NovelToon NovelToon
Kiara

Kiara

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Wanita Karir / EXO
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Timio

Terlahir cantik, kaya raya, cerdas, tapi selalu gagal jika berhubungan dengan percintaan, gadis baik-baik tapi selalu disakiti deretan pria yang pernah jadi pacarnya, dengan berbagai macam alasan, mulai dari yang masuk akal sampai yang paling menyakitkan.

Sampai akhirnya sesuatu yang rasanya tidak masuk akal pun terjadi, bagaimana bisa seorang wanita biasa, meskipun memang ia kaya, tapi tidak masuk akal dikejar-kejar oleh seorang selebriti papan atas,



Happy reading yeorobun 😂

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Timio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23

Bahkan ia sendiri tidak paham, kenapa kiara bisa memikatnya sampai sebegitunya, dan apa yang di miliki wanita itu sampai ia sangat tidak rela ia dekat dengan pria manapun selain dirinya, bahkan itu Shane, si bontot mereka yang hanya menganggap Kiara kakak perempuannya.

"Senja...", igau Kiara lirih. Lirih sekali tapi bak petir bagi Tommy.

"Kenapa harus Senja?"

🌼🌼🌼

Pagi hari pun datang, cahaya menusuk kelopak mata gadis yang semalam awur-awuran itu. Badannya terasa sakit.

"Aoohh.... kok ga kiamat-kiamat si? Bosen gua". Ia memanjangkan tangannya untuk menjangkau ponselnya yang ada di atas wireless charger. Ia agak bingung, ia ingat minum-minum semalam, kepalanya juga masih terasa berat hari ini, tapi kenapa ia bisa berada di atas tempat tidurnya, dan ponselnya di isi daya dengan sempurna.

"Alexa mungkin, kan cuma dia yang peduli, kalau aku terlantar."

Ia mengecek ponsel itu dan ada pesan masuk beberapa jam yang lalu.

"Masih pagi udah di ulti aja anjir. Ini cowo kenapa sih." pekik Kiara, lalu ia mempersiapkan dirinya untuk berangkat. Ia masih bingung akan kelakuan random Tommy pagi ini, tapi ia berusaha abai, rumahnya sudah sepi, semua member The Prince pergi untuk urusan masing-masing. Benar-benar mereka sudah mengganti tempat tinggal mereka ke rumah Kiara, tinggal urus kartu keluarga saja.

Sesampainya di kantor ia sudah mendapati Alexandra di mejanya, tepat diluar ruangannya. Ia berlari kecil untuk segera menginterogasi wanita dengan rambut golden brown itu.

"Lex, gua kenapa kemarin? Gua semalam pulang sama siapa anjir?"

"Lu inget aja sendiri, kampret lu."

"Apa sih? Sumpah gua ga inget apa-apa. Gua pulang bareng lu kan? Lu jemput gua kan? Ngga mungkin Tommy kan? Jawab nyet." kesal Kiara.

"Yang bawa lu pulang, yang gendong lu masuk kamar, yang nyewain supir buat bawa mobil lu pulang itu calon tunangan palsu lu. Dokter Andreas. Kaget kan lu." jelas Alexandra, diikuti ekspresi aneh dari Kiara, mulut menganga, matanya membulat sempurna.

"Lu masi ngga inget? Makanya kalo mau mabok pake aba-aba dulu kunti bogel. Kesel gua, gua telepon ratusan kali ga nyambung, eh tau tau dianterin cowo baru. Gua tahu lu lagi mumet, tapi bisa ga sih jangan impulsif gitu, lu udah dikenal orang sekarang, citra lu citra Levin bisa rusak anjir. Lu punya gua nyet, bisa ga sih lu inget gua dulu kabarin gua dulu kalo mau gila." kesal Alexandra.

Kiara hanya menundukkan wajahnya tanpa niat mengangkat lagi, bukan karena ia takut akan Alexandra tapi ia merasa bersalah semalam sudah egois, bukan hanya dirinya yang terlibat ternyata, ada Andreas, bahkan Tommy juga ikut-ikutan.

"Lex."

"Hm..?", masih sibuk dengan keyboardnya.

"Tommy tahu ngga gua dianterin Andre?".

"Kayanya sih tahu, tapi semalam dia tidur di kamar lu, tukeran sama gua, gua di kamar dia."

"Hah? Dia tidur bareng gua? Serius lu?", kaget Kiara.

"Iya, kenapa? Di unboxing lu ya? Ngaku lu?."

"Ngga anjir, jadi seriusan dia tidur di kamar gua semalem?", tanyanya sekali lagi memastikan.

" Kenapa? Ada apa? Lu bangun-bangun telenji ya?? Jujur lu..", goda Alexandra. Kiara menghela napasnya dan menunjukkan deretan percakapan pesannya dengan Tommy pagi ini.

"Lu paling ngomong aneh jir, gua yakin. Silahkan selesaikan urusan pacaran lu bu direktur, kalo gua jadi Tommy, selingkuh sih gua."

