***^^ Cerita ini adalah kisah nyata.
Nama tempat dan tokoh dalam cerita hanya samaran semata, serta ada tambahan-tambahan bumbu di dalamnya. Selamat membaca 🤗🤗 ***^^
Yulia Kinanti, wanita cantik asal desa yang menikah dengan seorang laki-laki dewasa asal kota yang bernama Rama Bagaskara 45 tahun. setelah mereka menikah, Yulia di boyong ke rumah suaminya yang ada di kota.
Namun siapa sangka, sang suami ternyata mempunyai anak laki-laki yang sudah dewasa, dia bernama Dewangga Arya Bagaskara 23 tahun yang seorang mahasiswa.
Dewangga Jatuh hati terhadap ibu tirinya sejak pertama kali melihatnya. namun, Angga berusaha untuk menahannya dan melupakannya, akan tetapi rasa itu tidak bisa di hilangkankan dan justru semakin besar. membuat Angga gila dan melakukan banyak cara untuk mendapatkan hati ibu tirinya. bagaimana kah kisah mereka selanjutnya. ? yuk terus ikuti ceritanya ya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ~ Dewi KEGELAPAN ~, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
Sebelum Yulia melangkahkan kakinya menuju lantai atas, Tiba-tiba indra pendengarannya menangkap sebuah suara deru mesin mobil yang berbelok dan berhenti tepat di depan rumahnya.
" Siapa ya..? " Batin Yulia.
Dia memutuskan untuk berjalan ke teras depan, untuk melihat siapakah yang datang.
Setelah sampai di depan, Yulia terkejut dan mematung di ambang pintu, setelah melihat sosok pria yang baru saja turun dari dalam mobil dan berjalan ke arahnya.
Pria berparas tampan itu tengah berdiri dengan kokoh di hadapannya. Tatapan mata setajam elang menyorot dan memandang ke arah Yulia yang terlihat hampir saja meneteskan air liurnya.
Bibirnya sexi dengan warna sedikit kemerahan, serta rambut yang di biarkan acak-acakan nampak sangat mempesona bagi para kaum wanita yang melihatnya.
Kaki panjangnya di balut dengan Celana jins hitam ketat, dengan atasan kemeja putih yang lengannya di linting hingga batas siku. Tiga kancing baju bagian dadanya di biarkan terbuka. Sehingga nampak lah dada bidangnya yang tengah mengintip dari celah-celah kancing bajunya yang tidak tertutup itu.
" Maaf mau cari siapa ya ? " Tanya Yulia dengan sopan.
Namun sang pemuda tidak menjawab apa-apa, dia justru melangkahkan kaki panjang nya masuk kedalam rumah, dan duduk di kursi sofa yang ada di ruang tamu.
" Pah.! Aku pulang .!!! " Teriak Pemuda itu.
Deg..!!
Mendengar teriakan pemuda itu, membuat Yulia mematung dengan jantung berdebar. dia tidak menyangka jika pemuda aneh itu adalah anak tirinya.
" Angga...,, Kamu sudah datang Nak ?" terlihat Rama berjalan menuruni anak tangga, dan melangkah menuju sofa di mana sang anak tengah duduk di sana.
" Ya Pah..! " Jawab pemuda itu singkat.
" Kenapa tidak mengabari Papah kalau kamu akan datang hari ini ? Kan papah bisa menyuruh seseorang untuk menjemputmu di bandara. " Ucap Rama dengan bahagia sembari memeluk sang putra.
" Angga gak mau mengganggu papah. Apa lagi Papah kan masih pengantin baru " Jawab Angga sembari melirik ke ambang pintu, yang terdapat seseorang tengah mematung di sana.
Yulia terkejut bukan main setelah mengetahui fakta, bila Angga itu adalah anak tirinya. Bagaimana tidak ? Ia mengira bahwa anak suaminya itu masih anak-anak Sd atau Smp, tapi ternyata anak Rama sudah sedewasa ini.
" Eh busyet, aku kira anak mas rama itu masih kecil. ternyata udah sebesar ini. Dan juga...sangat tampan. " Ucap Yulia dalam hati. tanpa sadar, dia telah memuji dan mengakui ketampanan anak tirinya sendiri
" Eh...sayang. Kenapa kok diam disitu ? Kemarilah.." Dengan lembut Rama memanggil Yulia, yang masih terbengok di ambang pintu.
" Eh ia mas.." Jawab Yulia. Wanita itu berjalan menuju sang suami, kemudian duduk di sebelah suaminya.
" Sayang, ini Angga yang mas ceritakan sama kamu kemarin." Rama memperkenalkan sang anak kepada istrinya. Sedangkan Angga, pemuda itu terlihat santai bahkan tidak perduli sama sekali.
