Maulidya Alissa Agraham, atau yang kerap disapa Lidya, gadis 20 tahun yang mati ketika menjalani sebuah misi. Hidupnya yang dipikir sudah berakhir justru malah terbangun di raga seorang gadis didunia lain yang dikenal buruk dalam beretika. Sikapnya yang pemalu dan tidak percaya diri membuatnya diolok-olok oleh bangsawan lain.
Namun sebuah perubahan terjadi ketika gadis itu terbangun dari pingsannya. Sikapnya tiba-tiba berubah menjadi tegas dan tidak mudah ditindas membawa kehebohan besar diseluruh Kekaisaran. Mereka yang menghinanya dulu kini berlutut memohon ampunan. Para pelayan yang merendahkannya terbujur kaku dengan kepala yang terpisah. Ditambah lagi, kedatangan Lidya saat itu membawa banyak perubahan sejarah di seluruh Kekaisaran.
Misinya adalah menjadi wanita terkaya disana
Namun apadaya jika semua laki-laki justru tertarik padanya?
Dan, takdir? Apakah benda ini benar nyata?
Semua keanehan ini..
Tidak masuk akal
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atiiqah Alysia Hudzaifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23 | Proyek besar
Istana kekaisaran Carvil
Di sebuah ruangan di istana, terdapat dua orang pria sedang berbincang mengenai permasalahan negara. Pembicaraan mereka sudah memasuki waktu 3 jam dan belum terlihat tanda-tanda akan berhenti. Duke Velvord dan kaisar Carvil lah dua orang itu.
"Jadi pembicaraan kita cukup sampai disini, kuharap kau bisa melaksanakannya dengan baik Alverd." Ujar kaisar
Alverd menunduk hormat "saya akan berusaha yang terbaik yang mulia. Terima kasih sudah mempercayakannya pada saya."
Kaisar tergelak "hahahaha tentu saja kau bisa melakukannya, tidak, kau memang selalu bisa melakukannya. Tugas kemarin saja berhasil kau selesaikan dengan sangat baik."
Duke harus merendah "itu hanya keberuntungan yang mulia. Sekali lagi terima kasih, saya izin pamit undur diri."
"Ya ya ya kau selalu saja formal denganku Alverd, padahal sudah berapa kali kukatakan bila hanya berdua, kau bisa bebas akrab denganku. Kau itu temanku! Rasanya terdengar jauh sekali mendengar kau berkata formal begitu. Tapi baiklah, kau boleh kembali. Terima kasih atas kerja kerasnya, dan kuharap tugas mu kali ini pun mendapatkan hasil yang baik."
"Tentu yang mulia. Kalau begitu saya permisi." Alverd membungkuk hormat "Semoga kekaisaran selalu dalam lindungan sang dewi."
Alverd keluar dari ruangan itu. Dia membuang nafas lelah. Selalu saja begini, Batinnya. Dia kembali berjalan berniat untuk pulang, namun diperjalanan, Alverd justru bertemu dengan pangeran mahkota kekaisaran, Kaysen de Carvil.
Alverd membungkuk hormat memberi salam "salam kepada putra mahkota kekaisaran. Sang matahari kekaisaran Kaysen de Carvil. Semoga anda diberikan umur yang panjang."
Kaysen balas mengangguk "tidak perlu terlalu formal duke, bangkitlah."
Alverd kembali keposisi awal, badan tegap dan tatapan tajam khasnya.
'Ya.. dia memang duke berdarah dingin Kekaisaran ini, tatapan tajam adalah ciri khasnya. Rasanya akan aneh bila aku belum terbiasa dengan tatapannya itu.' Batin Kaysen
"Apa yang anda lakukan disini duke? Jika anda barusan keluar dari ruangan ayahanda, itu berarti anda habis bertemu dengannya?" Tanyanya berbasa-basi.
"Benar yang mulia, saya baru saja bertemu yang mulia kaisar. Anda sendiri bagaimana?"
"Aku berniat ketempat latihan. Anda mau ikut? Duke dikenal dengan tangan pedang iblis sekaligus dewa perang kekaisaran, mungkin bila melawan anda akan membuat saya tau sejauh mana kemampuan saya" Tawarnya pada Alverd. Tanpa berpikir, Alverd menolaknya dengan halus.
