"Jangan salahkan takdir, terkadang jodoh itu datang di waktu yang kita tidak pernah duga sama sekali. -Darren
-----------------------------------------------------------------------
Kini ia harus menerima perjodohan itu, Darren Baron Alexi anak kedua dari keluarga zafano. Apalagi saat ia tahu siapa perempuan yang akan menikah dengannya nanti....?
By: manikutami.
Aku tidak peduli, ada ataupun tidak yang membaca novelku.- by author.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Manikutami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 23
Vareel terusik dengan suara deringan ponselnya, ia pun terbangun dari tempat tidur nomor telepon seseorang yang bahkan tidak pernah sama sekali menelpon Vareel kini menelponnya setelah sekian lamanya.
Vareel pun mengangkat, terdengar suara lelaki yang ia rindukan . " Vareel ini ayah.."
"Udahlah lama ya, baru sekarang ayah nelpon Vareel.. Vareel tahu ayah sudah tidak peduli lagi sama Vareel." ujar lelaki itu tersenyum penuh kepedihan.
"Maafin ayah nak, ayah..." Vareel memotong pembicaraan pria di balik ponsel.
"Ayah gak usah minta maaf, lagipula vareel bukan anak ayah lagi. Vareel udah dibuang gak ada yang peduli lagi."
"Nak, dengerin ayah dulu."
"Gak ada yang perlu dijelasin, Vareel udah muak sama permintaan maaf ayah.. setiap kali minta maaf pasti bakalan di ulangin." lelaki itu pun lebih memutus sambungannya.
Ia sudah berhasil membenci ayahnya sendiri, yang bahkan dari dirinya masih bayi ayahnya tega menitipkan putranya di panti asuhan. Bahkan ibu panti sampai menceritakan semua tentang janji ayahnya terdahulu jika beliau akan datang setelah lima belas tahun lamanya untuk mengambil putranya kembali.
Tetapi apa, sekarang usia Vareel sudah tujuh belas tahun kenapa sampai sekarang ayahnya pun tidak mau menjemputnya sama sekali.. ya ayahnya selalu menelponnya saat usianya berumur sepuluh tahun tetapi di saat ulang tahun Vareel yang ke sebelas, di sanalah ayahnya mulai tidak pernah memberikannya kabar sampai saat ini. Dan tadi ayahnya menelponnya untuk yang pertama kalinya.
..
Anna tertidur di sofa dengan tv masih menyala, nenek Ayse yang tidak sengaja melihat itu menghampiri cucunya.
"Anna," panggilnya, berinisiatif membangunkan gadis itu.
Anna pun membuka matanya perlahan, menyadari kehadiran nenek Ayse ia pun mengubah posisinya menjadi duduk.
"Nenek..nenek ngapain di sini malam malam, bukannya waktu tidur." ujar Anna, memang waktu sudah menunjukkan waktu tengah malam.
"Nenek seharusnya nanya sama kamu, ngapain di sini sampai tengah malam... apa kamu sedang bertengkar sama Darren...?"
tepat sekali, jawaban nenek Ayse selalu membuat Anna gugup.
"Tidak kok nek, Anna cuman pengen nonton tv. Jadi ketiduran di sini, jadi Darren udah pulang..." tanya Anna pura - pura tidak tahu, padahal sebenarnya ia sudah tahu semenjak beberapa menit yang lalu.
"Sudah dari beberapa menit yang lalu, memang Darren susah dibilangin dia suka banget pulang tengah malam.. tapi kamu harus percaya sama nenek, jika kamu bertengkar dengan Darren itu sudah biasa untuk hubungan suami-istri jadi nenek harap kamu harus bersabar ya." tutur nenek Ayse dan Anna hanya mengangguk.
"ya sudah kamu ke kamar, tidak baik tidur diluar..." ujar nenek Ayse begitu lembut membuat Anna menelan salivanya untuk menahan air matanya yang akan jatuh.
Ingin sekali ia mencurahkan isi hatinya tetapi ia tidak mau membebani orang lain.
"ya udah Anna ke kamar dulu, nenek jangan lupa juga ke kamar perlu istirahat yang banyak... selamat malam nek." Anna pun memutuskan untuk kembali ke dalam kamar dengan perasaan tak menentu.
Di saat Anna sampai depan pintu ia begitu ragu membuka pintu, ketika pintu terbuka Anna sangat terkejut mendapati kehadiran Darren berada di depannya.
"Anna pokok nya lo harus diemin Darren biar dia kapok.." gumam Anna menatap darren.
"gue mau bilang maafin masalah tadi siang, itu cuman.."
"Gue ngantuk mau tidur." Anna memotong pembicaraan Darren, ia pun merebahkan tubuhnya di atas ranjang lalu memejamkan matanya dengan membelakangi Darren.
"Anna, gue tahu lo marah sama gue.." ujar Darren naik ke atas ranjang. "makanya maafin gue..." ujar Darren membalikkan badan Anna sehingga terlihat jelas posisi mereka sekarang begitu dekat.
Anna pun membuka matanya lalu menghela nafasnya begitu kasar. "Darren gue capek, jangan ganggu gue." ujar Anna.
"Enggak Anna, gue mau dapatin maaf dari bibir Lo sendiri..." ujar Darren berusaha agar dirinya mau di maafkan oleh istrinya sendiri. Jika terus menerus dibiarkan seperti ini, hatinya akan tetap merasa bersalah dengan apa yang dikatakan Ryan tadi siang di atas atap sekolah.
Anna pun kembali tertidur membuat darren ingin menangis sekarang juga.
"Anna ayo maafin gue.!" akhirnya Darren meneriaki Anna, tetapi gadis itu tidak bergeming sama sekali. "ya udah kalau lo gak mau maafin gue, maka...." Anna membuka matanya seketika apa yang telah dilakukan oleh Darren.
Cup.
Sesuatu yang begitu empuk menyentuh bibirnya secara mendadak. Anna mengedipkan matanya seketika, Darren sedikit menyesap bibir Anna sesekali.
•
•
Jangan lupa like jempolnya dan dukung terus karya aku sekian terima kasih banyak 🌼