"Cih! Aku tak kan pernah mau menikah dengan lelaki yang sudah tua. Apalagi umurnya hampir sebaya dengan bapak ku."
Batin Nisha seakan tak terima saat mata liar Ridwan memandang kemolekan tubuh nya dengan penuh nafsu.
Nisha terpaksa melayani nafsu bejat pria setengah baya itu untuk membayar hutang ibu nya.
Semua tragedi hidup Nisha, berawal dari hasrat Ridwan yang ingin memperistrinya.
Pria itu cemburu buta saat Nisha tampak berduaan dengan kekasihnya Farel. Ridwan pun menuntut Nisha untuk membayar semua hutang budi yang pernah ia berikan pada Nisha dan keluarganya dengan cara ia harus menyerahkan tubuhnya pada Ridwan.
Nisha pun hamil di luar nikah dan terpaksa menikah dengan Ridwan. Lelaki tua yang tak di cintainya.
Bagaimana nasib Nisha selanjutnya ?
Jangan lupa kepoin ceritanya y 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Afriyeni Official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KAKAK IPAR YANG JAHAT
Setelah hampir dua bulan.
Nisha tampak riang menyambut suami nya yang baru pulang dinas luar kota. Ia bergegas merebut koper Ridwan dan menaruh nya ke dalam kamar.
"Buat kan Abang teh manis!" perintah suaminya.
Ridwan melepaskan sepatu dan kaos kaki nya lalu membiarkan terletak begitu saja di lantai kamar yang sudah Nisha pel dengan bersih. Begitu juga dengan kemeja dan dasi serta celana bahan yang ia pakai berserakan kemana-mana di lantai kamar.
Tanpa ada rasa kesal atau pun marah, Nisha langsung membereskan sepatu dan pakaian yang berserakan lalu membawa nya keluar kamar. Ia menaruh sepatu Ridwan ke atas rak sepatu dan membawa pakaian Ridwan ke belakang dan menaruh nya di tempat baju kotor.
Lalu ia segera ke dapur untuk membuat kan Ridwan teh manis. Alangkah terkejut nya Nisha melihat toples gula yang berukuran besar tampak kosong tak berisi. Begitu juga dengan teh celup yang baru di beli Ridwan sebelum berangkat dinas luar kota. Padahal, Nisha tak pernah minum teh manis.
Nisha menghembuskan nafas berat. Ini pasti ulah Vita sekeluarga yang suka bikin teh manis setiap hari. Ah, bodo amat ! Nisha bersikap tak peduli karna malas ribut. Ia pun kembali ke kamar untuk menemui Ridwan.
"Bang, Teh sama gulanya habis. Sekalian, Nisha boleh minta uang gak? Sejak Abang pergi, Nisha ngutang Indomie sama telur di warung sebelah. Soal nya stok makanan yang Abang beli habis semua." ujar Nisha polos.
Tanpa merasa berdosa, Nisha meminta uang pada Ridwan yang langsung terkejut mendengar ucapan istri nya.
"Uang? Bukan nya Abang udah kasih kamu uang yang banyak? Untuk apa lagi kamu hutang-hutang di warung sebelah untuk beli stok makanan? Masa stok makanan yang Abang belikan itu bisa cepat habis sama kamu sendiri? Jangan-jangan semua uang mu kamu kasih adik mu!" tuduh Ridwan heran.
Ridwan langsung marah-marah pada Nisha yang jadi bingung tak tahu salah nya apa.
"Tapi bang, uang yang Abang kasih ke Nisha saat Mbak Rani ke rumah itu sudah lama habis nya. Sejak Abang ke luar kota. Abang gak ngasih Nisha uang pegangan sama sekali." jawab Nisha pilu.
Mata Nisha tampak berkaca-kaca menjelaskan pada Ridwan yang langsung berubah sikap saat mendengar ucapan Nisha.
"Emang sejak Abang pergi dinas, kamu di kasih berapa uang belanja sama kak Vita?" tanya Ridwan tiba-tiba menyebut kakak nya Vita.
Nisha jadi makin bingung tak mengerti.
"Kak Vita? Emang nya kak Vita mau ngasih Nisha uang belanja?" tanya Nisha jadi bingung.
Ditanya malah balik nanya. Nisha yang polos dan teramat lugu membuat Ridwan makin kesal.
"Kamu di kasih uang gak sama kak Vita?" hardik Ridwan geram.
Ridwan yang gregetan sedari tadi jadi membentak Nisha yang spontan kaget karna di bentak keras oleh suami nya.
"Enggak, Nisha gak pernah di kasih uang." sahut Nisha bingung.
Nisha tampak ketakutan melihat sikap Ridwan yang berubah sangar dan berang.
"Dasar breng**k. Vita, Vita!" Ridwan mendadak naik pitam.
Nisha yang takut di marahi Ridwan jadi tercengang melihat Ridwan yang bergegas keluar menuju paviliun dengan penuh emosi. Hati Nisha pun jadi penuh tanda tanya, kenapa Ridwan berbalik marah sama Vita kakak nya.
