NOVEL LUAR BIASA
🏆 Juara Harapan Baru Novel Pria YAAW 10🏆
Perjalanan seorang pemuda bernama Lei Tian, ia adalah pewaris Klan Lei di Ibukota Provinsi Sinchuan. Ketika masih bayi ia dibawa pergi ke sebuah Desa yang sangat jauh dari Ibukota, setelah ia tumbuh menjadi anak-anak ia mengalami penghinaan dan penindasan. Hingga Ia dewasa dan menemukan sebuah rahasia besar di dalam tubuhnya, barulah ia mulai mendapatkan titik terang tentang jati dirinya.
Pada saat usia delapan belas Tahun barulah ia menuju Ibukota untuk berpetualang sekaligus untuk mencari tahu tentang asal usulnya.
Namun setelah ia mengetahui tentang keluarganya, berbagai peristiwa pembunuhan dan pengkhianatan mulai terkuak.
Hingga suatu hari ia membawa Klan Lei sebagai Klan yang disegani di Dunia Biru dan mencatatkan namanya sebagai Legenda Abadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Lim's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masa Lalu Yun Zixin
"Sepertinya kamu sangat dikenal di Sekte Belati Merah?" tanya Lei Tian kepada Yun Zixin.
"Sejak kecil aku adalah murid pembantu, pekerjaanku membersihkan halaman Sekte dan beberapa bangunan lainnya. Di sela-sela waktu aku berlatih dengan keras memanfaatkan sumberdaya yang ada, hingga satu tahun yang lalu aku mendapatkan kesempatan untuk menjadi murid luar" ungkap Yun Zixin.
"Kenapa kau tidak langsung mendaftar sebagai murid luar?" tanya Lei Tian kemudian.
"Aku hanya anak yatim piatu, tidak ada yang memperhatikan ku sebelumnya, bahkan untuk bertahan hidup saja aku kesulitan. Beruntungnya Penatua Fan Guo merawat ku dan memberikan kesempatan kepadaku untuk bekerja sambil belajar." jawab Yun Zixin.
"Apakah Penatua Fan Guo akan mengajarkan kita secara langsung?" tanya Lei Tian kembali.
"Tentu saja, beliau sendiri akan mengajarkan teknik beladiri" jawab Yun Zixin.
Mendengar cerita Yun Zixin membuat Lei Tian terharu, ia mengira semua orang yang memasuki Sekte berada pada jalan yang sama melalui tes bakat. Namun Lei Tian merasa beruntung, ia bisa mengambil pelajaran dari Yun Zixin dalam hal semangat dan tekad.
"Sewaktu di dalam perpustakaan aku berjumpa dengan seorang murid yang bernama Li Chin" ungkap Lei Tian kemudian.
"Jika di lain kesempatan kau bertemu dengan dirinya lagi, sebaiknya kamu berhati-hati" ujar Yun Zixin dengan nada serius.
"Memangnya kenapa dengan dirinya?" tanya Lei Tian penasaran.
"Dia sudah terkenal licik, apa yang ia ucapkan tidak mencerminkan hatinya" ucap Yun Zixin memperingati.
"Owh seperti itu, pantas saja dia memuji diriku atas kitab yang aku pilih. Kupikir ia tulus memberikan perhatian kepadaku" ujar Lei Tian.
"Di antara sepuluh murid luar berprestasi ia adalah pemilik peringkat ke tujuh dengan ranah Pendekar Raja tahap menengah" ungkap Yun Zixin.
Benarkah? Cukup menarik" ucap Lei Tian cukup terkejut.
"Tentu saja, sebaiknya orang seperti kita tidak berurusan dengan mereka" ucap Yun Zixin dengan nada memperingati.
"Baiklah terimakasih atas penjelasannya, aku mau mempelajari teknik yang baru saja aku dapatkan dari perpustakaan" sambung Lei Tian kemudian.
"Jika kau ada perlu apa-apa jangan sungkan untuk bertanya" ujar Yun Zixin sebelum mereka kembali ke kamar masing-masing.
Yun Zixin menatap kepergian Lei Tian dengan penuh penasaran, meskipun ia merasakan bakat Lei Tian tergolong biasa namun kegigihan dan keuletannya dalam memilih kitab beladiri perlu ditunggu kejutannya.
Lei Tian tak kenal putus asa meski beberapa kali mendapat nasihat, ia tetap dengan pendiriannya dan tidak terpengaruh dengan masukan yang dapat melemahkan prinsipnya. Satu hal lagi yang membuat Yun Zixin kagum adalah penampilannya yang terlihat sederhana, meskipun Lei Tian terlihat seperti cendekiawan yang berdarah bangsawan.
Di dalam kamarnya, kini Lei Tian mulai membuka sebuah kitab yang memuat teknik Tinju Api. Sementara kitab lainnya ia masukan ke dalam cincin penyimpanannya, setelah tiga hari kemudian ia baru akan mempelajarinya.
Lei Tian ingin mempelajarinya secara bertahap, ia menyadari dirinya bukanlah orang jenius yang sekali lihat langsung mampu menyerap seluruh isi halaman kitab tersebut.