"Mohon maaf yang mulia, untuk sekarang saya tidak bisa menemani anda. Ada beberapa urusan yang harus segera saya selesaikan. Mungkin lain kali pangeran." Tolaknya sedikit menunduk.
"Ah.. sayang sekali, kalau begitu lain kali ya.." Ucap Kaysen yang mana tidak terlihat begitu kecewa. Sejak awal sebenarnya dia sudah menebak kalau akan ditolak. Bayangkan saja, Duke terhebat yang terkenal diseluruh benua ini memiliki waktu senggang. Rasanya itu tidak mungkin. Namun apa salahnya mencoba, bukan?
Namun teringat sesuatu, tiba-tiba Kaysen terlihat celingak celinguk seolah mencari seseorang. "Benar juga duke, dimana Cella? Biasanya anda selalu bersamanya bila datang kemari." Tanyanya heran tanpa memperhatikan wajah Alverd yang berubah suram
Dahi Alverd sedikit mengkerut "Cella?" Batinnya bingung
'Mereka sedekat itu?'
Alverd mencoba menjawabnya dengan tenang "apa yang pangeran maksud putri saya? Dia kali ini tidak ikut kemari lantaran tubuhnya yang masih butuh istirahat. Apa ada sesuatu dengannya yang mulia?" Tanyanya dengan wajah curiga.
Kaysen terdiam kaku. Ingat, sedikittt. Mungkin beberapa orang tidak akan menyadarinya, namun untuk Alverd yang memiliki insting dan kepekaan setinggi langit dapat dengan mudah menyadarinya.
"Tidak begitu, duke. Maksud saya biasanya bila anda kemari, putri anda akan ikut menemani. Dan tidak biasanya hari ini dia tidak datang. Karena itu saya bertanya." Ujar Kaysen dengan mata yang tidak bisa diam seolah menghindari tatapan Duke yang menghunusnya tajam.
Kaysen kembali melanjutkan "Ngomong-ngomong saya dengar kalau belum lama ini terjadi sesuatu dikediaman anda yang membuat Ella menjadi sakit, apa itu benar?"
"Itu benar yang mulia. Mungkin selama ini saya terlalu lengah hingga membuat putri saya sendiri tersiksa dikediamannya."
Kaysen mengangguk menyutujui "ya, kurasa aku setuju dengan itu."
'Pantas saja dia tidak kemari, rupanya sedang sakit.'
Hening beberapa saat
"Duke"
"Ada apa yang mulia"
"Bagaimana kabarnya sekarang?"
Alverd diam-diam mengepalkan tangannya "putri saya?"
Kaysen menoleh "tentu saja, memang siapa lagi?" Ketusnya. "Asistenmu?! Tuan Hendrick?" Ucapnya dengan wajah aneh
"Buat apa aku menanyainya. Menggelikan.." gumamnya lalu bergidik.
Alverd merapatkan bibirnya "putri saya baik, hanya sedikit membutuhkan istirahat saja."
"Hanya itu? Apa ada gejala lain yang timbul?" Tanya Kaysen penasaran
Alverd diam dan berfikir sejenak. Mungkin ia tidak harus mengatakan semuanya, Ella tidak sepenting itu bagi putra mahkota. Anak ini juga bukan siapa-siapa bagi putriku batin Alverd yang mengangguk dalam hati.
"Untungnya sampai sekarang tidak ada, yang mulia. Hanya sakit biasa."
'Tidak ada untungnya bagi Ella bila ku beritahu yang mulia bahwa dia mengalami masalah yang membuatnya sedikit melupakan sesuatu. Justru hal itu sangat merepotkan bila diketahui seluruh penjuru istana'
"Baguslah. Awalnya aku sedikit khawatir memikirkannya. Setidaknya untuk sekarang aku bisa sedikit lega." Kaysen tersenyum.
Alverd sendiri semakin curiga 'Yang mulia, dia..... Jadi benar mereka selama ini dekat?'
'Lalu kenapa gosip-gosip hanya mengatakan hanya Gricella yang mengejarnya?'
Alverd menatap Kaysen semakin tajam. Sang empu yang ditatap pun sedikit bingung dengan tubuh yang sedikit merinding. Tidak berhenti sampai disitu, meski sudah menyadari orang didepannya sangat tidak menyukai dirinya pun, Kaysen nampak tidak terganggu. Dia kembali mencari informasi lagi mengenai Gricella.