"Setaang."

"Hehehehe... lagian sok sok an mabok, gatau diri aja kalo mabok lu kampungan banget. Sebelum lu menyelesaikan masalah rumah tangga lu yang tak seberapa itu, kelarin dulu itu berkas, udah gua pilah, tinggal lu tanda tangan, sama buat catatan kalau masih ada yang kurang."

"Makasih sayang. Aku sangat mencintaimu sejauh usus dua belas jariku."

"Najis." celetuk Alexandra.

Tidak terasa saking sibuk dan asiknya dia dengan pekerjaannya ia tidak sadar waktu sudah menunjukkan pukul 18.00. Terdengar suara ketukan di pintu.

"Masuk."

"Kia, lu belum selesai?."

"Belum, Lex. Ntar lagi."

"Ngga jadi ketemuan sama Tommy."

"Jadi lah, dia pasti udah balik ke rumah ntar gua nyusul."

"Gua pulang duluan ya sayang, gua ada ngedate jam 8 malem."

"Ngedate teros, jelas kagak."

"Ini jelas. Tenang aja lu."

"Spill dong bunda bentukan suaminya."

"Lebih gemesin pokonya dari pada lakilu."

"Serah lu deh, yaudah keluarkan yang terbaik." goda Kiara. Alexandra memanyunkan bibirnya lalu pergi, sementara sang bu direktur memeriksa ponselnya tapi tidak ada pesan baru dari Tommy.

Ting... satu pesan masuk

"Makin lama ini anak kok makin nyari jalan buat kontak terus ya? Masa iya dia seriusan sama perjodohan itu." lirih Kiara menatap ponselnya.

Tidak lama kemudian ada pesan masuk dari Andre, ia sudah di parkiran. Ia bergegas keluar ruangannya, alangkah terkejutnya ia mendapati Senja berdiri tegap disana dan hampir menabraknya. Saking terkejutnya ia meletakkan satu telapak tangan di dada, dan berusaha mengendalikan detak jantungnya.

"Kamu ngapain sih disini." bentak Kiara kesal.

"Hehe, maaf bu direktur. Kamu masih sama ya, masih kayak dulu, kagetan." seru Senja dengan senyum khasnya.

"Ada perlu apa? Saya mau pulang ini."

"Sibuk banget bu dirut, boleh saya minta waktunya sebentar?", seolah tidak menyerah dengan sikap ketus Kiara, Senja terus saja menebar senyum pantang menyerah.

" Ngga, saya ngga punya waktu buat kamu. Permisi."

"Sebentar aja Kia, aku datang sebagai Senja mm-masa lalu kamu, bukan manager."

"Maaf aku kenalnya kamu sebagai manager, itu aja. Permisi pak Senja."

Sapp... tangan Kiara ia tahan, sontak menghentikan langkah gadis itu.

"Please."

Tanpa ekspresi, hanya dingin dan datar di wajah gadis itu, tapi tenaga lengannya cukup menghempas tangan Senja agar terlepas dari kulitnya.

"Aku ngga peduli apapun yang mau kamu sampaikan ke aku, jadi tolong, kalo kamu liat aku baik-baik aja tanpa kamu, tolong pakai otak kamu untuk menjauh."

"Aku... aku ngga bisa, Kia."

"Minggir, pacar aku udah nunggu di parkiran basement."

"Siapa? Anak Johansen itu? Aku tahu itu cuma rumor, ngga bener sama sekali. Aku tahu Kia, ngga usah bohong."

"Bohong? Kamu siapa? Kamu tahu apa?!" sergah Kiara mendekat. Senja mundur agak ragu dengan perkataannya barusan. "Aku ngga punya waktu ngurusin hal yang ngga penting kayak gini."

Kiara melangkah dengan cepat malah diikuti dari belakang oleh Senja, yang terus menerus berusaha mengajaknya bicara. Gadis dengan ekspresi datar itu tidak menanggapi, hanya fokus pada jalan dan masuk ke lift, Senja masih setia menjelaskan sesuatu disamping Kiara.

Ting... Lift berhenti dan pintu terbuka di parkiran basement. Seseorang yang mengajaknya bertengkar pagi ini ternyata sudah disana sejak tadi, karena Kiara tak kunjung kembali ke rumah. Ia berniat menjemput gadisnya itu tanpa keluar dari mobilnya, baru saja ia hendak menekan klakson ketika melihat Kiara keluar, tangannya spontan kaku. Kiara diikuti Senja yang sibuk sekali mengajaknya bicara, sesekali berusaha menahan tangan gadis itu berujung ditangkis atau ditepis.

Deg

Sakit, sakit, sakit, sakit. Patah, ingin keluar dari mobil dan marah, menghajar Senja, dan menarik Kiara ke mobilnya rasanya tidak pantas, masih ada rasa bersalah yang bersarang di hati Tommy. Tentang masa lalu mereka.

Diin... Diin... suara klakson dari mobil sport yang berjarak hanya 10 meter dari mereka, diikuti keluarnya pria tampan bekulit pucat dengan senyumnya.