" Angga..ini Mamah Yulia, mulai sekarang beliau adalah ibu kamu. Aku harap kalian bisa dekat dan bisa menyayangi satu sama lain sebagai anak dan ibu." Rama berucap dengan bijak seraya menoleh ke arah mereka secara bergantian.
" Hm." Gumam Angga dengan malas. Pemuda itu bahkan tidak menatap ke Yulia sama sekali.
" Hallo Angga, Salam kenal. " Ucap Yulia sembari mengulurkan tangannya.
Sedangkan Angga yang mendengar sapaan dari ibu tirinya, seketika kepala pemuda itu mendongak dan menatap sang ibu tiri dengan datar. meskipun dia juga menerima jabatan tangan dari wanita itu, namun hanya sesaat saja. setelah itu, dia buru-buru melepaskan tangannya.
" Ck ! Lihatlah pemuda aneh ini. Sebegitu enggannya dia berjabat tangan denganku. Buru-buru sekali melepaskannya. Huh.! Dia pikir aku ini tumpukan kuman apa. ?! Menyebalkan sekali !!" Batin Yulia dengan kesal.
" Ya sudah mas,, Aku pergi ke dapur dulu ya. mau membuat minuman untuk kalian. karna Bik Ijah tidak ada. Dia pergi belanja kebutuhan dapur." Yulia berucap sembari bangkit dari duduknya.
" Iya sayang..terimakasih ya. " Jawab Rama dengan senyum manisnya. Sedangkan Angga ? Pemuda itu hanya diam seakan tidak mendengar apa pun. Dia sama sekali tidak perduli dengan interaksi di antara ayah dan ibu tirinya.
Setelah Yulia pergi, Angga baru mau membuka suaranya. " Dari mana Papah mendapatkan perempuan seperti itu ? " Tanyanya dengan sinis.
" Apa maksud dari ucapanmu Angga ? Mamah Yulia adalah perempuan baik dan penuh perhatian, dia juga penyayang. Sangat cocok menjadi istri ayah dan juga mamah kamu. " Jawab Rama dengan tersenyum. Sedangkan Angga hanya mendengus saja, dia tidak perduli dengan ucapan dari Ayahnya.
" Sepertinya Dia jauh lebih muda dari Ayah. " Ucap Angga sembari menghembuskan nafas dengan berat.
" Ya..kau benar. dia dan ayah selisih 18 tahun. Mamah kamu itu baru 27tahun. Namun..dalam sebuah rumah tangga perbedaan umur bukan lah yang utama. Masih banyak hal-hal yang jauh lebih penting dari pada itu nak. " Ucap Rama dengan bijak kepada anaknya. Sedangkan Sang anak, hanya merespon dengan acuh sembari mengangkat kedua bahunya.
" Aku mau istirahat dulu yah..kamarku masih tetap yang dulu kan ? Tanya Angga sembari berdiri dari tempat duduknya.
" Iya Nak. Kamar kamu juga setiap hari di bersihkan sama bibik. Tapi, apa kamu tidak menunggu mamah yang sedang membuat minuman untuk kita ? "
" Gak usah Yah.,, Aku lelah sekali," Jawab Angga
" Ya sudah. kalau butuh apa-apa langsung saja cari ke dapur. atau bisa juga kamu cari dan minta sama mamah kamu." Ucap Rama dengan tersenyum ke arah sang anak
" Iya pah. ya sudah, Angga masuk kamar dulu ya pah. Capek banget " Ucap Angga.
" Ya, istirahatlah.."
Angga pun bangkit dari kursi sofa, dan melangkah masuk ke dalam kamarnya.
Setelah Angga masuk ke dalam kamar, tak lama kemudian Yulia datang membawa sebuah nampan.
" Loh Mas., Angganya mana ? " Tanya Yulia, sembari meletakkan nampan yang bersisi tiga gelas jus semangka dan bererapa toples cemilan di atas meja.
" Dia bilang tadi mau istirahat dulu. Katanya dia kelelahan. " Jawab sang suami, ia meneguk jus semangka itu hingga tersisa setengahnya.
" Terus ini minumannya gimana mas.? "
" Antarkan saja ke kamarnya sayang. "
" Tapi aku nggak enak loh mas. "
" Gak enak kenapa sih sayang..? Angga itu juga anak kamu sekarang. " Jawab Rama dengan tersenyum.
Hufhhh..!!
Yulia menghela nafas dengan berat. Bukannya dia tidak mau mengantarkan minuman Angga ke kamarnya. Hanya saja, Yulia merasa sangat sungkan, apa lagi melihat dari gelagat pemuda itu seperti tidak menyukai dirinya. Namun dia apa bisa menolak ? Jika itu perintah dari suaminya.
" Baiklah Mas.."
Yulia berjalan membawa segelas jus semangka menuju kamar Angga. Wanita itu berdiri di depan pintu kamar, dan mengetuknya.
Tok..tok..tok..
Yulia mengetuk pintunya, namun terlihat sepi. Sang pemilik kamar tidak juga kunjung membukakan pintu.