"Duke, bagaimana kalau bla bla bla... "
Alverd mendengus dalam diam
'Melihat yang mulia menghawatirkan nya, menandakan kedekatan mereka yang tidak diketahui semua orang. Bukan putriku yang dicampakan.'
'Sebenarnya siapa yang berani menyebarkan rumor buruk tentang putriku?' Serunya dalam hati. Kepalan tangannya semakin menguat 'Aku harus menyuruh Hendrick untuk menyelidikinya.' Raut dingin terpampang jelas di wajahnya. Namun berusaha dia tahan agar tidak terlihat jelas kebenciannya diistana ini. Akan sangat merepotkan jika aura membunuhnya keluar tepat didepan putra mahkota
"Mohon maaf yang mulia, dikarenakan saya ada beberapa urusan mendesak, dengan berat hati saya izin undur diri." Katanya tidak lupa ucapan hormat disetiap katanya keluar.
Kaysen tersentak "ah benar juga. Baiklah, sepertinya aku terlalu menahan anda duke. Kalau begitu anda boleh pergi. Maaf dan semoga harimu menyenangkan." Ucapnya lalu pergi meninggalkan Alverd.
Alverd masih diam tidak beranjak, ia menoleh ketempat dimana Kaysen berlalu dan menatap tajam punggungnya.
"Sampai kapanpun takkan kubiarkan Gricella didekati anak itu" gumamnya lalu beranjak dari sana.
...-oOo-...
Dikediaman Duke
"Hmm.. kupikir ini tidak cocok digunakan dizaman ini.." Gumam seorang gadis dengan rambut kuning keemasannya. Gadis itu membuat kertas yang sebelumnya berisi sketsa sebuah gaun menjadi sebuah gumpalan sampah. Ya.. dia adalah Gricella. Lebih tepatnya Lidya dalam tubuh Gricella.
Saat ini dia sedang membuat sketsa gaun untuk usaha pertamanya didunia ini. Memang sudah banyak sketsa gaun yang diberikan, tetapi tidak akan cukup banyak untuk launching nya beberapa waktu kedepan. Pembukaan pertama tentunya harus bisa menggemparkan masyarakat sebagai daya tarik orang-orang.
Setelah menentukan tempat yang strategis. Dia mulai mengatur semuanya mulai dari perencanaan usaha, dekorasi, karyawan, anggaran yang dibutuhkan dan macam-macam deh. Dan tentunya modal dari semuanya berasal dari Duke kesayangan kita, alias ayah angkatnya, Alverd.
Sebelumnya Lidya sudah meminta izin untuk membuka usaha, dan Alverd dengan senang hati mengizinkannya. Bahkan Alverd lah yang berperan besar dalam mencari lokasi usaha miliknya.
Lokasinya berada di tengah ibukota, yang banyak pemukiman penduduk dan mudah dijumpai orang-orang. Tempatnya tentu luas dan sangat pas untuk membuka butik disana.
Harga? Jangan ditanya.
Toh ayahku adalah salah satu pria terkaya didunia ini.
Bisnisnya buanyakk.. Ada dimana-mana.
Alverd atau yang biasa dipanggil duke Velvord, memiliki duchy yang wilayahnya banyak dan luas. Dan hal itu dimanfaatkan nya untuk membangun sebuah pertanian seperti perkebunan dan peternakan. Penghasil terbesarnya adalah padi dan gandum. Bisnis bahan pokok seperti itu yang terbesar dan terkenal adalah milik Alverd. Para bangsawan sudah memberikan kepercayaan dalam bidang ini pada ayahnya.
Banyak bangsawan yang membuat kesepakatan dengan ayahnya sebagai pemasuk persediaan bahan pokok mereka di kediaman. Karena itu, relasi ayahnya sangat banyak. Banyak orang yang membutuhkannya dan tentu saja tidak ingin mencari masalah dengannya.
Bukan tidak ada bangsawan selain ayahnya yang membuka usaha ini, namun tentu saja yang paling terkenal adalah milik Alverd. Banyak dari mereka yang lokasinya cukup jauh memilih menjual kembali bahan yang dijual oleh ayahnya dengan harga yang lebih mahal dan tentu saja ayahnya mengetahui hal itu, tentu karena itulah ayahnya dan bangsawan itu membuat kerjasama. Dan tentu saja kerjasama itu menguntungkan.
