Demi melindungi nyawa adiknya, Jazzy Hao mengasingkan diri di kota kecil dan rela menjadi menantu sampah di keluarga Lin.
Setiap harinya Jazzy Hao akan melakukan pekerjaan kasar di rumah seperti mencuci pakaian, memasak, mencuci piring, membeli sayur dan membersihkan lantai rumah.
Tiga setengah tahun lalu dia pergi meninggalkan keluarganya tanpa membawa sepeser uang pun.
Dalam keadaan seperti itu, dia bertemu lelaki tua yang mengetahui identitasnya dan membuat perjanjian untuk menikahi cucunya.
Lalu apa yang akan terjadi selanjutnya?
Apakah Jazzy Hao akan bertahan di keluarga Lin sebagai menantu sampah?
Simak terus keseruan cerita selanjutnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jazzy bold, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERGI DARI RUMAH
Melihat Jazzy Hao baru datang setelah sore, Terry Lin mengamuk.
"Menantu sampah, dari mana saja kamu? Kami sudah mau berangkat, tapi malah harus menunggu sampah sepertimu." Terry Lin mengomeli Jazzy Hao
"Aku pergi membeli hadiah." Jazzy Hao berkata datar.
"Huh, hadiah seperti apa yang menantu sampah sepertimu berikan? Jangan-jangan kamu memberikan ibuku barang palsu." Terry Lin berkata dengan mata menyipit.
Hesty Lin yang mendengar keributan juga keluar dari kamar.
"Bu, sudah bagus Jazzy Hao membawa hadiah, jika tidak, kita akan datang tanpa membawa apapun." Hesty Lin membujuk ibunya.
"Kamu.. Kenapa kamu selalu membela sampah ini? Jika kamu masih membela sampah ini lagi, aku tidak akan menganggap mu sebagai anak!"
Terry Lin sangat marah hingga paru-parunya akan meledak. Biasanya Hesty Lin akan patuh padanya, tapi akhir-akhir ini dia selalu membantahnya.
"Bu, kenapa ibu seperti ini? bagaimana pun, aku dan Jazzy sudah menikah, dan itu pernikahan sah."
"Jadi ibu jangan mempersulit ku, aku juga tidak ingin ibu membenciku." Hesty Lin berkata dengan sedih.
"Terserah padamu, kamu mau pilih ibu atau sampah ini. Jika kamu memilih sampah ini, silahkan pergi dari rumah, jika kamu masih ingin tinggal di rumah, ceraikan sampah ini." Terry Lin berkata dengan dingin.
"Bu.. Kenapa ibu mempersulit Jazzy Hao setiap hari? Dia itu suamiku, juga, setiap hari dia mengerjakan pekerjaan rumah."
"Jika benar-benar ibu ingin mengusirku, maka aku akan pergi dari rumah." Hesty Lin berkata sedih.
Kini air matanya perlahan-lahan mengalir. Hatinya di penuhi kesedihan dan rasa tak berdaya.
Robert yang awalnya diam berkata, "Nak, ibumu juga demi kebaikanmu. Lebih baik kamu tinggalkan Jazzy Hao, dengan begitu, kita tidak akan menanggung banyak penghinaan lagi."
Hesty Lin tidak menyangka kini ayahnya juga malah mendukung keputusan ibunya.
Dengan air mata berlinang, Hesty Lin bertanya, "Apakah ayah juga tidak akan menganggap ku sebagai anak jika aku tidak menceraikan Jazzy Hao?"
Robert berkata, "Tentu saja kamu masih anakku, tapi aku hanya ingin kamu mendapatkan pasangan yang baik, jadi aku mendukung keputusan ibumu."
Hesty Lin mengangguk dengan sedih.
"Baik... Jika seperti itu, kami akan pergi dari rumah."
"Jazzy, kumpulkan barang-barang mu, kita akan pergi dari sini!"
Setelah berkata, dia masuk ke dalam kamar dan memasukan semua baju dan barang-barang lain ke dalam koper.
"Bagus, bagus.. Kamu lebih memilih menantu sampah dari pada ibu dan ayahmu, tapi ingat, jika suatu saat nanti kamu mengalami kesulitan, jangan pernah mencari kami." Terry Lin berkata dingin.
"Nak, lebih baik kamu pikirkan lagi untuk pergi dari rumah, kamu akan menderita jika hidup sendiri di luar sana." Robert membujuk Hesty Lin.