"Sayang....", seru Kia dengan senyum lebarnya, diikuti ekspresi bingung dari Andreas.

" Terima kasih sudah diantar di basement ya pak Senja, proposalnya bagus, kalau masih ada hal penting lainnya boleh hubungi sekertaris pribadi saya, Alexandra Jovani, kenal kan pak. Permisi, saya duluan itu pacar saya sudah datang." serunya pada Senja dan berjalan girang ke arah Andreas.

Cup.... Kiara sedikit berjinjit untuk mencium pipi pria tinggi itu sembari berbisik.

"Ndre... tolong jadi pacar aku semenit aja, selametin aku, bawa aku dari sini, nanti aku jelasin." ringisnya.

Pria tinggi pucat itu paham. Ia sigap mencium balik pucuk kepala Kiara.

"Maaak... kok gini...", teriaknya dalam hati.

"Kamu udah selesai sayang, lama amat. Kita berangkat sekarang ya."

"Iya, ayo." jawab gadis bertubuh kecil itu dengan girang dan masuk ketika Andre membukakan pintu untuknya.

Bruuummmmm.... mobil itu melaju menjauh dari dua hati pria di parkiran basement itu disaat yang bersamaan.

Tommy mengcengkeram stir, hatinya patah marah, ia frustasi, cemburu, dua kali disaat dan tempat yang sama.

Pertama Senja yang muncul berbarengan dengan pacarnya, kedua yang lebih parah, gadisnya itu memanggil pria yang sering diejeknya 'bihun' itu dengan sebutan sayang, mereka saling mencium, kurang patah apa.

Dan Senja,

Ia cukup malu pada dirinya, ketika dengan percaya dirinya ia mengatakan pada Kiara bahwa Andreas Johansen calon tunangannya adalah rumor, tapi interaksi yang dilihatnya berbanding terbalik, jika memang benar itu rumor.

Skip

Andreas si pacar satu menitnya Kiara, senyum-senyum tidak jelas ke arah Kiara yang sedari menekukkan lututnya dan menyembunyikan wajahnya ditumpukan tangannya.

"Hei.. Sayang... kamu kenapa?", goda Andreas.

Kiara tetap diam pada posisinya semula.

" Sayang...", godanya lagi.

"Apa si... aku udah malu banget ini." keluh Kiara.

"Malu kenapa si sayang."

"Andreee ih."

"Hahahahaha..... Kia Kia, kamu kok gemesin banget sih." deretan gigi kecil pria itu terlihat Kiara, dan cukup menyita hatinya, "ini cowo kok manis amat."

"Apa sih malu malu, kemarin juga kamu mabuk 100 x berantakan dari ini aku udah liat."

"Puas puasin deh ledekin aku. Aku antara malu dan senang ketemu kamu tadi. Malu karena aku bakal buat aksi nekat untuk pertama kalinya dihidupku, senangnya aku bisa bungkam cowo tadi."

"Dia siapa? Pacar kamu? Oh bukan kan pacar kamu aku sayang hehe."

"Ndre... Plis stop pecicilan. Dia mantan yang masih berusaha eksis. Eh.. kamu bukannya ada urusan ya? Turunin aku disini aja Ndre. Duh aku sampe lupa."

"Ngga, aku juga tadi modus, sebenernya aku ngga ada urusan apa-apa, cuma cari alesan aja buat ketemu kamu, dan kebetulan mama ada titipan buat kamu."

"Mama kamu baik ya, padahal belum pernah ketemu aku, tapi udah di oleh-olehin aja."

"Kan calon mantu sih Sayang." goda Andreas lagi.

"Heh. Kamu bisa flirting kaya gitu kok masih jomblo aja."

"Belum ketemu yang anti mainstream aja, kayak kamu misalnya. Tiba-tiba sayang, tiba-tiba nyium..."

"Anjir." refleks Kiara.

"Hahahahahhaha.... duh nih cewe. Kirain elegan luar dalem ternyata aslinya kayak gini."

"Apa sih. Rahasia kita berdua nih ya, aku malu banget tau." ringis Kiara.

"Ngga apa Sayang, cuma ke aku kok."

"Ngga usah sayangan, aku illfeel."

Andreas hanya menanggapi dengan tawa, semua keluhan dan penolakan Kiara. Entah kenapa sejak hari ini Andreas ingin memvalidasi perjodohan itu, tapi ia masih ingin melihat apakah Kiara akan beralih padanya atau ada yang lain, jika urusan pria yang ia temui tadi, rasanya bukanlah ancaman.

.

.

.

Tbc ... 💜

1
SweetPoison
Hiks, udah abis. Pengen lagi baca semua karya author luar biasa ini!
Timio: Ditunggu yaa 💜
total 1 replies
Ivy
Sudah jatuh cinta dengan tokoh-tokohnya, semakin penasaran dengan jalan ceritanya 😍
Timio: Ditunggu yaa 💜
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!