Arrabella terbangun dan statusnya sudah menjadi istri seorang pria. Yang Ella tahu, dia menghadiri acara pernikahan sahabatnya, tapi dia tidak mengingat kejadian selanjutnya sama sekali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon author Yura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 23
Ella tersenyum senang menyadari akhirnya dia bisa lepas secepatnya dari Jason.
"Darimana kau dapatkan black card itu? Apa Arion yang memberikannya padamu?!" tuduh Jason.
Ella menggeleng cepat. "Jangan menuduhnya! Ini black card milikku sendiri," ucap Ella.
Jason semakin heran bagaimana Ella bisa memiliki black card. Mungkinkah Ella bukan orang sembarangan? Jason sungguh ingin tahu. Tapi pikirannya langsung menampiknya. Jika Ella bukan orang sembarangan, kenapa Ella bekerja di cabang perusahaan miliknya?
"Jangan membohongiku. Itu pasti palsu kan?"
"Ini asli, asal kau tahu! Lihatlah besok, aku akan melunasi hutang itu. Dan aku mau kau juga melepaskan ku." Ella berkacak pinggang menantang Jason.
Jason tampak ragu. Jika ia mengiyakan, takut jika Ella benar-benar akan melunasi hutang itu dan menagih janjinya. Jason tidak ingin melepaskan Ella begitu saja.
"Kita lihat saja besok. Tapi aku yakin jika kau hanya membual," ucap Jason.
Ella membeliak. "Lihat saja besok." Ella memberengut kesal dengan menghentakkan kakinya karena Jason tak percaya ucapannya.
Jason mengedikkan bahunya dan berjalan menaiki tangga.
"Kau mau kemana?"
"Mencari petunjuk tentang Billy," jawab Jason tanpa menoleh ke arah Ella.
"Tunggu, aku ikut." Ella langsung berlari mengikuti Jason. Tapi karena dia tidak berhati-hati Ella tersandung dan akhirnya terjatuh sebelum menapaki tangga.
Jason yang melihatnya pun dengan cepat kembali turun dan langsung menggendong Ella, meletakkannya pelan di atas sofa.
Ella meringis merasakan kakinya yang terasa begitu sakit. "Ssss... Ini sakit sekali," rintih Ella.
"Kenapa bisa seceroboh ini sih! Lihatlah ini memar, sepertinya kakimu terkilir," ucap Jason sembari memberikan pijatan pelan di kaki Ella.
Ella hampir menangis ketika semakin terasa nyeri. Bahkan dia tidak membalas omela Jason. Dia tahu dirinya bersalah karena tidak hati-hati.
"Maaf," ucap Ella dengan air mata yang menganak sungai.
Jason menatap Ella dan menghela nafasnya. "Sudahlah, kau ini cengeng sekali. Jangan menangis, aku tidak akan memarahimu lagi. Tahanlah sedikit," ucap Jason lembut. Dia dengan hati-hati memberikan pijatan dan sedikit menarik pergelangan kaki Ella.
"Akhhh, sakit!" seru Ella. Kini Ella tak dapat menahan air matanya lagi. Gadis itu menangis merasakan sakit di kakinya.
"Tenanglah, jangan menangis." Jason mengusap lembut air mata Ella dan tersenyum lembut padanya, membuat Ella seketika langsung terdiam menatap Jason.
'kenapa perlakuannya sangat berbeda sekali? Dan kenapa dengan jantungku?' Ella menahan debaran jantungnya yang tiba-tiba menjadi begitu cepat.
"Tunggulah sebentar, aku akan mencari kotak obat," ucap Jason dan langsung pergi untuk mencari kotak obat.
Ella hanya mengangguk saja menuruti perintah Jason. Hingga akhirnya Jason kembali dengan membawa kotak obat di tangannya. Jason langsung mengoleskan salep ke luka memar di kaki Ella.
"Apa sakit?" tanya Jason penuh perhatian.
Tiba-tiba Ella menjadi gugup. Dia bingung dengan keadaannya yang seperti ini.
"T-tidak...." Ella mengalihkan pandangannya berusaha menghindari kontak mata dengan Jason.
"Sebaiknya kita pulang saja. Kita lanjutkan besok saja mencari petunjuk dimana Billy," ucap Jason. Pria itu langsung menggendong Ella, membuat Ella terkejut dan langsung mengalungkan tangannya di leher Jason untuk pegangan agar tak terjatuh.
