NovelToon NovelToon
Dikejar Berondong Bucin

Dikejar Berondong Bucin

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Janda / Selingkuh / Cinta Terlarang / Cerai / Beda Usia
Popularitas:8k
Nilai: 5
Nama Author: Meymei

Anindya, seorang Ibu dengan 1 anak yang merasa sakit hati atas perlakuan suaminya, memilih untuk bercerai dan mencari pelampiasan. Siapa sangka jika pelampiasannya berakhir dengan obsesi Andra, seorang berondong yang merupakan teman satu perusahaan mantan suaminya.
“Maukah kamu menikah denganku?” Andra.
“Lupakan saja! Aku tidak akan menikah denganmu!” Anindya.
“Jauhi Andra! Sadarlah jika kamu itu janda anak satu dan Andra 8 tahun lebih muda darimu!” Rima.
Bagaimana Anindya menghadapi obsesi Andra? Apakah Anindya akan menerima Andra pada akhirnya?
.
.
.
Note: Cerita ini diadaptasi dari kisah nyata yang disamarkan! Jika ada kesamaan nama tokoh dan cerita, semuanya murni kebetulan. Mohon bijak dalam membaca! Terima kasih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meymei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21. Diamnya Anindya

Peringatan 7 hari telah selesai dilakukan. Sudah saatnya Anindya kembali ke Kalimantan untuk kembali bekerja. Ia pun mulai mengemas barang bawaannya dan beberapa barang pemberian keluarganya.

Semalam ia sempat mengutarakan keinginannya untuk membawa serta sang ibu, yang mendapat dukungan dari beberapa keluarga. Dengan Ibu Anindya ikut bersamanya bisa mengurangi kesedihan beliau karena ada Ardio yang memerlukannya saat dirinya bekerja.

Tetapi Ibu Anindya masih ingin menunggu sampai peringatan Ayah Anindya ke-40 hari. Jadi, Anindya mengatakan akan menjemput sang ibu nanti. Faris yang masih memiliki cuti pun ikut pulang bersama dengan Anindya.

"Nin, aku ke rumah Bapak dulu untuk pamitan. Kamu ikut?" tanya Faris yang menggendong Ardio.

"Sebentar ya, Mas. Aku selesaikan ini dulu."

"Ya, aku tunggu didepan."

Anindya menyelesaikan mengemas barang dan mengganti pakaiannya dengan pakaian yang sopan sebelum mengunjungi mertuanya. Saat keluar dari kamar, Ibu Anindya menitipkan rantang makanan untuk mertuanya. Anindya pun membawa rantang tersebut dan menemui Faris yang menunggunya di teras bersama Ardio.

Faris dengan Ardio di gendongannya pun melajukan motor menuju rumahnya. Begitu sampai, Ibu Faris segera mengambil alih Ardio dari tangan Faris dan membawanya masuk ke rumah, sedangkan Ayah Faris sedang tak ada di rumah. Setelah masuk kedalam rumah, Anindya meletakkan rantang yang dibawanya di meja makan dan menyusul Faris dan mertuanya di ruang tamu.

Tak banyak yang mereka bicarakan, sampai Faris izin untuk keluar sebentar menemui kenalan. Anindya mengizinkannya dan Ibu Faris juga tidak mempermasalahkannya. Tetapi ketika Faris keluar dari pintu rumah, perasaan Anindya tidak enak.

"Bu, boleh pinjam motor sebentar? Ada yang ingin Anin beli untuk Ardio." Anindya beralasan.

"Kuncinya ada di atas kulkas, Nin. Tolong belikan Ibu koyo sekalian ya, Nin!"

"Iya, Bu. Saya nitip Ardio, ya. Masih ada ASI di tas, nanti kalau dia haus." Ibu Faris mengangguk.

Anindya pun segera memacu motor untuk mengejar suaminya. Beruntung Faris sedang berhenti mengisi bensin, jadi Anindya tak kehilangan jejaknya. Dengan jarak aman Anindya mengikuti Faris.

