Aku Richie, pria jomblo tampan, kaya raya yang tak mau menikah. Ayah ku memaksa aku menikahi Alya, gadis cantik yang sabar, tegar dan keras hati.
Entah sejak kapan Alya mencintai ku aku tak tahu. Aku sangat membenci nya, Aku ingin ia hidup tersiksa bersama ku.
Ku pikir, menghadirkan Farah, sebagai kekasih bayaran untuk merusak rumah tangga ku akan membuat ia pergi dan minta cerai dari ku.
Tapi Aku salah. Aku justru terperangkap oleh drama yang ku buat sendiri.
Kehadiran Mario yang sangat tergila-gila pada istri ku membuat hati ku tak rela melepaskan Alya.
Benih-benih cinta yg mulai tumbuh di hati ku, justru membuat aku menderita.
Aku tak yakin, Alya sanggup bertahan dari godaan Mario.
Haruskah ku biarkan cinta Alya direbut oleh Mario yang berpredikat play boy?
CUSSSS,, BACA NOVEL NYA !!!
Jangan lupa, pantau juga karya ku yang lain y 🤗
SUBSCRIBE, LIKE, KOMEN,VOTE ⭐ ⭐ ⭐ ⭐ ⭐ Jika kamu suka y 🤗
Bantu support with GIFT Biar Author tetap semangat ❤️❤️❤️🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Afriyeni Official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ALYA SEMASA KECIL
Deru nafas ayah yang memburu tampak jelas memendam kemarahan sangat besar pada ku.
"Ayah, kepergian Alya bukan keinginan ku. Dia sendiri yang menginginkan nya." dalih ku memberi alasan untuk membela diri.
"Tapi kau suami nya! Harus nya kau bisa mencegah istri mu pergi apapun masalah mu dengan nya. Kau tak punya alasan untuk membela dirimu!" bentak ayah marah.
Aku tercenung mendengar perkataan Ayah. Sekelebat bayangan masa lalu ku yang suram di masa kecil ku berkelebat tiba-tiba.
"Lalu bagaimana dengan ibu? Kenapa ayah membiarkan ibu pergi begitu saja?" Aku membalikkan kata-kata itu pada Ayah yang serta merta membuat ayah terbungkam tak mampu bersuara.
Sorot mata nya yang biasa nya garang setiap kali aku membahas masalah ibu, saat ini tampak berbeda. Tatapan ayah justru berubah redup dan gundah.
"Mungkin sudah waktu nya kau tahu masalah ini. Selama ini ayah selalu menutupi nya dari mu." ucap ayah lirih dengan nada melunak pelan.
Aku memandang raut wajah ayah penasaran. Sudah lama aku menantikan hal ini. Kejujuran, jawaban dari semua pertanyaan hatiku yang telah sekian lama ku simpan.
"Ibu mu, mencintai pria lain. Dia lebih memilih kekasih yang ia cintai itu, meninggalkan ayah dan kau kemudian menikah dengan pria itu." ujar ayah bercerita dengan nada berat.
Ku perhatikan wajah ayah dengan perasaan sendu. Raut wajah beliau terlihat murung dan penuh kesedihan. Tak ada kebohongan yang tersirat kan di matanya yang berkaca-kaca menahan kesedihan dan kelukaan.
"Itu tidak mungkin, mana mungkin ada seorang ibu yang tega meninggalkan anak nya hanya demi pria lain." desis ku tak percaya dengan ucapan ayah.
"Memang jarang wanita yang bertingkah seperti ibu mu. Tapi kenyataannya, ibu mu adalah wanita yang seperti itu." jawab ayah memberi keyakinan akan kebenaran ucapan nya.
Rasa tak percaya dan keraguan dalam hati ku, membuat ku jadi gundah. Aku meragukan kejujuran ayah. Hanya pertemuan yang bisa membuktikan segala nya. Saat aku bertemu ibu, aku pasti akan tau jawaban nya.
"Lalu, dimana ibu sekarang?" tanya ku penuh harap.
"Ayah tak tahu, dimana dia sekarang. Sejak pergi dari rumah ini, Ia hilang begitu saja tanpa ada kabar sama sekali. Aku sudah membayar orang untuk mencari ibu mu. Tapi hingga saat ini, keberadaan ibu mu tak bisa ku temukan." desah ayah menghembuskan nafas panjang.
Rasa benci dalam hati ku pada perempuan makin berkibar bergemuruh menggema di dinding sanubari ku. Serendah itukah harga diri ibu ku? Sulit untuk ku percaya kebenaran nya.
"Ayah, aku harus ke rumah Alya. Aku akan menjemput nya kembali ke rumah kita." ucap ku kemudian mencoba menepis bayangan ibu ku yang mulai samar-samar tak begitu jelas dalam ingatan ku.
Ku rasa, Alya lebih baik dari pada ibu. Ia bersedia bersabar dan menahan diri dari segala sikap ku yang selama ini sangat membenci Alya. Ku sesali semua perbuatan ku pada nya. Alya pasti sangat terluka dan kecewa.