Secara perlahan ia mulai membaca lembar demi lembar hingga ke halaman terakhir. Hingga beberapa kali ia mengulangi metode yang sama, berharap ia dapat mengingat sebelum mempraktekkan teknik tersebut di udara terbuka.
"Benar saja, teknik ini tidak sesederhana yang kubayangkan" gumam Lei Tian setelah ia hampir menghafal isi kitab tersebut.
"Sepertinya aku harus mencobanya di luar" ucapnya pelan.
Lei Tian kemudian keluar dari kamarnya, untuk mencari tempat terbuka guna mempraktekkan teknik yang baru ia pahami. Untuk menyempurnakan pemahamannya ia harus melakukan praktek secara langsung.
Di ruang tengah ia tidak menemukan siapa-siapa, kedua rekannya sesama murid luar tampak masih berada di dalam kamar masing-masing.
Lei Tian segera meninggalkan tempat tinggalnya lalu berjalan mengikuti sumber suara air mengalir. Semenjak kedatangannya ia sangat tertarik terhadap suara air tersebut, sama seperti di desa Gunung Batu hal itu membuatnya tidak asing.
Beberapa orang murid tampak sedang berlatih menggunakan belati di sekitar tempat tinggal mereka.
"Hai .. Saudara Tian mau kemana kau?" tanya seorang murid yang mengenal Lei Tian saat diperkenalkan oleh Yun Zixin sebelumnya.
"Aku ingin mencari tempat untuk berlatih" jawab Lei Tian dengan jujur.
"Berhati-hatilah, jangan jauh-jauh karena kau masih baru dan belum mengenal tempat ini secara keseluruhan" ujar murid tersebut dengan ramah.
"Terimakasih atas perhatiannya" ucap Li Yuan sambil tersenyum.
Setelah bertukar sapa sejenak lalu Lei Tian mencari sungai yang dapat ia rasakan. Langit masih terlihat dengan terang, udara pegunungan juga berhembus dengan sepoi-sepoi.
"Rasanya memang begitu nyaman, aku jadi teringat dengan Desaku tinggal" gumam Lei Tian dalam hati.
Tidak lama berjalan, ia menemukan sumber suara yang dimaksud. Sebuah sungai besar mengalir dengan cukup deras, setiap alirannya berkali-kali berbenturan dengan batu besar menimbulkan riak yang sangat menawan.
Lei Tian sejenak terlena, dengan santainya ia melompat dari satu batu ke batu lainnya mencari tempat yang cukup strategis untuk menikmati suasana. Ia melompat cukup jauh hingga berada di tempat yang benar-benar sejuk yang ditanami pohon yang rindang.
Kualitas air yang kini ia temui juga terlihat lebih baik, Lei Tian menjulurkan tangannya untuk cuci muka dan membasuh beberapa bagian tubuhnya. Airnya terasa begitu segar, tubuhnya yang mulai membiasakan dengan teknik pernapasan yang diajarkan Gong Dun, kini merasakan energi besar masuk ke dalam dirinya.
Lei Tian memandang lingkungan sekitar, ia merasakan Qi yang cukup pekat di tempat ini. Selain itu ia juga tidak bisa pungkiri jika tempat ini begitu luas dan indah. Ditengah aliran sungai terdapat sebuah batu besar yang terlihat sudah berusia ribuan tahun, bentuknya yang menyerupai lingkaran membuatnya berpikiran untuk berkultivasi di atasnya.
Seolah larut dalam suasana, akhirnya Lei Tian memilih berkultivasi dan tenggelam dalam fokusnya. Pada saat ini ia lupa tujuan sebenarnya yang ingin berlatih teknik Tinju Api.
Tanpa Lei Tian sadari seorang lelaki tua tengah memperhatikan aktivitas yang sedang dilakukannya.
"Hmmph.. Sepertinya ia adalah murid baru" gumam pria tersebut sambil mengelus dagunya.
Pada saat ini Lei Tian benar-benar dapat merasakan energi alam yang cukup besar memasuki ke dalam tubuhnya. Namun ia juga merasakan jika energi yang diserapnya seperti terbagi dua.
"Apa yang terjadi dengan tubuhku?" gumam Lei Tian dengan heran.
Ia memasuki Sekte untuk berkultivasi dan menjadi kuat, namun kini ia merasakan gejala aneh yang terjadi pada dirinya.
"Mungkin ini hanya perasaanku saja" ucapnya dalam hati.
Pada saat yang bersamaan, Liontin Naga Petir yang berada di dalam lautan kesadarannya terus menyerap energi Qi yang dihasilkan oleh tubuh Lei Tian. Seperti bayi yang baru dilahirkan, Naga Petir tersebut terlihat dengan cahaya yang meredup tampak berkelap-kelip.
Tanpa terasa waktu pun berlalu dengan cepat, Lei Tian melewati malam masih berada pada tempat dan posisi yang tidak berubah.
lanjuuuuuut 👍