Untuk sekelas bangsawan, bahan-bahan pokok mereka akan mereka pesan pada bisnis ayahnya. Untuk rakyat biasa, biasanya mereka akan memilih untuk menanam sendiri atau mungkin membeli bahan pokok yang kualitasnya biasa saja atau mungkin dibawahnya.
Bisnis ini sudah sangat luas dan berada dimana-mana.
Selain bahan pokok, Duke memiliki usaha pertambangan.
Pertambangan? Iya! Pertambangan!
Beberapa wilayah di duchy nya ternyata menyimpan kekayaan permata yang berlimpah. Bahkan masih ada beberapa wilayah yang belum di eksplor oleh orang-orang Duke.
Belum lagi upeti ketika berperang. Bayaran per- bulan dari Kekaisaran dan Kerajaan. Jasa menjaga perbatasan ditambah konstribusi nya dalam mengatur negara.
Perlu disebutkan yang lain? Cukup lah ya.. Kira-kira aja seberapa besar kekayaan Duke kita ini.
Oh satu lagi
Rata-rata bangsawan, tidak! Hampir, atau mungkin semua bangsawan disini membuat beberapa kerjasama dengan duke. Selain penyetor bahan pokok kediaman, Alverd juga terkenal memiliki kekuatan militer terkuat di Kekaisaran.
Sejak dulu, dialah yang selalu diutus kaisar terdahulu menggantikan ayahnya untuk mengurus pemberontakan, bentroknya perbatasan, atau bahkan berperang. Dan tentu saja dia tidak mungkin sendiri, sering mendapatkan perintah yang membuatnya selalu berada antara hidup dan mati, menjadikan itu sebagai alasan dia untuk mencari orang-orang kuat disekitarnya.
Selain bertugas, Alverd selalu mencari orang-orang kuat untuk berada disekitarnya. Memberinya sebuah penawaran, membantu, membuat kerjasama, atau bahkan duel sebagai penentu mereka agar ingin ikut dengannya.
Mereka yang berhasil diajak akhirnya menjadi guru bagi para kesatria duke Velvord. Alverd memiliki kesatria terbanyak di Kekaisaran selain kesatria Kekaisaran itu sendiri. Bahkan kesatria kerajaan kalah banyaknya dari kesatria miliknya. Jika ada yang bertanya seberapa banyak, maka tidak ada seorang pun yang bisa menjawabnya.
Mereka, para kesatria yang berada di kediaman saat ini bukanlah seluruh dari kesatria milik duke. Sebagian besar kesatria bertugas menyebar dan dibagi beberapa kelompok untuk menjaga keamanan wilayah duchy miliknya. Dan pusat dari pelatihan kesatria ini pun tidak ada yang tau dimana. Untuk urusan itu, kita akan membahasnya dilain episode.
Intinya, kesatria milik Alverd diakui sebagai yang terbanyak dan terkuat di Kekaisaran ini. Dan karena itu, banyak bisnis dari para bangsawan memilih berkerjasama dengan duke untuk menugaskan beberapa kesatrianya menjaga bisnis mereka.
Banyak sekali kejahatan licik didunia ini terlebih
dengan adanya sihir.
Dan Alverd yang kesatrianya terkenal hebat dan banyak, ditambah lagi kesatria miliknya lengkap dengan memiliki Sword master, Archer, Sorcerer dan Defence dengan kekuatan yang masing-masing sangat kuat dan jumlahnya yang banyak. Dipercayakan para bangsawan untuk menjaga bisnis dan bahkan kediaman mereka.
Bukankah tiap bangsawan memiliki kesatrianya masing-masing?
Benar, namun kekuatan kesatria mereka kalah jauh dengan kekuatan kesatria milik Alverd. Dan biasanya, mereka membuat kerjasama dengan Alverd untuk menugaskan salah satu kesatria mereka dengan bagian Sorcerer untuk membuat perisai sihir disekeliling kediaman.
Haishh intinya sangat banyak hal yang menguntungkan para bangsawan ketika bekerjasama dengan duke. Karena itu sangat rugi jika kalian mencari masalah dengan nya. Jika berhubungan nanti akan dijelaskan lebih jauh, namun untuk saat ini, cukup sampai disini penjelasan yang rencananya singkat malah jadi panjang tentang kekayaan dan kekuasaan Alverd di Kekaisaran ini.
