Tamara Lourine Aditama, biasa dipanggil dengan tama, dia seorang gadis yang lemah lembut dan cerdas. walaupun selalu di kucilkan keluarga dan tidak pernah di anggap sebagai anggota keluarga aditama tetapi Tamara selalu menjadi gadis yang ceria.
suatu ketika Tamara di fitnah oleh adik kembarnya Tamariska yang merasa iri dengannya. dia di fitnah dan terusir dari rumahnya, menjadi terluntah-luntah namun karena sikapnya yang baik hati dan suka melakukan kebaikan maka iyapun lantas menuai kebaikan itu dengan di tolong oleh sesilia yang merupakan seorang anak yatim piatu yang pernah di bantu Tamara, Sesilia mengajak Tama untuk tinggal dirumah kontrakannya itu.
bersama temannya seusai pulang sekolah mereka bekerja akan tetapi adiknya masih selalu menganggu dan meneror hidupnya bahkan selalu membuat iya di berhentikan dari pekerjaannya berulang kali.
Mampu kah Tamara menemukan kebahagiaannya ?
mampukah Tamara bertahan untuk menghadapi semuanya ?
yuk, ikuti kisahnya...............
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hulwund, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mencari kalung
"Kok bisa sayang? Memangnya kamu tadi menaruh kalungmu itu dimana ?" Cerocos Debora dengan heboh.
"Tadi sebelum mandi, aku menaruhnya di atas meja itu, tapi ketika kembali dari selesai mandi sudah tidak ada di tempatnya lagi Ma" ucap Tamariska sendu
"Kenapa kamu taruhnya di atas meja sih sayang? Kenapa kalungnya nggak kamu pakai saja?" tanya Robi juga.
"Maunya juga pakai sih Pa, tapi rencananya itu kan aku mau mandi dulu, setelah sudah mandi baru aku akan memakai kalung emasku itu, eh udah nggak ada Pa" jawab Tamariska sambil menangis tersedu-sedu
"Memangnya siapa berani masuk ke kamar kamu sayang?" tanya Debora bingung
"Ya mana aku tahu Ma, kalau pun aku tahu sudah pasti aku akan melabrak tuh orangnya!" Ucap Tamariska mengebu-ngebu
"Kita salah Pa, harusnya itu sudah dari dulu kita pasang CCTV di setiap kamar" seru Debora lesu
" Ma, Pa pokoknya aku nggak mau tahu, kita harus geledah setiap kamar yang ada di rumah ini, siapa tahu orang itu masih menyimpannya" ucap Tamariska
"Ide bagus sayang, ayo Pa kita mulai mengeledah setiap kamar" ujar Debora menyetujui usulan sang anak
"Baiklah mari kita mulai pengeledahannya Ma, tapi kita akan mulai dari kamar yang mana Ma?" Ujar Robi bingung
"Bagaimana kalau kita mulainya dari kamar Tamara saja Pa?" Usul Tamariska langsung
Tamara yang sejak tadi hanya diam menyimak percakapan mereka, kini dia langsung mendongak dan menatap satu persatu keluarganya.
"Kenapa harus kamar aku dulu dek? Kan aku nggak tahu apa-apa tentang kalung itu" bingung Tamara
"Ya karena di sini kamar Lo yang paling dekat dengan kamar gue! Juga ya siapa tahu aja Lo kali yang ngambil kalung emas gue, secara Lo kan pasti iri hati banget sama gue karena Lo kan nggak punya seperti gue punya" ucap Tamariska
"Gue nggak pernah sirik sama Lo dek, dan kalau mau pengeledahan yang silahkan saja"
"Mama juga setuju apa kata Tamariska, kamar Tama memang yang paling dekat bahkan besebelahan" timpal Debora menyetujui usulan anak kesayangannya
"Tamara ijinkan kami untuk mengeledah kamarmu sebentar!" ujar Robi tegas
"Kenapa Lo diam, apa Lo nggak ngijinin kita untuk mengeledah kamar Lo" tuduh Tamariska
"Siapa bilang aku nggak ngijinin? Dari tadi kan aku sudah persilahkan, aku izinin kok silahkan Pa,Ma kalau mau geledah kamar aku" ucap Tamara mempersilahkan kedua orang tuanya memasuki kamar.
"Hehehehe.... lihat saja Tama, apa setelah ini Lo masih bisa tersenyum?" Monolog Tamariska dalam hati
Mereka pun memasuki kamar Tamara dan mengeledah seluruh sudut kamar tersebut. Tamara hanya menyaksikan kedua orang tuanya dari ambang pintu kamarnya, dengan hati setenang air dia terus melihat mereka mengobrak-abrik isi kamarnya.
"Di sini nggak ada Pa" ucap Debora kepada suaminya.
"Di sini juga nggak ada Ma" ucap Robi juga
"Coba cari betul-betul dan lebih teliti lagi dong Pa, Ma mungkin saja kan Tamara menaruhnya di bawah bantal atau di bawah kasurnya!" titah Tamariska tegas
Kedua orang tuanya pun menuruti perintah Tamariska, mereka membuka bantal dan kasur yang ada di kamar Tamara. Dan benar saja Debora menemukan kalung itu di bawah kasur milik Tamara.
"Mama menemukannya Pa!" teriak Debora sambil menunjukan kalung emas Tamariska yang baru di beli tadi.
"Nah, benar kan Ma, ini kalung emas milik aku, kenapa bisa ada di kamar Lo Tamara?" tanya Tamariska kesal.
"Tapi aku nggak pernah mengambil kalung itu Ma,Pa!" Ucap Tamara membantah Tamariska karena ia merasa tidak pernah mencuri kalung itu.
"Yaelah.... mana ada maling ngaku Tamara, noh sana kalau maling pada ngaku yang ada penjara bisa penuh sana!" bentak Tamariska pada sang kaka kembarnya.
"Papa nggak nyangka kamu seperti ini Tama! Padahal Papa nggak pernah ngajarin anak-anak Papa untuk mencuri!" Ucap Robi kecewa dengan Tamara
"Aku benaran sumpah Pa, aku nggak pernah mengambil kalung milik Tamariska! Aku juga nggak tau gimana sampai kalungnya bisa berada di kamar aku!" Ucap Tamara kekeh
"Mana mungkin kalung ini bisa jalan sendiri ke kamar kamu Tama!" Bantah Tamariska tidak mau kalah dari Tamara.
"Pa .... aku mohon percayalah padaku, aku nggak mungkin melakukan hal itu" mohon Tamara pada sang Papa.