Jantung Ella semakin berdetak kencang. Apalagi dia dapat melihat wajah Jason yang terlihat begitu dekat. Pria ini sangat tampan dan juga berkarisma, membuat hatinya berdesir merasakan perhatian Jason yang berbeda dari biasanya.
Jason meletakkan tubuh Ella pelan memasuki mobilnya. Sementara itu, Jason kembali untuk mengunci pintu rumah Billy terlebih dahulu sebelum menjalankan mobilnya.
***
Sesampainya di rumah, Ella terus merengek untuk minta di turunkan. "Turunkan Aku, Jason! Kakiku sudah agak mendingan. Aku bisa berjalan sendiri," rengek Ella.
Sejujurnya Ella takut memiliki masalah dengan jantungnya karena sedari tadi jantung terus berdegup kencang. Dan hal itu hanya karena berdekatan dengan Jason.
"Diamlah! Atau akan ku jatuhkan kau nanti!" ancam Jason yang langsung membuat Ella tak lagi merengek.
Jason membawa Ella menuju ke kamarnya, membuat Ella kembali memprotes. "Sudah ku katakan aku tidak ingin satu kamar denganmu! Kenapa masih membawaku kemari?!"
Jason tak memperdulikan rengekan Ella. Dia lantas meletakkan tubuh Ella dengan hati-hati. Pria itu pun ikut naik dan membaringkan tubuhnya, menarik Ella kedalam pelukannya.
"Jason! Lepaskan!" teriak Ella.
"Diamlah dan tidur! Atau kau mau aku melakukan sesuatu? Bukankah sangat kebetulan kakimu sedang sakit, jadi akan lebih mudah untukku," ucap Jason tersenyum penuh arti.
"Tidak! Jangan lakukan itu, kumohon!" Kali ini Ella terlihat seperti kucing yang meminta di kasihani. Jason tertawa dalam hati.
"Makanya cepatlah tidur jika tidak ingin aku melakukan sesuatu padamu!"
"Iya-iya, aku menurut. Tapi janji jangan melakukan apa-apa padaku!"
"Iya."
Ella akhirnya menurut dan mencoba untuk memejamkan matanya, walaupun dia begitu ragu jika Jason benar-benar akan menepati janjinya.
Hingga akhirnya Ella benar-benar terlelap. Jason tersenyum melihat Ella yang sudah terlelap. Tatapannya tiba-tiba mengarah pada bibir Ella yang terlihat begitu menggiurkan. Jason tergoda untuk menikmatinya, namun dia teringat dengan janjinya, sehingga pria itu menekan keinginannya untuk merasakan bibir lembut Ella.
Jason pun memilih untuk memejamkan matanya dan membayangkan jika Ella adalah guling, walaupun itu begitu sulit untuk dirinya menahannya. Ella benar-benar membuat gairahnya terus tersulut jika terus berada di dekatnya. Dan itu tak bisa di rasakan nya pada gadis lainnya.
Pagi harinya, Ella terbangun dengan tubuh yang terasa begitu segar. Tidurnya benar-benar terasa begitu nyenyak malam ini.
Setelah matanya terbuka sempurna, Ella melihat ke samping dan tak mendapati Jason di sampingnya. Dia lalu memeriksa tubuhnya apakah pria itu melakukan sesuatu padanya ketika dirinya tidur semalaman. Namun ternyata Jason benar-benar menepati janjinya, dan itu membuat Ella bernafas lega.
"Sebenarnya kemana pria gila itu? Apa dia sudah berangkat ke kantor?" gumam Ella.
Ella lebih memilih untuk segera bersiap juga untuk ke kantor.
Ella turun kebawah dan melihat Jason yang sedang membaca koran paginya. Ella sedikit ragu untuk menyapanya.
'kupikir dia sudah pergi ke kantor.’
Ella bingung harus berkata apa di depan Jason. Ella sedikit malu dan gengsi hanya untuk sekedar menyapa pria itu. Alhasil, Ella pun berjalan melewatinya.
Jason sedari tadi menyadari jika Ella berdiri tak jauh darinya. Dia gemas sendiri karena Ella malah melewatinya begitu saja.
"Ella!" Jason langsung memanggilnya dan menghentikan langkah Ella. Gadis itu membalikkan badannya.