Balik lagi
Ngomong-ngomong, Lidya sudah menentukan nama yang pas untuk usaha pertamanya ini.
Vestern Shop
Banyak yang dia persiapkan untuk semuanya. Seperti kata pepatah, Usaha tidak menghianati hasil. Karena kini, dengan bantuan Olivia dari mulut ke mulut.. Butiknya sudah sangat ditunggu diberbagai kalangan terutama kalangan para rakyat. Kenapa? Karena ia menentukan harga yang pas untuk setiap kalangan, mulai dari kalangan bawah hingga atas pun pasti dapat membelinya.
Rata-rata butik disini menjual gaun dengan harga selangit yang tidak sesuai para kalangan bawah. Karena itu para rakyat miskin memilih untuk membuat sendiri atau justru memakai barang bekas para bangsawan. Itupun tidak banyak bangsawan yang menyumbangkan baju tidak terpakai mereka.
Dari hal itu diputuskan untuk membangun butik yang ramah dikalangan semua orang. Lagipula meskipun banyak dari bangsawan meremehkannya, namun gosip tentang butik ini dengan cepat menyebar luas.
Entah pandangan negatif atau positif, semuanya memiliki dampak tersendiri bagi popularitas bisnis yang akan dibukanya. Butik miliknya sudah menjadi buah bibir masyarakat. Terlepas dari komentarnya yang kebanyakan negatif, namun tak dipungkiri, mereka semua penasaran dengan pembukaan butiknya nanti.
Dan dari hal itu beberapa bangsawan pasti akan datang langsung untuk mencari tahu. Entah bagaimana pendapat mereka nanti, kunci awalnya saat ini memang untuk memancing mereka semua datang ke butiknya nanti.
Nah yang dipikirkan saat ini adalah desain baru untuk gaun di butiknya. Membuat rancangan unik didunia ini dapat meningkatkan minat setiap orang. Karena itu ia memilih desain abadnya yang disesuaikan dengan ketentuan dizaman ini.
"Yang jadi masalah adalah tidak semua bangsawan merasa gaun yang kubuat dengan konsep berbeda ini akan bagus digunakan." Sebuah ketukan teratur terdengar dari benturan antara jari dan meja. Lidya yang tengah duduk sembari membuat sketsa gaunnya sejak tadi akhirnya memijat pelipisnya penat.
"Tapi tetap saja, pasti beberapa bangsawan merasa aneh karena gaun yang dijual berbeda dari biasanya, beberapa mungkin malah semakin meningkatkan rasa penasaran mereka pada gaun model terbaru." Monolog nya sejak tadi tidak berhenti. Dia masih terus mencoba membuat sketsa yang pas untuk dunia yang ditempatinya saat ini
"Cukup sulit membuat gaun modern di dunia ini karena harus tetap mengikuti peraturan menyebalkan tentang tata cara berbusana."
Dahi Lidya semakin mengkerut menandakan kepalanya yang dipaksa berpikir keras. Lidya masih mencoret-coret kertas dihadapannya
"Bila bagian bawahnya terlalu pendek akan dianggap terlalu terbuka"
Coret lagi
"Bila warnanya dominan hitam, akan dianggap tabu."
Ganti lagi
"Aaaah desain ini sudah pasaran disini, cari yang lain."
Lidya melempar kertas yang baru saja diremukkan. Mengganti kertasnya dengan yang terbaru
"Ini bagus digunakan sehari-hari tetapi tidak pantas digunakan dizaman ini"
Hapus lagi
"Para bangsawan lebih menyukai gaun berenda yang terkesan mewah dibanding biasa saja seperti ini."
Lidya mencoba menambahkan beberapa tambahan pada sketsa gaun miliknya
"Gaun ini pas hanya saja susah menentukan harganya bila modalnya saja sangat tinggi."
Lidya menghempaskan tubuhnya dan mendesah berat.
Yahhh memang mudah menentukan tetapi susah jika diperhitungkan. Bila gaunnya bagus akan sulit menentukan harga, karena harga yang terlalu tinggi tidak akan membuat semua kalangan dapat memakainya. Namun bila kesannya biasa saja kalangan atas juga pasti ogah membelinya.
Lidya memijat pelan pangkal hidungnya. Mau didunia manapun ia tetap harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk berfikir.
