polisi tua dengan kukunya yang panjang.

Tangannya juga bersisik bak ular dan berwarna hijau, membuat Daka dan Diane agak ngeri melihatnya. “Kenal orang ini?” Tanya sang mahluk ular.

Daka yang menyadari kalau orang yang dimaksud adalah Reina, kemudian berlari ke arah sang monster sambil mengambil ancang-ancang. “Bukan urusanmu monster menjijikan!”. Tinjuan Daka berhasil memukul mundur sang mahluk.

Sang monster pun berhasil tersungkur.

“Hubungi semua Ronan segera. Kita menemukan situasi mendesak” perintah Daka. Diane pun mencoba menghubungi semua Ronan lewat pemancar yang ada di pundaknya.

Pemancar ini akan segara aktif ke semua Ronan saat ada satu Ronan yang bermasalah. Sesaat kemudian, sang mahluk langsung melepas jubahnya. Rupanya dia adalah seorang manusia yang sudah berubah menjadi ular.

Semua tubuhnya bersisik, matanya seperti ular dan yang paling penting tubuhnya berwarna hijau. Kuku-kukunya juga panjang dan lengannya dilapisi oleh semacam pedang tajam, yang membuatnya sangat berbahaya untuk didekati.

Daka yang baru pertama kali melihat wujud monster tersebut hanya bisa menahan diri. “Kau bukan orang yang kucari. Maka, matilah!”. Sang monster pun berlari dengan sangat cepat ke arah Daka.

Daka yang tanpa ada persiapan kemudian mengambil langkah. Namun sadar akan terlambat, Daka hanya bisa pasrah. Tepat sebelum pisau sang monster berhasil mengenai mukanya, sebuah perisai tiba-tiba datang membendung serangan tersebut.

Rupanya Diane memilih menciptakan pelindung yang super kokoh. “Cepat ambil langkah. Kita serang dia dengan cepat” ucap Diane.

Mengangguk setuju, Daka pun melompat dan melancarkan pukulan mengarah ke kepala sang monster “Dasar bodoh, aku disini!” Teriak Daka.

Sang monster pun berhasil dipukul hingga jatuh ke tanah. “Huekkk” sang monster sempat mengeluarkan cairan dari mulutnya. Daka kemudian berdiri diatasnya untuk mengakhiri masalah ini.

“Lemah sekali. Kukira kau heb-“ tak sempat menyelesaikan perkataanya, Daka ditusuk dari samping. Rupanya yang ia pukul adalah sang polisi yang sudah tertusuk.

Kebingungan, ia pun menoleh ke arah samping dan betapa terkejutnya dia mengetahui kalau sang monster lah yang menusuknya. “Dasar ceroboh. Hahah robot payah” sang monster pun lalu mulai mencabik-cabik Daka.

Diane yang ada disana lalu menyerang sang monster untuk menolong Daka. Namun semua percuma saja karena Diane juga ikut terlempar imbas dari amukan sang monster.

Sang monster pun melepas tubuh Daka yang sudah tergores banyak sekali luka cabikan. Dia hanya bisa pingsan mengingat batre miliknya diambil, yang dimana pemulihannya akan sangat lama. Dia juga mengambil batre milik Diane yang ada di tepi danau.

“Beritahu semua kawanmu. Serahkan si robot aset atau kuhabisi semua temanmu ini” ancam si monster sambil menarik rambut Diane. Dia juga mengancam akan menghabisi Daka jika Reina tidak diserahkan.

Sang monster pun melepaskan tubuh Diane dan berkata “bos ini ada-ada saja. Mereka bahkan tidak bisa membuatku kelelahan” pungkasnya melihat semua orang disana tak berkutik.

“Bomber, jalankan tugasmu disana. Kita buat si anak itu keluar lalu kita habisi tempat ini sekalian” ucap dia menghubungi rekannya lewat sebuah alat komunikasi

Di tempat dan waktu yang sama, alarm yang dikirim Diane baru sempat terdeteksi saat ini. Lantas semua Ronan pun pergi menuju tempat alarm dibunyikan.

“Hari pertama keluar dari tower dan sudah ada alarm? Apa yang sebenarnya terjadi” ucap Reo. Reina hanya bisa terdiam. Entah kebetulan atau apa, dia juga punya firasat buruk soal alarm ini.

1
Mikey
Cemilan dan kopi sudah siap nih..
Lanjutkan thor/Cake//Coffee//Good/
anggita
👌oke Thor. semoga novelnya sukses. terus berkarya tulis👏.
Shahriar Ilham: Terimakasih doanya! 😁🎉
total 1 replies
anggita
Reina.. nomor 17
anggita
like👍+☝iklan.
anggita
the Conqueror..
anggita
Reina Sasaki.. the cyborg 💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!