Mara, gadis yang terbaring koma berbulan-bulan, terpaksa harus menerima tawaran sesuatu yang disebut "sistem", yang di mana dia harus pergi ke dunia novel untuk meningkatkan nilai baik antagonis sebagai ganti tubuh aslinya tersembuhkan perlahan. Hanya saja, sang target merupakan orang sangat sulit didekati, paranoid, dan dibenci banyak orang.
______
Suatu hari, Mara menyelesaikan tugasnya dan akan pergi. Tapi tiba-tiba dia ditangkap pria menakutkan yang telah dia jinakkan.
"Jangan berpikir kamu bisa memanjat jurang gelap yang telanjur kamu lompati sesuka hati!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febbfbrynt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Akan Merubah Alur Hidupmu
"Luna, apakah ada semacam klub atau ekstrakulikuler di sini?"
Mara bertanya pada teman sebangkunya, yang akhir-akhir ini cukup dekat dengannya. Luna yang agak pendiam menjadi lebih terbuka jika dia banyak mengobrol dengannya.
Tidak hanya itu, beberapa teman sekelasnya terkadang selalu menyapanya jika masuk kelas. Itu terjadi beberapa hari kemudian setelah kejadian malam itu. Mereka mungkin sadar dirinya sudah berubah dan lebih terbuka, dan Mara pun sering tersenyum membuat mereka nyaman untuk mendekat.
Luna menatapnya heran. "Kamu bertanya seolah baru masuk ke sekolah ini, padahal sudah setahun lebih berlalu. Dari mana saja kamu? Di sekolah ini ada begitu banyak ekskul dan semacam klub, dan kamu tidak masuk satu pun, dan bahkan tidak tahu?"
Mara menggaruk rambutnya yang tak gatal dengan senyuman bodoh. Ia memang tidak tahu dan tidak ada dalam ingatan. Ia pun tak mau repot bertanya pada sistem tentang hal sekecil ini. Ia bisa mencari tahu sendiri. Seperti sekarang, bertanya pada Luna.
"Ekskul apa yang kamu ikuti?" tanya Mara penasaran.
"Aku tidak masuk pada ekskul apapun, tapi aku mengikuti klub akademik, juga kegiatan sosial dan kemanusiaan."
Mara merenung. Dia tidak terlalu menyukai klub akademik, tapi karena dia bosan, apa dia mencoba saja mengikuti kegiatan sosial dan kemanusiaan? Mengingat ingatan sekolah di kehidupan nyatanya, dia tidak pernah mengikuti kegiatan apapun karena malas. Tapi saat kuliah, karena ia menyukai akting, dia masuk pada jurusan akting.
Mara bertanya. "Apa ada klub drama?"
"Tentu saja." Luna bertanya penasaran. "Apa kamu menyukai akting?"
Mara mengangguk antusias. "Aku juga ingin masuk pada klub sama denganmu."
"Klub akademik atau klub sosial?"
"Tentu saja klub sosial! Mungkin aku akan sedikit berguna di sana."
Luna tertawa kecil. "Nanti ikut aku ke ruangan klub sosial saat pelajaran terakhir selesai, oke? Aku akan berbicara dengan ketua kami."
"Oke."
Mara langsung memikirkan Rahan. Apa dia mengikuti klub semacam ini tidak ya? Di lihat dari kepribadiannya, sepertinya tidak mungkin. Tapi untuk ekskul, mungkin saja. Karena dia sangat menyukai olahraga basket.
Sistem: "Apa Anda ingin mendengar masa depan target di dunia novel?"
Mara terkejut. Tiba-tiba saja?
"Apa aku boleh mengetahuinya?"
Sistem menjawab. "Tentu saja. Masa depan target di novel akan sama sekali berbeda dengan masa depannya di kehidupan ini karena kedatangan Anda di hidupnya. Apakah Anda ingin mengetahui keseluruhan cerita novel?"
Mara baru menyadari bahwa sistem belum memberitahu alur asli novel ini. Tapi sebenarnya dari yang ia liat adegan protagonis secara langsung, sepertinya akan membosankan dan pastinya klise. Dia hanya tertarik Rahan saja.