Menyebalkan
Tiba-tiba ia dikejutkan dengan suara seseorang dibelakangnya.
"Nona, Mey membawakan teh dan cemilan. Mey taruh disini ya, nona.."
Lidya menoleh 'Mey rupanya' ia bernafas lega 'sial sekali, beberapa minggu aku disini membuat kewaspadaanku menurun. Bagaimana bisa aku tak sadar Mey ada dibelakangku' gerutunya kesal
"Oh ya nona, bagaimana dengan rancangan anda? Apakah ada kemajuan?" Tanyanya sembari mendekat
Lidya meringis menatap seonggok sampah kertas yang tersebar dimana mana "belum, terlalu banyak hal yang harus diperhitungkan. Ini membuat prosesnya cukup lama."
Meylin bergumam "hmm jadi begitu... akar permasalahannya masih sama rupanya" lalu secara tiba-tiba muncul ide dikepalanya "ah nona, Mey punya ide! Bagaimana kalau begini...."
P h i u u ~
"...... bagaimana?"
Lidya diam berfikir, idenya tidak buruk. Membagi daerah ya... cukup berguna. Tapi...
"Sepertinya bila kita membagi daerah tiap masing-masing gaun akan membutuhkan waktu dan dana yang lebih besar."
Sejenak dia lupa bahwa ayahnya kaya raya
"Dan akan sangat merepotkan bila dua kalangan itu jadi saling merendahkan. Dan toko yang berbeda juga akan membuat butikku tidak ada bedanya dengan yang lain. Aku ingin sesuatu yang berbeda tetapi berguna dan membantu."
Meylin pun terdiam, sepertinya ia juga ikut bingung dengan semuanya. Lidya menyenderkan tubuhnya pada sandaran kursi yang didudukinya. Memejamkan matanya sembari menghela nafas lelah.
"Membagi daerah ya..."
Tunggu. Membagi daerah?
Lidya sontak menegakkan badannya kembali "aku dapat ide!" Cetusnya
Meylin menoleh cepat "Oh ya? Apa itu nona?"
Lidya tersenyum misterius, ia mengambil kertas, kuas dan tinta lalu mulai mencoretnya "kau lihat dan perhatikan"
Dia mulai menggerakkan tangan dan jarinya untuk mengisi kertas kosong sebelumnya. Melihat Lidya yang semangat dan percaya diri membuat Meylin penasaran. Perlahan tapi pasti kertas yang semula kosong kini berubah berisi sketsa ruangan.
"Ini...mungkin?" tanya Mey ragu namun tak bisa berbohong, matanya terlihat semakin bersemangat. Lidya semakin memperlebar senyumnya
"Tentu saja, biar kujelaskan. Rencana ini tidak jauh berbeda denganmu hanya saja ada beberapa hal yang perlu diubah. Menurutku tadi toko dan daerah yang berbeda akan merepotkan untuk diatur, bukan? Bagaimana bila penempatan gaunnya yang dirubah?"
Meylin mengernyit bingung "maksud nona?"
Lidya tersenyum "ya penempatan gaunnya yang berubah. Yang kita inginkan adalah gaun butik yang dapat dinikmati semua golongan dari yang bawah hingga atas. Bila gaun yang dibuat memerlukan dana yang besar maka golongan bawah tidak dapat menikmatinya, begitu juga bila gaunnya biasa saja golongan atas tentu tidak akan menyukai."
Meylin masih terlihat bingung "Jadi?"
"Jadi begini, jalan dari itu semua adalah mereka yang mampu membeli akan mencari gaun yang pantas untuk mereka dengan harga yang tinggi. Dan mereka yang merasa tidak mampu akan memilih gaun yang ramah di kantung mereka." Meylin diam.
"Masih tidak mengerti?" Tanya Lidya dengan tatapan mengejek.
Meylin yang tidak terima lantas berseru "nonaa.... kenapa nona tidak langsung ke intinya saja.. jangan berputar-putar! Nona tau otak Meylin tidak seencer nona, tapi masih saja diuji. Tidak adil!" Rengeknya.
Lidya tertawa dibuatnya.
'Mirip Ray, jadi kangen.'
"Hahaha.. baiklah baiklah biar ku jelaskan secara singkat. Jalan tengah dari itu semua adalah kita cukup membuat dan memisahkan gaun dengan harga yang tinggi dengan gaun yang berharga rendah." Lidya menyerahkan sketsa gambarannya tadi. Meylin lantas mengambilnya. Ia melihat dan memperhatikan semuanya dengan seksama. Diam-diam ia berdecak kagum akan kesempurnaan nonanya.