"Apaan sih? Baru pulang udah teriak-teriak aja!" sahut Vita yang langsung terkejut saat Ridwan menerobos masuk ke dalam paviliun yang di tempati Vita dan keluarganya. Dan betapa terkejut nya Ridwan dan Nisha melihat paviliun itu bagai kapal pecah.
Sampah-sampah plastik makanan bertebaran di mana-mana. Tv layar besar yang mereka bawa ke paviliun sudah tak ada lagi. Piring-piring kotor bekas makan pun bertumpuk di salah satu sudut ruangan beserta pakaian-pakaian kotor. Paviliun itu pun tampak sumpek dan bau dengan susunan barang tak beraturan.
"Mana uang yang ku titip kan untuk Nisha?" tanya Ridwan marah.
Ridwan menatap tajam ke arah Vita yang sedang duduk santai sambil makan cemilan bersama anak-anak nya.
"Ya habis lah buat belanja!" sahut Vita cuek.
Dengan raut wajah tanpa rasa bersalah, Vita menjawab pertanyaan Ridwan dengan santai nya.
Darah Ridwan pun mendidih seketika melihat sikap kakak nya yang tenang-tenang saja tanpa merasa bersalah.
"Jadi selama dua bulan ini, kakak biarkan dia tak pegang uang sedikit pun? Tega sekali kamu! kamu biarkan dia kelaparan, sementara kamu, anak-anak mu, dan suami mu yang pengangguran itu enak-enak kan hidup numpang di rumah ku. Dasar kamu tak tahu diri!" Ridwan pun langsung mengamuk memarahi Vita habis-habisan.
Namun sikap Vita tetap saja terlihat cuek dan tenang mendengarkan omelan Ridwan, seakan-akan kemarahan Ridwan dianggap angin lalu saja oleh nya.
Sedangkan Nisha tampak terkejut mengetahui kebenaran yang baru saja ia dengar. Ia tak menyangka Vita sejahat itu. Andai saja Ridwan tidak pulang secepat nya mungkin Nisha akan mati kelaparan di tinggal serumah dengan ipar nya yang licik itu.
Hanya saja, Nisha jadi curiga pada suaminya. Kenapa suami nya itu menitipkan uang belanja nya pada Vita. Mengapa ia tak langsung memberikan nya pada Nisha? Apakah suami nya itu tak percaya pada Nisha yang masih muda untuk mengelola keuangan rumah tangga?.
Nisha yang masih terlalu muda dan lugu, mencoba menepiskan pikiran buruk tentang suaminya. Ia mencoba berpikir positif jika semua yang di lakukan Ridwan pasti untuk kebaikan diri nya.
Tok Tok Tok!
Tiba-tiba terdengar ketukan di depan pintu rumah. Nisha yang baru menyadari kalau pintu pagar sedari tadi tak di kunci langsung bergegas menuju pintu depan.
Matanya mengernyit melihat dua orang pria berpakaian setelan rapi kemeja putih celana hitam terlihat berdiri di depan pintu rumah.
"Permisi buk, kami dari Bank swasta ingin bertemu Pak Ridwan?" ucap salah satu pria itu pada Nisha yang mengintip mereka dari balik gorden jendela rumah nya.
"Siapa itu yang datang, Nisha?" Ridwan tiba-tiba telah berada di belakang Nisha.
"Itu bang, kata nya pegawai Bank swasta." jawab Nisha sambil menatap ke arah Ridwan yang langsung jadi panik seketika.
"Jangan buka kan pintu Nisha, katakan saja Abang tak ada di rumah." Ridwan tampak takut dan bergegas bersembunyi ke dalam kamar membuat hati Nisha jadi berdebar, ikut merasa cemas dan takut.
"Buk, ibuk...!" Pria itu terdengar memanggil kembali.
"Maaf dek, Pak Ridwan nya sedang dinas luar kota!" sahut Nisha dari dalam rumah tanpa membuka kan pintu untuk ke dua pria itu.
"Kira-kira kapan Pak Ridwan nya pulang buk?" tanya mereka lagi pada Nisha yang di jawab Nisha dengan cepat.
"Kurang tau dek!" Nisha terpaksa berbohong demi menuruti perintah suami nya.
Sejenak kedua pria yang mengaku pegawai bank itu tampak kasak kusuk di depan pintu rumah, entah apa yang mereka bicarakan.
"Baik lah buk, kalau begitu kami permisi dulu. Makasih ya buk!" Tanpa berlama-lama kedua pria pegawai Bank Swasta itu pun langsung pamit pergi dengan wajah yang tampak kecewa.
Nisha menarik nafas lega sambil mengurut dada nya yang terasa sesak. Kebohongan yang baru saja ia lakukan membuat hati nya seakan tak terima. Selama ini, Nisha paling benci ber bohong. Tak di sangka, hari ini ia terpaksa berbohong demi seseorang yang menyuruh nya untuk berbohong. Dan orang itu tak lain adalah suami nya sendiri.
Entah kesalahan apa yang di perbuat suami nya itu, sehingga pegawai bank mencari nya ke rumah. Kenapa ia begitu ketakutan untuk bertemu dengan mereka.
Apakah Ridwan memang punya hutang di Bank ?
.
.
.
BERSAMBUNG
Cuss Kepoin terus cerita nya ya 🤗