"Ya, ada apa memanggilku?" tanya Ella sok polos.
Jason semakin jengkel. 'kenapa dia bersikap biasa saja? Bukankah semalam kita sudah tidur bersama? Bahkan dia memelukku dan tak mau melepaskan ku,' gumam Jason dalam hati.
"Apa kau lupa semalaman kau terus memelukku? Sekarang kau malah bersikap biasa saja dan malah mengabaikan ku?!" Jason merasa kesal.
"A-apa benar begitu? Tapi aku tidak ingat jika semalam aku memelukmu," sahut Ella. Dia terkejut mendengarnya.
'benarkah aku memeluknya semalaman? Aihhh! Malu sekali rasanya.'
"Jadi kau sungguh tidak mengingatnya? Gadis ini benar-benar...!" Jason yang merasa kesal pun akhirnya berjalan cepat ke ruang makan. Kini dia yang melewati Ella begitu saja.
"Dia kenapa?" Ella segera menyusul Jason ke meja makan.
"Hari ini kau akan ku pindahkan ke bagian pemasaran, karena Alexa yang akan menggantikan mu menjadi sekretaris ku," ucap Jason setelah menyantap sarapannya.
Ella menjadi diam. Dia terus saja mengingatkan dirinya jika seharusnya dirinya senang karena tak lagi harus bertemu Jason setiap detik. Namun lagi-lagi dadanya terasa sesak menahan sesuatu yang entah dirinya juga tak tahu.
Ella hanya mengangguk. Dia lantas berdiri. "Aku sudah selesai, aku akan berangkat duluan," ucap Ella. Dia tidak ingin mendengar sesuatu tentang apapun yang keluar dari mulut Jason lagi, jika itu membahas tentang Alexa.
"Tunggu! Aku belum selesai bicara. Tetap di tempatmu, kita akan berangkat bersama!" titah Jason.
"Tidak usah! Aku buru-buru. Ada yang ingin kulakukan sebelum sampai ke kantor, jadi kita tidak perlu berangkat bersama," tolak Ella. Entah mengapa dia merasa kesal karena Jason menggantikan posisinya dengan Alexa.
Tapi jika di pikir-pikir, seharusnya dirinyalah sebagai pengganti sementara Alexa. Dan kini Alexa telah kembali, bukankah sudah sewajarnya Ella yang di tendang pergi?
Jason memanggil Ella, namun Ella langsung pergi begitu saja.
"Gadis itu selalu saja...." Jason menggelengkan kepalanya.
Sementara itu, Ella langsung bergegas menuju ke Bank. Dia ingin mengambil uang untuk membayar hutang pada Jason, meskipun bukan dirinya yang berhutang. Ella ingin sekali segera menyelesaikan segala hal apapun yang berkaitan dengan Jason.
Ah, Ella benci ini. Dia tidak tahu apa-apa tentang perasaannya ini. Semua yang ia rasakan ini begitu baru. Sesuatu yang belum pernah dirasakannya. Sesuatu yang membuat hatinya terasa sesak, sedih dan ingin menangis. Ella lebih memilih untuk membenci Jason untuk mengalihkan perasaan yang mulai timbul yang tak dimengerti dirinya sendiri.
Tak berapa lama, akhirnya Ella sampai di Bank. Dia segera masuk untuk melakukan transaksi dengan petugas Bank.
Ella mengeluarkan black card-nya dan memberikannya pada petugas bank. Sementara dirinya menunggu dengan tak sabar lagi.
Tak lama petugas Bank itu kembali lagi menghampiri Ella. "Maaf Nona, tapi black card ini sudah di blokir," ucap petugas Bank, membuat Ella terbelalak sempurna.
"A-apa! Bisakah Anda mencobanya lagi, Nona?"
"Maaf Nona, tapi Saya sudah mencobanya berkali-kali, dan hasilnya black card ini memang sudah di blokir," ucap petugas Bank itu lah lagi.
Seketika Ella lemas di tempatnya. Dia tahu ini pasti ulah daddy-nya.
"Baiklah, terimakasih." Ella membungkuk dan segera pergi dari sana. Dia terus menggerutu kesal pada daddy-nya. Tinggal selangkah lagi dia bisa lepas dari Jason. Dan sekarang, rencananya gagal lagi.