"Ini keren nona! Jadi mereka yang merasa dapat membeli gaun mahal akan pergi kejajaran gaun dengan harga tinggi. Sebaliknya yang tidak mampu membeli gaun pun dapat membeli gaun dengan harga yang ramah dikantong para rakat biasa. Ini luar biasa nona!! Anda sangat cerdas!" Pujinya terkagum-kagum.
"Jadi akan ada ruang tersendiri di setiap kelas gaunnya. Dari yang rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi.
Kebanyakan bangsawan tidak senang satu ruangan dengan rakyat biasa. Dan rakyat biasa juga kurang nyaman berada di dekat bangsawan. Karena itu, disetiap ruangan pada atas pintu masuk akan tertulis kisaran harga gaun didalamnya. Jadi para rakyat biasa sampai menengah bisa mengetahui ruangan mana yang harga gaunnya cukup dikantung mereka. Bahkan jika mereka merasa ingin membeli gaun yang sedikit mahal 'pun bisa mereka sesuaikan.
Sedangkan bangsawan, mereka mana mau repot repot melihat harga. Gengsi mereka tinggi, dan tebakan ku mereka akan langsung masuk pada ruangan dengan kelas tertinggi.
Mata Meylin berbinar cerah "LUAR BIASAAAA NONAKU INII!!!" Pekiknya memeluk Lidya
Lidya terkekeh gemas "ini bukan apa-apa. Lagipula otak dari ini semua adalah kau sendiri Mey. Tanpamu aku juga tidak akan bisa berfikir sampai kesitu."
Mey menggeleng cepat "tidak-tidak. Mey hanya sedikit memberi ide yang kurang tepat. Tetapi nona dapat merubahnya menjadi ide cemerlang!"
"Hahh.. baiklah kalau begitu. Jadi, ini sudah fiks ya.. aku akan mengirimkan desain baru hari ini pada Aestern lalu bertanya tentang konsep butik ku pada ayahku. Lalu untuk pembangunannya kemungkinan akan dilakukakan seminggu lagi. Setelah ayahku kembali dari istana nanti aku akan langsung berbicara padanya." Jelasnya
Meylin sendiri hanya mengangguk setuju "itu rencana yang bagus nona. Karena ini sudah selesai bagaimana bila nona istirahat, minum teh lalu saya akan menyuruh beberapa prajurit untuk mengirimkan ini." Sarannya yang disetujui Lidya cepat.
"Ide bagus, kalau begitu bawa makanannya kemari. Kupikir kepalaku akan segera pecah karena akhir-akhir ini selalu berfikir." Eluhnya lalu mulai merenggangkan tangan dan meluruskan pinggang.
Setelah Meylin pergi Lidya kembali berfikir. Bukankah konsep ini seperti mall di dunianya dulu?
Eh tunggu
Mall?
Matanya melebar
"ITU DIAA!!! MALL! PROYEK TERBESAR KU MENJADI WANITA TERKAYA DIDUNIA INI SUDAH KETEMU! HAHAHAHA... "
"AKU AKAN MEMBUAT MALL!!!"
Sedangkan 2 kesatria yang menjaga dan mendengar teriakan Lidya didalam hanya saling pandang lalu menggeleng pelan.
'Kasihan nona.. sebaiknya dia beristirahat beberapa waktu ini.'
dan memberanikan diri utk berkomentar, dan like skrg karna jujur diawal itu sangat bosan dan bertele-tele.. mungkin bab yg ku suka aja yg ku like yaa Thor .. biar satu bab makan banyak waktu bacanya blm ada paragraf yg mesti berulang utk dipahami, jujur aja bab 1- 25 banyak yg ku skip bacanya jadi skrg agak bingung, tapi masih bisa ku cerna kok ..
dan ya baru kali ini baca novel online satu bab banyak katanya dan panjang sekali, biasanya 1 hari ak bisa sampai end bacanya tp ini hadeuh 30 bab satu harian aja engap banget hahaaa .. baru kemarin ku baca dan kuteruskan skrg 😅😅
dan jgn bikin cerita baru dl.
selesain tugas, trs lanjut up yg banyak ya..