Violet memiliki trauma yang tidak disadarinya sejak kematian kedua orang tuanya akibat kebakaran hebat yang menghanguskan seluruh rumahnya.
Pertemuan dengan keluarga smith mulai mengubah hidupnya.
Devan Leonardo smith. Lelaki tampan dan cuek yang tidak tertarik dengan sebuah hubungan percintaan karena sakit hatinya pada mantan kekasihnya akhirnya memutuskan menjadi pelindung violet.
Bagaimana kisah violet dan devan?
(MASIH DALAM PROSES REVISI dll)
Violet mempunyai panggilan viki ya guysss...
# haiii readers... ini karya pertamaku.. menerima kritik dan saran.. tapi tidak julid ya.. hehehe...
Yang suka silahkan dibaca... Yang tidak suka ya tidak usah dibaca.. no hate comment ya sai... ...
Karena ini karya pertama jadi dimaklumi ya kalau seandainya ada yang kurang puas dengan jalan ceritanya..memang otor ga terlalu suka novel panjang..jadi dibuat singkat padat n happy ending tentunya...
FEEL FREE TO READ N SKIP
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bad memories (2)
"Aku sangat menyayangi Keluarga Smith... apa yang bisa kulakukan dengan keluarga sebesar Keluarga Smith?... jangan berpikiran macam-macam padaku, Tuan Dev... aku hanya butuh tempat tinggal... hanya itu saja... aku tidak membutuhkan harta atau apapun dari kalian... mengerti?" ucap Viki dengan penuh emosi yang tidak bisa ditahannya lagi.
Lalu dia beranjak pergi, tetapi tiba-tiba Xandra memanggilnya. "Viki... kemarilah," teriak Xandra dari depan alat barbeque.
Dan kemudian Viki berjalan menuju Xandra. Dia lalu mengambil piring dari tangan Xandra yang sudah terisi penuh berbagai macam olahan barbeque.
Tiba-tiba, chef menambahkan minyak ke dalam pemanggang yang membuat api membesar.
Viki yang melihat api membesar langsung kaget dan menjatuhkan piring yang dipegangnya.
Semua kaget mendengar piring pecah di atas lantai. Semua mata mengarah pada Viki. "Viki... kau kenapa? kau tidak apa-apa kan?" tanya Xandra khawatir.
Viki hanya terdiam. Badannya gemetar. Bibi Anna yang datang dari belakang langsung memeluk Viki.
Viki masih belum bersuara. Itu membuat Xandra khawatir.
"Maaf nona... bibi akan membawa Viki ke kamar.. tadi dia bilang bahwa dia kurang sehat," ujar Bi Anna.
"Baiklah bi.. ayo aku antar," balas Xandra.
"Tidak perlu nona... nona masih banyak tamu disini," kata Bi Anna.
"Hmm baiklah bi.. tolong jaga Viki untukku," ucap Xandra khawatir yang melihat Viki tanpa ekspresi.
Lalu Bi Anna merangkul bahu Viki dan akan membawanya ke dalam rumah. Lalu Viki berjalan perlahan dan berhenti lagi.
"Ayo sayang.. kita istirahat dikamar..kau pasti bisa," bisik Bi Anna sambil tetap merangkul dan memeluk Viki.
Dev yang melihat ada yang tidak beres pada Viki langsung menghampirinya.
"Ada apa bi?.. ada apa dengannya?" , tanya Dev.
"Viki agak tidak enak badan tuan muda.. jadi bibi akan membawanya istirahat kedalam," jawab Bi Anna dengan gugup.
Tiba-tiba Viki mendorong Bi Anna. Sukurlah ada Dev jadi Bi Anna tidak sempat terjatuh ke lantai.
Dev dan Bi Anna tentu saja kaget melihat apa yang dilakukan Viki.
"Hei.. apa yang kau lakukan?" teriak Dev pada Viki.
Viki mundur kebelakang dan langsung berlari dengan kencang.
"Tidak Viki.. Viki... Tuan kejar dia tuan," teriak Bi Anna khawatir.
Semua yang ada disana otomatis melihat ke arah teriakan Bi Anna.
"Tuan muda... tolong kejar Viki.. tolong aku tuan muda..hiks.. hiks.. " mohon Bi Anna pada Dev dengan isakan tangisnya.
Dev yang bingung dengan apa yang terjadi langsung mengejar Viki yang berlari ke arah hutan.
"Ada apa Bi Anna? apakah bibi bertengkar dengan Viki? kenapa dia lari?" tanya Xandra.
"I..iya nona.. bibi hanya berselisih paham dengan Viki.. nona lanjutkan saja pestanya.. jangan khawatir dengan Viki.. tuan muda sedang mengejarnya," jawab Bi Anna menenangkan Xandra yang terlihat khawatir memikirkan Viki.
"VIKI.. BERHENTI.. VIKIIII... I SAID STOOOPP!!" teriak Dev dengan nafas tersengal sengal.
Viki terus berlari dan berlari. Dia merasa ketakutan. Dan akhirnya dia masuk ke dalam hutan dengan bertelanjang kaki.
Dev terus mengejarnya sampai akhirnya dia bisa menangkap tubuh Viki. Dev mendekapnya erat agar Viki tidak lari lagi.
"LEPAS.. LEPASKAN AKUUU," teriak Viki.
"Lepaskan aku.. aku mohon.. lepaskan aku.. hiks.. hiks.." Viki memohon dengan terisak-isak. Lalu Viki menggigit tangan Dev dan akhirnya dekapan Dev terlepas. Sehingga Viki berlari kembali.
"Shiiittttt!!" umpat Dev ketika tangannya digigit Viki.
Lalu Dev mengejar Viki yang masuk semakin dalam ke hutan.
Dev berhasil menangkap Viki lagi. "Kau pikir bisa lari dariku ha??? hah.. hah.. hos.. hos..," ujar Dev tersengal sengal.
"AAAAAAA... LEPAAASSS...!!" teriak Viki.
Mereka berguling-guling di bawah tanah. Dev tidak mengira tenaga Viki begitu besar. Dev mengunci tubuh Viki di tanah. Sehingga Viki tidak bisa melepaskan diri dari Dev lagi.
"Sekarang tenanglah.. Ok.. Ooh god... Kau membuatku olahraga berat malam ini," kata Dev sambil mengatur nafasnya.
"Jangan sakiti aku, Tuan. Aku mohon. Lepaskan aku ... hiks hiks. ", Viki menangis terisak-isak.
"Aku tidak akan menyakitimu Viki... sekarang kita kembali kerumah ...Oke, Girl?!" jawab Dev.
"Aku tidak mengenalmu.. kau pasti akan menyakitiku... hiks.. hiks.. " Viki masih menangis.