Sampai Faris menghentikan motornya di sebuah rumah. Betapa terkejutnya Anindya melihat seorang perempuan yang menyambut Faris dengan pelukan. Air mata seketika luruh dari pelupuk matanya. Melihat Faris dan perempuan tersebut masuk ke dalam rumah, Anindya pun memutar motornya dan pergi dari sana.

Sementara itu, Rani yang sangat senang pun segera menyajikan es teh untuk Faris. Arka sedang tidur saat ini, jadi ia bisa bermanja dengan Faris. Sejak meninggalnya Ayah Anindya, Faris tak ada mengunjunginya sama sekali. Ini adalah kesempatan untuknya.

"Segar, Mas?" tanya Rani dengan nada menggoda.

"Ya. Aku kesini mau pamit, Ran. Besok aku kembali ke Kalimantan bersama Anindya."

"Apa?" seru Rani tak percaya.

"Bisa saja aku mengabarimu lewat telepon, tapi sudah pasti kamu tidak akan terima. Jadi, aku kemari."

"Mas akan menginap?" harap Rani.

"Tidak, aku tak bisa lama. Anindya ada di rumahku sekarang."

"Ayolah, Mas! Kamu besok sudah kembali, malam ini menginap ya?" rayu Rani.

"Tidak bisa."

"Baiklah! Tapi Mas harus tinggal untuk menemaniku dulu." Rani tak ada pilihan.

Daripada membuat Faris marah. Ia lebih memilih untuk mengalah, tetapi ia tentu memiliki maksud tersendiri dan tidak akan melepaskan Faris begitu saja. Arka baru saja terlelap, masih lama sebelum Arka bangun. Rani mulai mendekatkan tubuhnya ke arah Faris dan duduk di pangkuannya.

Dengan gerakan sensual, Rani menyerang bibir Faris dengan mengalungkan tangannya dilehernya. Faris yang beberapa hari bersama Anindya tak melakukan apapun, segera terpancing dan permainan mereka pun mulai memanas.

Perlahan tapi pasti, Faris telah melucuti pakaian Rani dan memainkan tubuhnya. Rani yang merasa menang pun mulai menggerakkan tubuhnya agar Faris semakin memanas, hingga mereka berakhir dengan penyatuan.

"Mas.. Ayo ke kamar.." bisik Rani ditelinga Faris setelah penyatuan mereka.

"Tapi aku harus kembali, Ran!"

"Ayolah, Mas! Tak akan lama." rayu Rani dengan menggesekkan tubuhnya.

Faris pun mengangkat tubuh Rani dan membawanya masuk ke dalam kamar. Mereka melanjutkan permainan panas mereka. Entah berita kali mereka melakukannya, waktu sudah menunjukkan waktu ashar.

Anindya yang kini sedang menyusui Ardio di kamar Faris hanya diam. Setelah meninggalkan rumah yang disinggahi Faris, ia mampir ke sebuah babyshop untuk membeli perlengkapan Ardio dan apotek untuk membeli koyo pesanan mertuanya. Sampai di rumah ia membantu memijat mertuanya dan memasangkan koyo.

Kini ia larut dalam pikirannya. Mulai dari siapa perempuan yang ditemui Faris, apa hubungan keduanya, mengapa terlihat mesra, sejak kapan? Pertanyaan demi pertanyaan memenuhi kepalanya. Dan satu yang janggal. Perempatan yang dilewatinya tadi adalah tempat laka lantas sang ayah. Apakah kecelakaan Ayahnya ada hubungannya dengan apa yang dilihatnya tadi?

Anindya tak tahu. Pikirannya benar-benar kalut. Suara adzan ashar berkumandang, Faris juga tak kunjung kembali. Apa yang dilakukan suaminya saat ini? Anindya pun tak ambil pusing, ia ikut memejamkan matanya bersama Ardio. Ia akan memikirkannya lagi nanti saat suaminya kembali.

"Anindya mana, Bu?" tanya Faris yang baru saja kembali.