"Tidak. Aku hanya ingin mendengar kehidupan asli Rahan saja dan bagaimana masa depannya di novel itu."
Sistem mulai menjelaskan. "Kehidupan target di kehidupan ini sebelum kedatangan Anda tentu saja sama, dan sejauh ini Anda sudah banyak merubah kehidupan target. Di novel aslinya, seharusnya saat ini Ayah target masih berada di rumah dan menyiksa kehidupan target. Kehidupan kerasnya akan terus seperti ini sampai terjadinya interaksi antara target dan protagonis wanita—Lilia."
"Lilia memiliki rasa simpati pada target, dan selalu ingin membantunya. Tapi karena adanya protagonis pria—Ragas, justru tindakan Lilia menyebabkan Ragas cemburu dan mulai mengganggu target. Sejak saat itu, kehidupan target lebih menderita. Di sekolah dia diganggu banyak orang, dan akibat tindakan protagonis, semakin banyak yang membencinya akibat rumor buruk, dan di luar sekolah, ia memiliki banyak tekanan dalam dunia kerja, sedangkan di rumah dia teraniaya Ayahnya. Kepribadian target semakin terdistorsi, semakin suram, dan membenci dunia yang membuatnya seperti itu."
"Target mulai berpikir untuk mengubah hidupnya. Target masuk pada jurusan ilmu komputer, dan dengan kecerdasan dan bakat yang baru disadari, target mulai belajar tentang komputer dan dengan tekun datang ke ruang laboratorium komputer di sekolah hampir setiap waktu luang. Lalu suatu hari sebelum hari kelulusan tiba, target berhasil merakit komputer dengan komponen yang diberikan oleh guru yang mulai menyadari bakat dan melatihnya. Sejak saat itu, kehebatan target terlihat dan mulai bangkit."
"Target menciptakan perangkat lunak pertamanya—sebuah program enkripsi sederhana—yang memenangkan penghargaan di sebuah kompetisi teknologi nasional. Sejak saat itu, banyak profesor dalam dan luar negri yang tertarik dengan bakatnya dan akhirnya target masuk ke universitas teknologi unggulan di luar negeri dan mendapatkan beasiswa."
"Target memiliki kehidupan cemerlang sampai membuat perusahaan perangkat lunak sendiri. Tapi dibalik itu, hati target yang sudah gelap terhadap manusia yang membuatnya menderita, ia memiliki banyak dendam dan menjatuhkan mereka yang mengganggunya satu persatu dengan kekuatan yang dimilikinya, termasuk protagonis pria."
"Ragas yang memiliki keberuntungan sebagai protagonis, bangkit dari kehancurannya dan membalas dendam balik pada target dengan kekuatannya yang lebih besar dan banyak dukungan. Pada akhirnya, target mengalami kekalahan dan hidupnya mulai runtuh. Target merasa tak memiliki alasan untuk hidup lagi, dan pada usia matangnya yang bahkan tak pernah merasakan cinta, target bunuh diri di tempat yang seorang pun tidak tahu."
Mara merenung lama mendengar keseluruhan cerita tentang Rahan dengan mata memanas hampir menangis. Lalu ia bergumam dengan suara sengau. "Apakah hanya karena dia membalas dendam atas penderitaannya dahulu dan menjatuhkan protagonis, dia disebut antagonis?"
Sistem terdiam seolah menghindari untuk menjawabnya.
"Ini sangat tidak adil untuknya." Mara mengepalkan tinjunya dan bertanya. "Sistem, apakah aku boleh mengubah alur kehidupan Rahan tanpa harus terlibat dengan protagonis?"
Sistem menegaskan. "Itu adalah tujuan Anda di sini."
Mata Mara berkaca-kaca dan mengutuk. "Penulis s*alan. Aku tidak akan membiarkan kehidupan Rahan menyedihkan sesuai keinginanmu lagi."
ganteng, gapura kabupaten, tiang listrik, bisa masak wkwkwk