" Apa dia tidur ya ?" tanyanya dalam hati.
Tok..tok..tok..
Yulia kembali mengetuk pintu, namun masih sama. Tidak ada yang membuka pintu. Bahkan dia menempelkan telinganya pada daun pintu, bermaksud untuk mencuri dengar suara dari dalam, namun hening..tak ada suara sama sekali.
" Ah..iya, kayanya dia tidur. ya sudah deh, aku simpan di kulkas saja. nanti juga dia nyari sendiri kalau kehausan." Ucap Yulia dalam hati, Ia kembali melangkah menuju ke ruang keluarga, tempat di mana sang suami ada di sana.
" Loh.. Kok di bawa balik lagi jus nya sayang. Kenapa ? " Tanya Rama dengan raut wajah yang terlihat kebingungan.
" Kayanya Angga sudah tidur deh Mas. Aku ketuk pintunya berkali-kali, tapi gak di buka juga. " Jelasnya kepada sang suami.
" Oh...Ya sudah. kalau gitu taruh saja di kulkas yang. " Ucap Rama.
" Iya Mas. Aku simpan ini di kulkas dulu ya. " Ujar Yulia.
" Iya sayang. setelah itu, kembali lagi kesini ya "
" Iya mas.."
Yulia berjalan menuju dapur dan membuka pintu kulkas, lalu menyimpan jus itu di dalamnya, tak lupa ia menutupnya kembali.
Kemudian wanita itu berbalik badan dan berjalan ke arah sang suami, lalu duduk di tempatnya yang semula.
" Sayang, Mas harap kamu bisa sabar menyikapi Angga ya ? Anaknya memang dingin dan acuh sama orang yang belum di kenal. Tapi, dia anak yang baik. Mas yakin..lambat laun ia akan menerima kamu dengan senang hati. Tolong, jangan menyerah untuk mendekatinya. Ok ?.." Rama berkata sembari memainkan rambut panjang milik sang istri.
" Iya mas, aku mengerti. Aku akan berusaha lebih mendekatinya lagi. " Jawab Yulia. tangannya terulur memainkan jakun sang suami yang naik turun, terlihat sangat menggoda di matanya.
" Sayang, bolehkah sekarang Mas meminta hak mas sebagi suami ? Tanya Rama dengan penuh harap.
Sudah sepuluh hari lebih sejak pernikahan keduanya. namun, mereka belum melakukan malam pertama sama sekali.
Apa lagi saat Rama berada di rumah mertuanya. Laki-laki itu tidak berani bereaksi di sana. Rumah sang mertua tidak terlalu besar dan masih mengenakan kayu sebagai dinding dan lantainya. Jadi..jika mereka melakukan malam pertama di sana, pasti rumah itu akan goyang dan semua penghuni rumah itu akan tahu dengan aktifitas yang mereka lakukan.
Itu sebabnya, Rama memilih menahan hasratnya hingga sekarang. Namun, kali ini dia tidak akan menahannya lagi.
" Tentu saja boleh sayang. kenapa tidak, hem..? tapi tolong lakukan dengan lembut, karena ini kali pertamanya bagiku." Jawab sang istri dengan nada menggoda.
" Terimakasih sayang, Aku akan melakukannya dengan lembut. terimakasih sudah menjaga barang yang paling berharga bagi dirimu untuk diriku " Ucap Rama.
Rama menc*um bib*r lembut nan sexi milik Yulia, kemudian dia menggendong tubuh sang istri ala Bridal Setail, dan membawanya menaiki anak tangga untuk menuju kamar mereka.
Sampai di dalam kamar, Rama menghempaskan tubuh sang istri di atas ranjang, kemudian dia membuka pakaian sang istri lalu membuangnya ke sembarang arah.
Yulia yang melihat perbuatan sang suami, dengan cepat mengambil selimut dan menutupi tubuh polosnya. ia sangat malu di perhatikan oleh sang suami dalam keadaan seperti itu.
Meskipun itu adalah kewajibannya dan sudah menjadi hak suaminya, namun..itu adalah pertama kali tubuhnya yang tanpa busana di perhatikan oleh seorang pria.
" Kenapa di tutup sayang ?" Tanya Rama dengan lembut, tangannya terulur menyingkirkan selimut yang tengah menutupi tubuh polos sang istri.
" A-aku malu mas. " Jawab sang istri dengan gugup
" Tidak perlu malu sayang, aku ini suamimu. Dan aku sangat menyukai apa pun yang ada pada tubuhmu ini. " Ucap sang suami sembari menci*m perut istrinya.
Setelah itu, Rama mulai melakukan tugasnya dengan semangat. bahkan dia berkali-kali mendesahkan suaranya. tanpa dia sadari, bahwa saat ini ada seseorang yang mendengar aksi mereka dari lantai bawah.