"Jangan bilang kamu menemui Rani!" seru Ibu Faris yang juga menunggu kedatangan Faris.

"Kamu gila, Faris!" Ibu Faris sudah bisa menebak walaupun Faris hanya diam.

"Anindya mana, Bu?" tanya Faris tanpa memedulikan kekesalan sang ibu.

"Di kamar!" jawab Ibu Faris dengan kesal.

Beliau tidak mengerti dengan pikiran Faris yang bisa-bisanya menemui Rani saat ada Anindya saat ini. Faris pun berjalan menuju kamarnya dan mendapati Anindya dan Ardio yang terlelap. Ia pun memutuskan untuk mandi, tanpa tahu Anindya tak benar-benar terlelap. Selesai mandi, ia melaksanakan sholat ashar dan kemudian keluar dari kamar untuk makan karena saat ini ia lapar.

"Semoga tak seperti yang ku pikirkan, Mas." batin Anindya yang masuk ke kamar melihat jejak di pakaian Faris.

Dari pakaian Faris, Anindya mencium parfum perempuan. Jantungnya sudah berdegup kencang, ia pun melihat pakaian dalam Faris. Seketika tubuhnya luruh ke lantai tatkala melihat noda dengan bau yang khas. Anindya menahan tangisnya. Ia harus kuat.

Ia memang tak ada memberikan hak Faris selama mereka tidur bersama di rumah. Itupun karena Faris tak meminta dan ia juga dalam keadaan sedang tak ingin melakukannya. Jangankan melakukannya, ia saja seolah bersikap dingin kepada Faris sejak kematian sang ayah.

"Apakah itu yang menjadi alasan kamu melakukan ini, Mas?" batin Anindya.

"Tidak. Mas Faris terlihat sudah familiar dengan pelukan perempuan tadi, jadi apa alasannya?" gumamnya.

Ia akan mencari tahu kebenarannya nanti. Saat ini ia sedang berada di rumah Faris. Tak patut jika masalah ini sampai terdengar mertuanya apalagi ibunya nanti. Ia bertekad akan menyelesaikannya sendiri.

1
Ais Galby
sebnrnya anak nya anin itu nama nya arka apa ardio thor maaf cuma nanya aja
Meymei: Ardio kak, Arka anak Rani,, maaf typo
total 1 replies
Lee Mba Young
Kl ada lelaki suruh di teras saja, krn statusmu janda, mulut tetangga kn pedes.
Dian Rahayu
lanjut thor
Dian Rahayu
kapan nih up ya 😊
Lee Mba Young
semoga faris di pecat dr kerjaannya kl pengangguran mana mau si Rani.
orang macam faris itu sembuhnya kl jd gembel atau penyakitan
Lee Mba Young
bagus lah cerai saja tu bukti pernikahan buat jeblosin Faris ke penjara biar jd pengangguran. kl dah pengangguran mana mau tu si Rani. kl perlu viral kan jng smp km hancur sendiri, kl hancur semua juga hrs hancur termasuk Faris dan Rani.
Lee Mba Young
anindya lemah sih 😂 ntar hamil lagi repot habis enak enak ma lakinya.
kl pintar pasti cari bukti bawa ke pengadilan biar kena hukuman tu si Faris.
Alisa Erlani
duh thor kpn terbongkar nya enak bener jdi paris itu celup sana celup sini jijik banget🤑
Meymei: sabar ya kak.. 🤭
total 1 replies
Okto Mulya D.
Faris parahhh
Okto Mulya D.
piye tha..malah melirik istri orang yakkk
Okto Mulya D.
gelooo...istri dilihat orang malah dianya yang nafsuuu
Okto Mulya D.
Suaminya cuek bebek..
Okto Mulya D.
hehhh Faris, istri dianggap barang mainan..parahhhh..kasihan tohh
Okto Mulya D.
Nasibmu Anindya...
Nabilah
pengen q jambak😎
Nabilah
red flag tho!!
Nabilah
baru mulai sudah ada bau2 belut nih author!
Meymei: belut bau amis kak 🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!