NovelToon NovelToon
Cerita Di Balik SERAGAM SMA

Cerita Di Balik SERAGAM SMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: Yaya haswa

Banyak cerita yang terjadi di saat Elvin Zayyan Pradipta masih duduk di bangku SMA. Beberapa kali ia di tangkap oleh polisi, tapi tak mampu menahannya di dalam walaupun ia terlibat dengan kasus yang besar.
Ia juga terlibat dengan sebuah organisasi saat berada di negara K tempat sang granma. Kedua orang tuanya pun tidak mengetahui hal itu, tapi granma tahu tentangnya.

Sampai suatu ketika ia di paksa oleh orang tuanya untuk menikah, yang di mana dirinya belum terpikirkan untuk melakukannya.

Apakah Elvin akan menuruti atau bahkan memberontak?
Dan siapakah wanita yang akan di jodohkan dengannya?

BACA CERITANYA SEKARANG!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yaya haswa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 23

Perkebunan teh yang sangat luas, berhektar-hektar luasnya berada di sisi kanan dan kiri.

"Berhenti di sini, Hunter!" pinta paman satu saat melihat beton bertuliskan 'batas' yang berbentuk huruf T.

Setelah mobil berhenti paman satu turun dan menatap sekitar. Mereka yang berada di dalam mobil ikut turun.

"Kenapa paman, apa kita sudah sampai?" tanya Felix.

"Belum" jawab paman satu seraya masih fokus menatap sekelilingnya.

"Paman, tanda apa ini? seperti laser" tanya Queen saat ia melihat garis merah yang ada di layar Tab-nya.

Ia memperlihatkan Tab-nya pada paman satu. "Kau benar, itu laser. Berarti ada sensornya di sini. Kau coba cari di mana letaknya! jika Tab itu dekat dengan sensornya, pasti akan berbunyi"

Queen mengangguk, ia mulai berjalan mencarinya dengan mata fokus menatap Tab.

"Yang lain, jangan berdiri di sana, ada sesor laser yang akan mendeteksi keberadaan kita" ucap paman tiga pada rombongan mobil kedua.

Mereka menurut dan memperhatikan Queen yang tengah mencari pusat sensornya.

Tit…tit…rit

Suara Tab berbunyi menandakan pusat sensor dekat dari posisinya saat ini. Queen melihat sekelilingnya.

Ada satu pohon berada di sebelah kirinya. Queen memperhatikan batang pohon itu dengan baik. Jika di lihat sekilas itu terlihat seperti pohon biasa, tapi saat memperhatikannya dengan intens serta merabanya terasa berbeda dari pohon biasanya.

Terlihat di batang itu seperti ada sayatan garis berbentuk segi empat. Ia menekannya dan seketika terbuka.

"Ini plastik. Keren sekali" gumam Queen saat mengetahui pohon itu ternyata terbuat dari plastik, tapi terlihat seperti asli.

Saat batang pohon itu terbuka, ia melihat sebuah benda berbentuk bulat, tapi kecil. Ada lampu berwarna merah yang kedap-kedip.

"Ini pasti pusatnya" gumamnya lagi.

"Paman satu, aku menemukannya" teriak Queen.

Paman satu segera menghampiri Queen dan yang lainnya pun ikut juga karena penasaran.

"Kerja bagus Queen" puji paman satu.

"Lo emang hebat Queen" sahut Kevin seraya tersenyum. Ansel dan Axel mengangkat kedua jempol mereka.

Di balik penutup wajahnya, Queen ikut tersenyum senang.

"Dua, matikan sensornya!" paman satu meminta paman dua untuk menyabotase sensor tersebut. Yang mana itu memang keahlian paman dua.

Paman dua mendekat dan mengeluarkan satu alat kesayangannya. Yang mana satu alat itu menjadi multi fungsi. Ada berbagai macam obeng di bagian atasnya dan juga pisau.

Ada beberapa kabel dengan berbagai warna di sana. Paman dua memperhatikan dengan baik yang mana satu kabel yang dapat mematikan sensor.

Setelah paman satu menemukannya, ia langsung memotongnya. Di layar Tab, Queen tidak lagi melihat garis merah di sana.

"Sensornya udah mati paman. Sudah tidak ada lagi garis merah"

"Bagus... kita bisa lanjut lagi" ucap paman satu.

Semuanya kembali masuk ke dalam mobil dan melanjutkan perjalanan yang mana tinggal sedikit lagi mereka sampai.

...----------------...

Di sebuah rumah terdapat beberapa orang yang tengah memakai jas putih berada di dalam ruangan yang terang dan juga bercat putih. Mereka juga sama-sama menggunakan masker.

Satu bed dengan seorang pria tengah berbaring di atasnya di bawah sinar lampu.

"Semua peralatan sudah siap?"

"Sudah prof. Pisau, gunting, kasa, benang dan juga jarum"

"Cairan itu?"