Tapi Hesty Lin yang sudah terlanjur kecewa tidak menjawab apapun.
"Jazzy, mana bajumu?" Hesty Lin bertanya pada Jazzy Hao.
"Aku tidak punya baju, kamu bawa saja barang-barang mu, tidak perlu repot soal bajuku." Jazzy Hao berkata sambil tersenyum kecil.
Dia tertawa bukan Karna dia sedang mengejek Hesty Lin, tapi karena hal lain.
"Nak, pikirkan lagi sebelum mengambil keputusan, kamu akan menyesal nantinya jika pergi dari rumah!" Robert masih membujuk Hesty Lin agar tidak pergi.
"Tua Bangka, untuk apa membujuk anak durhaka, biar saja dia hidup susah di luar sana. Jika dia sudah susah, pasti akan datang dan memohon pada kita." Terry Lin berkata dengan cibiran di sudut mulutnya.
Menurut pengetahuannya tentang Hesty Lin, paling hanya seminggu dia bisa bertahan. Setelah itu dia akan kembali kerumah.
Robert berkata, "Tapi, dia itu anak kita satu-satunya."
"Biarkan saja, aku tidak perduli. Untuk apa memelihara babi dan anak durhaka dirumah, bikin sial saja," ucap Terry Lin.
Mendengar kata-kata kasar ibunya, hati Hesty Lin semakin sakit.
Dia tidak pernah berfikir ibunya akan memaksanya ke jalan buntu seperti ini.
Dengan mata yang merah dan lembab, dia melihat Jazzy Hao dan berkata, "Ayo kita pergi."
"Baik!" Jazzy Hao mengangguk.
. . .
Di dalam mobil.!!
"Kita akan pergi kemana?" Jazzy Hao bertanya dengan penuh minat.
"Aku juga tidak tahu, Kita menginap di Hotel dulu untuk malam ini, Besok baru kita mencari rumah sewaan," ucap Hesty Lin.
"Maaf, karena aku, kamu jadi bertengkar dengan ibu dan ayah."
Jazzy melihat ke arah Hesty Lin dan berkata.
"Tidak apa-apa." Hesty Lin berkata, "Aku tidak bisa membayangkan, kamu yang selama 3 tahun ini begitu kuat menahan hinaan ibuku setiap hari, pasti rasanya melelahkan."
"Aku berharap, kamu tidak akan mengecewakan aku nantinya," ucap Hesty Lin.
Jazzy Hao hanya tertawa dan berkata, "Haha. Sayang, percayalah padaku, kamu tidak akan pernah menyesal mengambil keputusan ini!"
Jazzy Hao memegang kepala Hesty Lin dan berkata lembut.
"Um.. Baik, Aku percaya padamu." Hesty Lin tersenyum kecil.
Akhirnya mereka pun memesan Hotel untuk istirahat malam ini.
. . .
Di sisi lain.!!
Saat ini Terry Lin dan Robert menghadiri pergi menghadiri acara ulang tahun sesuai jadwal. Mereka juga membawa hadiah yang Jazzy Hao bawa sebelumnya.
Saat pergi, Jazzy Hao sengaja meninggalkan barang itu di rumah, dan kebetulan ini di bawa Terry Lin dan suaminya sebagai hadiah untuk ibunya.
"Selamat ulang tahun Bu, ini hadiah dariku untuk ibu."
Saat memasuki rumah ibunya, Terry Lin langsung berkata dan memberikan hadiah.
Tapi saat melihat yang datang hanya Terry Lin Dan Robert, Nenek Lin langsung mengernyit.
"Dimana Hesty Lin? Kenapa kalian tidak membawanya kesini?" Nenek Lin bertanya dengan rasa ingin tahu.
"Bu, aku sudah mengusir mereka, dia adalah anak durhaka yang tidak mau mematuhi ku." Terry Lin menjelaskan dengan cepat.
Mendengar hal ini, wajah Nenek Lin menjadi hitam.
"Bodoh, kenapa kamu malah mengusirnya? Apakah kamu tidak berkaca? Dulu kamu juga melakukan hal yang sama dan memilih seorang sampah untuk di nikahi."
Nenek Lin sontak merasa marah saat mengetahui Hesty Lin di usir dari rumah. Perlu di ketahui, dia menginginkan sesuatu dari Hesty Lin, itu sebabnya mereka di undang datang kesini.
Tapi bisa-bisanya Terry Lin yang bodoh malah mengusir anaknya.
. . .