Rull, seorang pemuda berusia 17 tahun yang sering menjadi korban perundungan di sekolahnya, tak pernah menyangka hidupnya akan berubah drastis. Dalam sebuah kegiatan kemah sekolah, ia tersesat di hutan dan mengalami serangkaian kejadian mengerikan yang membawanya ke ambang kematian. Saat berada di antara hidup dan mati, sebuah entitas misterius memberinya kesempatan kedua di dunia yang asing dan penuh keajaiban.
Terbangun di dunia baru yang indah namun berbahaya, Rull harus belajar bertahan hidup dengan kemampuan serta kekuatan yang ia miliki. Dalam perjalanannya, ia bertemu dengan Jack, Blade, dan Arlecchino. Mereka berpetualang bersama dan menyelesaikan konflik di berbagai region.
Entah takdir apa yang mereka hadapi bersama di dunia yang penuh keajaiban dan bahaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon The rull, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Arc Disturbia Bab 3 Makna Lagu
Rull pergi ke pemandian pria dan melihat Blade dan Jack. Dengan perasaan kesal, ia menghampiri mereka.
"Jack, mengapa kau tidak memberitahuku tempat pemandian pria ada di sini?" tanya Rull dengan nada marah.
Jack tertawa kecil, "Hehe, maaf, aku lupa. Memangnya kenapa?"
Rull menjawab, "Karena kau, aku salah memasuki pemandian wanita! Aku malah melihat Hino mandi!"
Blade dan Jack terkejut. "Apaaaaaaa?" seru mereka serempak.
Jack, dengan mata berbinar, bertanya, "Rull, bagaimana bentuk tubuh Arlecchino? Apakah bagus?"
Rull, merasa malu, menjawab, "Ya, cukup bagus."
Semua terkejut dan berseru, "Sial, Rull! Kau benar-benar beruntung!"
Rull berkata, "Lupakan semua itu, cepat mandi kita akan pergi ke acara perayaan Disturbia."
Blade menimpali, "Oh ya, aku tidak sabar mendengar penyanyi indah itu."
Jack menjawab, "Maksudmu nona Robin seorang penyanyi terkenal yang anggun itu?"
"Ya, itu nona Robin," kata Blade. "Dia memiliki suara yang indah, aku tidak sabar ingin mendengarkan suaranya."
Mereka segera menyelesaikan mandi dan bersiap untuk menikmati acara perayaan di Disturbia, berharap bisa mendengarkan suara merdu Robin.
Ketika mereka bertiga ingin bersiap-siap, Rull melihat Arlecchino sedang berlatih dengan kakek Jyan.
"Hino, mengapa kau malah latihan? Ayo ikut kami menikmati pesta," kata Rull.
Arlecchino menjawab, "Maaf Rull, aku tidak menyukai pesta. Aku lebih baik berlatih agar menjadi kuat."
Blade menimpali, "Dia memang seperti itu, Rull. Setiap ada acara di kerajaan Irdlia, Arlecchino jarang sekali mengikuti acara tersebut."
Jack menambahkan, "Jika aku menjadi dia, aku merasa rugi. Padahal banyak sekali makanan enak di sana."
Arlecchino menjawab, "Sudah, jangan berisik. Cepat pergi sana."
Mereka bertiga pun pergi, Rull merasa heran mengapa Arlecchino tidak suka acara pesta.
Pesta pun berlangsung, mereka bertiga senang melihat pestanya begitu meriah, banyak sekali keluarga, teman, dan kekasih yang mengikuti pesta tersebut.
Rull berkata, "Wahhhh meriah sekali! Ehh tunggu, di mana Jack?"
Blade menjawab, "Kau lupa, Rull? Jack selalu saja menghilang setiap di tempat pesta. Dia mencari makanan dan mencicipi semua makanan yang ada di sini. Sudah, jangan pikirkan dia."
Tidak lama kemudian, Robin muncul di panggung dan mulai menyanyikan lagu-lagunya. Blade terpukau melihatnya.
"Astaga, bidadari sudah muncul! Wuhoooo, Robinku, aku datang!" teriak Blade dengan semangat.
"Tunggu, Blade, aku ikut!" seru Rull, mengikuti Blade menuju panggung. Robin bernyanyi begitu indah, suara nya yang begitu lembut membuat semua orang terpukau dengannya.
Mereka semua menikmati hidangan sambil mendengarkan lagu Robin. Tiba-tiba, Rull merasakan sesuatu yang aneh, menyadari sesuatu yang janggal dalam lirik lagu Robin.
"Tunggu, mengapa nona Robin selalu menyebutkan 'God is our guide, we must respect him'? Mengapa dia selalu mengulangi lirik tersebut? Apakah semua orang menyadari liriknya?" pikir Rull.
Rull melihat sekeliling, menyadari bahwa Blade tidak menyadari keanehan tersebut, mungkin karena terlalu terbawa suasana.
"Mungkin aku harus berbicara dengan nona Robin setelah pertunjukan selesai," gumam Rull dalam hati, merasa ada sesuatu yang penting di balik lirik lagu tersebut.
Setelah acara selesai, Rull mencoba menghampiri Robin.
"Halo, Nona Robin, aku Rull," sapanya.
"Oh, halo Rull, salam kenal. Ada yang bisa aku bantu?" jawab Robin.
"Nona Robin, bisakah kita berbicara berdua?"
"Apa, berdua? Maaf, Rull, aku tidak bisa," Robin pun pergi. Namun, Rull berusaha menghentikannya.
"Nona Robin, tunggu, aku ingin menanyakan makna dari lagumu," kata Rull.
Robin terkejut bahwa ada salah satu orang yang menyadari liriknya. "Tunggu, kau menyadarinya? Baiklah, temui aku nanti di pinggir sungai."
"Baiklah, Nona Robin," jawab Rull.
Beberapa waktu kemudian, Rull pergi ke tepi sungai dan melihat Robin.
"Maaf membuatmu menunggu, Nona Robin," katanya.
Tanpa pikir panjang, tiba-tiba Robin meminta bantuan kepada Rull. "Tolonglah selamatkan region ini. Aku tidak tahu harus berbuat apa," katanya sambil menangis.
Rull terkejut dan wajahnya memerah. "Nona Robin, mengapa tiba-tiba? Apa yang sebenarnya terjadi?"
"Aku bermimpi bahwa Disturbia sebentar lagi akan hancur," jawab Robin.
"Apa maksudmu?" tanya Rull bingung.
"Disturbia adalah negara yang tidak terikat dengan dewa, sebab itulah Disturbia menjadi bahaya. Raja iblis yang bernama Tartarus ingin menguasai tanah ini, dan tidak ada penyelamat region ini karena tidak adanya dewa. Aku sangat takut," jelas Robin dengan suara gemetar.
Rull terkejut. "Jadi itu alasan kau menyanyikan lagu itu, agar semua rakyat Disturbia menyembah dewa?"
"Iya," jawab Robin sambil menangis. "Aku sangat menghargai pendapatmu, Nona Robin. Aku akan membantumu agar rakyat Disturbia berdoa kepada dewa."
Dengan suara bergetar, Robin berkata, "Terima kasih, Rull. Aku percaya kepadamu."
Seiring berjalannya waktu, Rull berusaha membujuk rakyat Disturbia agar menyembah dewa agar dijauhkan dari marabahaya. Namun, tidak ada satu pun yang mendengarkannya. Mereka semua berpikir bahwa Rull adalah orang gila. Dengan perasaan lesu, Rull kembali pulang ke dojo.