"Pergilah cepat, sebelum semua nya terlambat. Kau harus nya bersyukur, dia sangat mencintai mu. Dia sudah berjuang selama 15 tahun hanya untuk merebut hati mu anak bodoh!" hardik ayah kesal.
Aku terkesima mendengar ucapan ayah.
"A-apa maksud ayah? 15 tahun gimana? Bukan kah kami baru bertemu beberapa bulan yang lalu?" tanyaku dengan hati yang campur aduk tak karuan.
Ayah menepuk jidat nya pelan melihat sikap ku yang seperti orang dungu.
"Sebenarnya ini rahasia aku dan Alya. Tapi biarlah ku beritahu. Tak ada guna nya juga aku menyembunyikan nya. Kamu ingat gadis kecil yang dulu pernah ke sini waktu kamu masih duduk di bangku sekolah dasar?" tanya ayah pada ku.
Aku menggeleng, sama sekali tak tau gadis yang mana yang ayah ku tanyakan.
"Itu lho, gadis gendut, pipi chubby pake kacamata tebal, yang suka nangis setiap kali kamu ledek dan kamu jahili?" ujar ayah menggambarkan sosok Alya semasa kecil.
Lagi-lagi aku menggeleng. Aku benar-benar lupa, tak ingat sama sekali.
"Belum tua saja kau sudah pelupa, itu loh, anak gadis gendut yang kau dorong ke kolam renang saat pesta ulang tahun mu yang ke 12, masih ingat gak?" ucap ayah gregetan melihat aku yang masih bengong melompong.
Hah? Mata ku membulat seketika membayang kan sosok gadis kecil gendut yang dulu pernah ku dorong ke kolam renang sewaktu aku ulang tahun. Aku sangat benci melihat kehadiran nya waktu itu di pesta. Seluruh tamu undangan ku tak ada yang sejelek dia. Dia sangat gendut, dan aku membenci body nya yang bulat kayak permen lolypop itu.
"Jadi, jadi si gendut itu, Alya?" gumam ku tak percaya.
"Iya, dulu kau hampir membunuh nya anak bodoh! Ia nyaris mati tenggelam di kolam renang, jika tak ada yang melihat tindakan jahat mu itu!" ucap ayah geram.
Mulut ku langsung bungkam tak bersuara. Sungguh, aku sangat menyesali perbuatan jahat ku di masa kecil pada Alya.
"Karna ulah mu, ia datang menangis dan mengadu pada ku. Dia bilang, dia tak marah jika kau berbuat begitu pada nya, karna ia sangat menyukai mu. Akhirnya, ayah berjanji pada nya, andai hingga dewasa nanti, Alya masih tetap menyukai dirimu, kalian berdua akan ku nikah kan. Tepat beberapa bulan yang lalu, ayah bertemu dengan kedua orang tua nya. Ternyata, Alya masih menyimpan perasaan nya pada mu. Itu sebab nya, ayah memaksa mu untuk menikahi Alya. Ayah harus menepati janji yang ayah ucapkan dulu sebagai janji lelaki sejati." kata ayah lagi menyudahi cerita nya.
Batin ku seketika meronta dan ingin berteriak keras. Aku benar-benar menyesali segala nya. Terlalu banyak hal yang membuat Alya sakit hati pada ku.
"Maafkan aku Alya!" hati ku berkata maaf berulang kali.
"Ayah, aku akan pergi. Aku akan menjemput Alya segera." ucap ku tak sabaran berpamitan pada ayah berlari kencang menuju garasi mobil.
Aku harus segera menjemput istri ku yang telah pergi sedari tadi kembali kerumah orang tua nya. Aku tak ingin kehilangan Alya.
Mobil ku pun melaju kencang dengan kecepatan tinggi menuju rumah orang tua Alya yang baru ku ketahui alamat nya dari ayah lewat chat WA yang dikirim ayah lewat handphone ku.
Tut...Tut...Tut...
Ku coba menghubungi nomor Leon beberapa kali. Setelah sekian lama, ia baru mengangkat telpon dari ku.
"Kenapa lama sekali kau mengangkat telpon?" bentak ku kesal.
"Maaf tuan, aku sedang membuntuti mobil tuan Mario. Nona Alya, dia pergi bersama tuan Mario." jawab Leon terdengar panik.
"Apa?" aku kaget setengah mati.
Ciiittt....!
Sebuah sepeda motor yang menyalip tepat di depan mobil ku, nyaris saja tertabrak se andai nya aku tak buru-buru menginjak rem.
Mobil ku seketika berhenti di tengah jalanan membuat banyak pengemudi di belakang ku berteriak keras penuh sumpah serapah.
Aku tak mempedulikan sumpah serapah mereka. Benak ku sudah penuh dengan adegan gila antara Alya dan Mario yang kini berada dalam satu mobil.
.
.
.
BERSAMBUNG