"Bukankah Anda yang memangnya prof"

"Oh iya, maaf saya lupa"

"Kau ini bagaimana, Robi? jangan sampai kau salah masukkan cairan dan membahayakan Gama"

"Diamlah Wibhawa. Kau sendiri yang menginginkan___"

"Kita mulai!" ucap Robinson.

Suasana di dalam ruangan itu terdengar sunyi hanya suara detak jantung dari layar monitor. Robi telah menyuntikan obat bius.

"Pisau!" pinta Robi pada asistennya.

Asistennya memberikan pisau. Robi menerimanya dan mulai menyayat kepala sebelah kanan Gama. Beberapa lapisan kulit telah berhasil terbuka.

"Chip!"

Sebuah alat pelacak akan ia tanamkan di kepala Gama sesuai permintaan Wibhawa. Wibhawa menginginkan hal itu agar ia bisa mengetahui keberadaan Gama dan apa yang dia lihat.

Chip itu akan tertanam di otak dan apa yang Gama lihat melalui bola matanya, dapat mereka lihat melalui Tab yang dihubungkan dengan chip tersebut. Sungguh gila memang, maka dari itu Hayden ingin menyelamatkan adiknya.

Setelah chip itu berhasil terpasang, Robi kembali memasang tempurung kepala nya, lalu menjahitnya.

Tidak ada masalah yang terjadi selama operasi sedang berlangsung hingga selesai.

"Kita tunggu Gama sadar dan apa yang akan dia rasakan nanti. Jika memang tidak ada efek yang besar Gama rasakan, kita bisa menyuntikan cairan itu di kepalanya" ucap Robi pada Wibhawa yang sejak tadi berada di sana.

NGIIIIIII…………ING

Alarm berbunyi sangat keras membuat mereka yang baru selesai melakukan operasi berlari keluar dengan tergesa-gesa.

"Ada penyusup!!" ucap Wibhawa, lalu berlari keluar lebih dulu, kemudian disusul Robi dan yang lain.

"TUAN WIBHAWA……KELUAR KAU!!!" suara teriak seseorang terdengar dari luar.

Wibhawa yang mendengar suara itu merasa sangat familiar. Ia segera melihat siapa itu.

"Hayden" gumamnya, kala ia melihat putra sulungnya tengah berdiri di halaman rumah yang mana di kelilingi oleh orang-orang miliknya yang sudah tidak sadarkan diri dan juga meninggal.

"Cihh....kau berani datang menemui ku anak brandal" Wibhawa berdecih.

"Gue gak datang nemuin Lo, tapi gua datang untuk jemput adik gue" terdengar tidak sopan memang, tapi itulah jarak antara ayah dan anak.

"Kau tidak akan bisa membawa Gama pergi" ucap Wibhawa dengan remeh.

"Kau terlalu meremehkan ku pak tua" Hayden tersenyum miring.

Saat ini ia memang hanya bersama dengan teman-temannya, tidak ada para paman bersama mereka.

"Hahah..." Wibhawa tertawa keras.

Sementara Robi hanya diam dengan ekspresi sulit.

"Serang mereka!" pinta Wibhawa pada anggotanya yang tersisa.

Pihak lawan mulai berlari ke arah Hayden dan yang lain. Perkelahian dengan tangan kosong terlihat sengit. Pihak lawan yang tubuh lebih besar dan berpengalaman, namun bukan halangan untuk mereka mereka.

Dor

Satu peluru mengenai dada lawan yang mana membuat Wibhawa dan Robi kaget. Keduanya tidak melihat dari mana asal peluru itu.

Dor

Dor

Dua peluru kembali muntah mengenai dua orang dari pihak lawan.

"Sial, dari mana peluru itu" geram Wibhawa.

Ia menatap sekelilingnya yang penuh dengan pepohonan. Matanya menyipit dan tersenyum miring saat melihat seseorang tengah berada di atas pohon.

"Ia mengambil pistol dari bawahan dan mengarahkannya ke pohon"

"El...sisi kananmu" ucap Queen di balik alat komunikasi mereka yang menempel.

Dor

Arkh...

"Oh tidak, El" batin Hayden, Kevin, Felix dan yang lainnya saat mereka masih melawan orang-orang Wibhawa.

Wibhawa tersenyum senang saat melihat seseorang terjatuh dari atas pohon.

"El...Lo dengar suara gue?" tanya Queen

"Ya, santai gua gak kena peluru"

"Syukurlah"

Sementara Wibhawa, ia sudah berlajan ke arah pohon dimana ia melihat seseorang terjatuh di sana. Namun saat sudah berada di sana, ia tidak menemukan apapun.

"Kemana di?"

Disisi Elvin, ia sudah berlari ke arah kiri dekat dengan belakang rumah itu. Elvin memang tidak terkena tembakan, ia hanya menghindari peluru yang melesat ke arahnya dan hak itu yang membuatnya terpeleset dan jatuh.

"Queen, aku sudah berada di dalam. Ke arah mana sekarang" Suara Hunter terdengar dari balik alat komunikasi mereka.

Tugas Hunter adalah menyusup rumah itu dan posisinya sekarang sudah berada di dalam.

