Cinta, apakah sungguh-sungguh ada di dunia ini, Zea nyaris tak percaya, menikah apakah akan menjadikan kebahagiaan? Zea pun nyaris tak percaya, pernikahan hanya pintu untuk seruntutan peristiwa yang memusingkan dan mengecewakan. Lelah berpikir tentang cinta, jodoh dan pernikahan Zea justru sibuk dengan berkebun dan berkuda, baginya hal ini lebih menyenangkan.
Namun siapa sangka hadirnya pemuda yang jauh dari usianya itu mampu mengacaukan pondasi dan perasaanya. Lalu bagaimana kah kisah selanjutnya? Akankah dirinya bisa merasakan indahnya cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keputusan Zea
"Kasih Aku alasan yang kuat mengapa kamu datang dan memaksaku untuk menerima Kamu??? " Kata Zea setelah mampu menguasai perasaannya saat ini.
"Dari awal sudah jelaskan Perasaanku padamu bagaimana??? jika katamu Aku akan tergoda gadis lain saat kuliah di Korea, kamu salah. Nyatanya setelah berada di sana hatiku justru makin tak tahan memendamnya sendirian. "
"Kamu jauh bukannya membuatku melupakanmu namun justru sebaliknya perasaan ini semakin kuat dan Aku nyaris gila saat melihatmu di dekati laki-laki lain. "
"Apa takut. Aku takut kamu semakin jauh dan pergi. Aku ingin kalau pun jauh tapi kamu hanya milikku saja dan sebaliknya Aku milikmu seorang. "
"Jika mencintai yang belum halal itu adalah sebuah dosa, maka aku ingin berhenti membuat dosa itu. Aku ingin halal saat membayangkan wajah cantikmu."
Al Jovano terus berkata mengungkapkan isi hatinya, semua perkataan Al Jovano semakin membuat perasaan Zea ramai, Zea yakin jika Al Jovano saat ini tak main-main.
"Aku tak ingin membuat masa depanmu hancur hanya karena menikahi Aku Al." Zea masih saja mengelak kenyataan jika rasa di hatinya mungkin sama dengan Al Jovano.
"Kamu justru menghancurkan masa depanku saat kamu menolak ku untuk kesekian kalinya." Kata Al Jovano parau, entah kali ini kaca di matanya mengembun, perjuangannya pulang kali ini apakah hanya akan sama saja pikirnya.
"Al. Sekolah kamu juga penting, itu masa depan yang akan membawamu lebih baik." Nasehat Zea pada Al Jovano.
"Zee, kamu juga sama pentingnya, kamu juga masa depanku yang akan membawa hati ini lebih baik." Balas Al Jovano sambil menatap Zea penuh permohonan.
Zea membisu, ingin berkata tidak namun mata berkaca dari wajah tampan yang selalu memberi warna di hatinya itu membuat hatinya tak tega, bibir ingin berkata tidak namun hatinya merasa sakit saat melihat mata berkaca di hadapannya itu makin kecewa.
"Zee. Aku tetap akan kuliah, jika kamu tak mau tinggal bersama di Korea karena pekerjaanmu. Aku rela jarak jauh asal kita halal saat saling menghayal dan merindu tentang perasaan kita."
"Aku tak apa jika harus jarak jauh asal kau jelas hanya untuk aku." Kata Al Jovano masih terus mencoba menggoyahkan Zea.
Zea masih terus diam sambil bermain jari-jarinya dengan perasaan yang membuat dirinya semakin bingung, si brondong di hadapannya ini mengapa sukses sekali mengacaukan pikiran dan hatinya.
"Apa kamu tidak lelah terus mengejar ku??? " Akhirnya kalimat itu keluar dari bibir Zea.
"Apa kamu juga tidak lelah terus menolak ku?? Apa akan selamanya kamu terus membohongi perasaanmu??" Balik Al Jovano yang membuat Zea tak mampu menjawab lagi.
Al Jovano amat sangat heran gadis berumur yang sudah mengacaukan hari dan perasaanya itu mengapa keras kepalanya tak pernah berubah, kapan batu keras di hati Zea akan berlubang, kecil saja untuknya dan terus kedalam hingga tak mampu lagi seorang Zea menolak dirinya.
"Al. Aku, Aku..."
Zea menggantung kalimatnya entah lidahnya kelu untuk berucap dan untuk meneruskan kalimatnya, Zea takut keputusan yang dia ambil salah.
"Zee. Please." Al Jovano menatap penuh permohonan.
"Aku tau setiap rumah tangga itu memiliki usianya masing-masing. Aku siap mengarungi ujian itu bersamamu. Aku janji akan selalu setia. Aku janji meski aku kuliah aku akan bekerja dan menafkahi mu juga. Aku janji meski nanti harus berjauhan tidak apa-apa, Asal hati kita dekat aku percaya kamu pun bisa setia." Lanjut Al Jovano masih penuh permohonan.
"Al, bisakah kamu beri waktu aku untuk berpikir. Aku minta waktu." Ucap Zea pada Akhirnya.
"Ok. Besok Aku tunggu jawabanmu di kafe biasanya." Kata Al Jovano lalu bangkit dan pergi meninggalkan Zea, ada sedikit rasa kecewa namun Al Jovano berusaha menepisnya, setidaknya Zea masih berusaha memikirkan perasaanya, semoga esok Zea menjawab lamarannya dengan jawaban yang di harapkannya.
***
Menyusul Up nya mohon tetap Like ya... 🙏🙏🙏