Tama adalah seorang kurir pengantar barang yang melihat kejadian mengerikan di depan matanya, pada malam itu iya menyaksikan pembunuh*n yang dilakukan pria bertopeng
Detektif Lee ditugaskan saat itu menyelidiki kasus pembunuh*n berantai tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr Light, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 23 Saksi mata
Di ruang bawah tanah Jenni tidur meringkuk di bawah lantai yang dingin, tubuhnya sudah terlihat kurus dengan mata yang cekung, tampak bibirnya yang kering dan juga memucat, tubuhnya bergetar seakan berada di kutub utara. "please, help me." ucapnya lirih. Tama perlahan mendekati Jenni "minumlah air ini, bibirmu sudah terlihat sangat kering." ucap Tama memberikan satu gelas air putih kepada Jenni, Jenni meraih tangan Tama, "aku tidak akan bilang kepada siapapun, tolong lepaskan aku," ucap Jenni menangis.
Tama melepaskan tangan Jenni, ayah ku akan datang sebentar lagi, jangan membuat di marah, Jenni terdiam memikirkan cara untuk keluar dari tempat itu, ia pun mengambil gelas kaca lalu melemparkannya ke kepala Tama, seketika Tama mengerang kesakitan"aaakkkkhhh." Jenni pun mengambil kayu lalu memukul tubuh Tama, seketika Tama terjatuh.
Jenni mengambil kesempatan untuk kabur dari sana, dengan langkah yang gontai ia memaksakan diri untuk berlari kencang, sesekali melirik ke arah belakang" tolong." ucapnya namun tempat itu jauh dari pemukiman, napasnya terengah-terengah, dadanya pun terasa sesak, Jenni terus berjalan hingga akhirnya dia menemukan tempat telephone umum, Jenni segera berlari ke dalam tempat yang di lapisi kaca itu.
Tiba-tiba seseorang menusuk perut Jenni ketika ia akan mengunci pintu, satu, dua tusukan di perutnya, hingga darahnya seketika mengalir ke lantai, pria itu pun langsung bergegas untuk lari, sementara Jenni berusaha meraih telepon genggam menghubungi kakaknya.
panggilan pun tersambung kepada detektif Ryu
dengan tangan gemetar Jenni berusaha untuk kuat, telepon pun di angkat oleh detektif Ryu
"kak Ryu," ucap Jenni lirih
"tolong aku, aku berada di telepon umum, aku sudah tidak kuat, orang itu menusuk perutku." seketika Jenni terjatuh karena tidak kuat menahan sakit.
"Jen,, Jenni." ucap Detektif Ryu dengan panggilan yang masih tersambung.
Detektif Ryu yang sedang berada di apartemen Detektif Lee pun akhirnya melacak keberadaan Jenni, Detektif Lee segera menjalan kan mobilnya, nampak kecemasan dari wajah detektif Ryu, hanya umpatan yang dia katakan di dalam mobil "brengs*k, lihat saja nanti akan ku b*nuh kau."
akhirnya mereka tiba di dekat area telephone umum, "Jenni." panggil detektif Ryu di ikuti dengan detektif Lee.
Detektif Lee pun membuka kotak yang di lapisi kaca itu,"Jenni." ucapnya melototi tubuh yang terbaring lemah itu, Detektif Lee kemudian mengangkat Jenni ke dalam mobil, Jenni sekarang berada di pangkuan Detektif Ryu, ia memegangi perut Jenni yang banyak mengeluarkan darah "bertahanlah Jen." ucap detektif Ryu dengan tangan yang berlumuran darah,
Mereka pun sampai tepat di depan UGD, Detektif Ryu dengan sigap membawa Jenni ke dalam, ia pun memanggil-manggil dokter "dokter tolong adik saya." ucapnya sambil meletakkan jenni di atas brankar, dokter pun dengan sigap membawanya ke ruang operasi.
Detektif Ryu yang masih menggunakan baju yang di penuhi banyak darah menunggu Jenni tepat didepan ruang operasi, sementara detektif Ryu sibuk mondar-mandir di depan ruang operasi, perasaan gelisah dan gundah bercampur aduk di hati mereka.
Detektif Ko mendatangi kedua detektif itu setelah mendapatkan kabar tentang Jenni, sebenarnya pencarian Jenni sudah lama di hentikan namun detektif Ryu dan detektif Lee masih tetap mencari keberadaan Jenni.
"bagaimana keadaan adiknya detektif Ryu?" tanya detektif Ko kepada detektif Lee, detektif Lee menghela napas panjang "dokter masih mengoperasinya, sebaiknya kau periksa cctv di sana." ucap detektif Lee.
Detektif ko pun menunduk pamit, ia segera memeriksa cctv di daerah sana.
"sudah tiga jam kita disini, apa yang dilakukan dokter itu di sana." ucap detektif Ryu dengan nada menggerutu. Detektif Lee pun menenangkan detektif Ryu yang sudah terlihat sangat panik saat itu. "sabarlah, dokter pasti menangani nya dengan baik."
Akhirnya setelah lima jam, dokter pun keluar dari ruangan operasi, "operasinya berhasil, sekarang tinggal menunggu dia siuman saja," detektif Ryu seketika bernapas lega, Jenni pun di pindahkan ke ruangan vvip.
Detektif Ryu pun duduk di samping Jenni yang belum sadarkan diri, "maafin aku Jen, belum bisa jagain kamu." ucapnya dengan suara lirih, maniknya pun seketika berembun, Detektif Ryu menyekanya dengan punggung tangannya, sementara Detektif Lee hanya melihat dibalik pintu, ia sangat yakin ini berhubungan dengan pembunuh Naomi.
Detektif Lee mengepalkan kedua tangannya dengan wajah yang memerah, ini kasus yang paling lama ia tuntaskan,
malam pun berlalu, Detektif Ryu masih tertidur di kursi samping Jenni sementara detektif Lee tertidur di kursi luar, Detektif Lee segera beranjak untuk pulang ke apartemennya.
Detektif Lee melirik arlojinya, sepertinya ia akan kembali ke kantornya untuk menyelidiki lebih lanjut kasus Jenni, tiga kasus yang belum ia tuntaskan membuat kepalanya serasa mau pecah, sekarang saksi mata satu-satunya adalah Jenni.