"Ambil kanan, paman. Setelah itu ambil jalan lurus"

Hunter berlajan dengan pelan sesuai perkataan Queen.

"Rumah ini aneh sekali. Terlihat biasa saja di luar, tapi di dalam terlalu banyak lorong" ucap Hunter.

"Berhenti di situ paman. Di depanmu titik Gama berada"

"Tidak ada apapun di sini Queen, hanya dinding. Kecuali di sebelah kiriku"

"Posisinya ada di depanmu, paman"

"Hunter, perhatian baik-baik dinding itu. Ruangan itu pasti tersembunyi, kau hanya perlu menemukan tombol masuknya" suara paman dua terdengar.

Sementara di luar, Kevin, Felix Hayden, Ansel, Axel dan dua teman Felix mulai kehabisan tenaga. Terlihat tubuh mereka juga sudah banyak terkena pukulan walaupun mereka sudah berhasil menjatuhkan beberapa orang.

Mereka yang masih memantau mengetahui para remaja itu mulai kehabisan tenaga, keluar dari persembunyiannya dan menggantikan mereka melawan orang-orang Wibhawa yang tidak ada habisnya.

***

Di sisi Hunter, ia masih meraba-raba dinding disana, sampai ia mendengar suara langkah kaki kearahnya. Ia langsung bersembunyi di sisi kiri lorong.

Robi dan satu asistennya berjalan mendekat dinding datar itu. Keduanya tidak menyadari kehadiran Hunter di lorong kiri itu, padahal posisi Hunter bisa dibilang mudah terlihat jika mereka menoleh.

Roni menempelkan telapak tangannya di tengah-tengah dinding, seketika muncul garis mengikuti bentuk telapak tangan dan bersamaan dengan dinding yang bergeser. Keduanya langsung masuk.

Hunter juga langsung masuk saat dinding hampir tertutup. Robi dan asistennya, menyadari kehadiran Hunter.

"Siapa kau?" tanya Robi

"Menurutmu?" Hunter malah kembali bertanya seraya mengangkat dua senjatanya kearah kedua-nya.

Robi dan asistennya, mengangat tangannya ke atas.

"Kalau kalian memberontak, peluru ini akan bersarang di kepala mu" ancam Hunter

"Apa mau mu?"

"Keluarkan Gama dari sini dan biarkan dia ikut denganku"

"Tidak bisa. Lebih baik aku mati dengan peluru mu dari pada aku harus menghadapi kemarahan Wibhawa"

"Kau takut dengannya? tenang saja, kalau kau mau bekerja sama denganku, aku akan menjagamu dari Wibhawa" Robi menggeleng.

"Percaya padaku! kau tidak kasian melihatnya? masa depannya akan hancur akibat ulahmu dan juga Wibhawa"

Robi diam menatap Gama yang terbaring di atas Bad dengan alat-alat medis menempel di tubuhnya. Sejak awal ia memang tidak setuju dengan rencana Wibhawa, tapi ia tidak bisa membantah.

"Kau yakin bisa menjaga kesalamantanku dan juga rekanku?"

"Sangat yakin, jika kau mau bekerja sama denganku"

"Baiklah, aku mau"

.

.

NEXT

1
Anti author hiatus
Thor, apa pun ceritanya Penghulu tidak bisa menikahkan anak.di bawah umur jika belum ada surat izin dari pengadilan. Harusnya ga usah dulu menikahlah kan bisa juga bertunangan atau nikah siri dulu jika pemerannya beragama Islam..meskipun novel harusnya hukum tetap di perlakukan sama
Yaya M.R: Iya kak, makanya ada sidang terlebih dahulu. Tapi aku tidak menceritakan saat sedang melakukan sidang, aku langsung ambil setelah sidang dan pengadilan ceritanya sudah setuju dengan alasan yang di berikan. Makanya aku tulis di situ, aku gak ambil bagian sidangnya. Aku langsung melangkah dan aku menjelaskan itu.

Terima kasih juga atas ilmunya 😁 kita semua berusaha yang terbaik.
total 1 replies
Yaya M.R
Semoga besok aplikasinya membaik, sehingga up nya bisa muncul. Mohon sabar, karena author pun berusaha.
Yaya M.R
k
Yaya M.R: Maaf untuk para pembaca, aku sudah up sejak sore tadi, tapi ada masalah dari aplikasi. jadi mohon maklum
total 1 replies
Wiwin Winarti
gas keun
Wiwin Winarti
motor matic...bukan motor metik...berasa typo
Yaya M.R: 😁. terima kasih sarannya
total 1 replies
Wiwin Winarti
grandma...bukan granma
andi widya
keren ceritanya.. cuman ada penulisan yg salah.. semangat Thor.. lanjutkan
Meru Kristanto
kok udah tamat
Yaya M.R: tunggu update berikutnya ya
total 1 replies
anggita
penggemar Boboboy 😙
anggita
ikut ng👍like ae thor+ hadiah iklan☝. mugo novel sampean lancar.
Yaya M.R: Terima kasih ♥️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!