MINIMAL KOMEN LAHHHH...
Arshlan, seorang murid dari SMA Tanah Abang yang ditemukan tak sadarkan diri dengan kepala yg pecah disebuah gang sempit dekat dg sekolahnya. dan ternyata yg telah menyerangnya ialah sahabatnya sendiri.
Usai kejadian itu terjadi sang sahabat bersama keluarganya menghilang dari kota dan diduga kabur dari kejaran polisi.
Saat Arshlan di larikan ke rumah sakit dokter telah mengusahakan untuk menyelamatkan nya, tetapi takdir berkata lain.
Ingin tahu lanjutannya?
yuk baca bersama di "Novel SYSTEM PENGUASA DAN BALAS DENDAM" karya Scorpio hanya di Noveltoon-Mangatoon
NOTE: NOVEL INI ADALAH LANJUTAN DARI AKUN PERTAMA KU YAITU "0701:)"
JADI KALAU ADA NOVEL YG SAMA SELAIN DI AKUN INI DAN "0701:)" ITU ADALAH JIPLAKAN DAN AKAN TERKENA SANKSI!!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Scorpion's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 :"Mengunjungi Ayah Mertua."
Di Rumah sakit tempat Arshlan dirawat sedang terjadi sedikit keributan.
Bagaimana tidak ribut, seorang pasien yang 3 hari lalu baru menjalani operasi karena terluka sebab kebakaran kini mengatakan bahwa ia sudah sehat.
Siapa coba yang akan percaya dengan ucapannya.
"Bukankah saya sudah bilang bahwa saya sudah baikan?" tanya seorang pemuda yg tidak lain adalah Arshlan.
"Tapi anda baru operasi 3 hari lalu, bagaiman bisa sudah baikan?" tanya seorang dokter masih kekeh dengan ucapannya.
Melihat jika dokter itu masih saja tidak percaya akhirnya Arshlan pun bangkit dari duduknya dan segera membuka pakaiannya.
"Eh kak, kamu mau ngapain?" tanya seorang gadis yg merupakan Olivia.
"Membuktikan." Ucap Arshlan singkat.
Arshlan pun membuka bajunya dan langsung memunggungi sang dokter berniat memperlihatkan keadaan punggungnya.
Sang dokter yg sebenarnya merupakan seorang wanita pun langsung matanya membulat dan terlihat langsung bengong.
bukan hanya dia, Olivia serta seorang perawat wanita pun juga terbengong melihat tubuh bagus milik Arshlan.
terlihat otot yg tidak terlalu besar namun padat, dan dilapisi oleh kulit putih pucat membuat darah ketiga orang yang menatapnya hampir menyemprot dari arah hidung.
"Kenapa bengong, lihatlah punggungku sudah baikan bukan?. Bahkan hanya terlihat bekas garis tipis saja yg masih samar terlihat." Ucap Arshlan santai, tidak tahu bahwa ketiga orang di belakangnya hampir mimisan karena nya.
Setelah itu Arshlan pun segera memakai bajunya kembali lalu menghadap ke arah sang dokter.
"Bagaimana?" tanya Arshlan membuyarkan lamunan ketiga orang wanita itu.
"Ekhem, baiklah baiklah keadaan anda sudah baikan. Kalau begitu saya tidak akan menahan anda lagi." Ucap sang dokter mencoba bersikap tenang meskipun wajahnya terlihat bersemu merah.
Setelah itu Arshlan bersama Olivia pun menuju kamar bangsal ayah dari Olivia.
"Sayang bagaiamana keadaan Riska dan ayahmu sekarang?" tanya Arshlan saat di berjalan di lorong menuju kamar bangsal.
"Ayah terkena luka bakar, kalau Riska ia juga di rawat di kamar yang sama dengan ayah untuk memudahkan dalam penjagaan." Ucap Olivia memberi penjelasan.
"Oh baiklah." Ucap Arshlan sambil manggut manggut.
"krieett.." suara pintu dibuka.
"Permisi" Ucap Arshlan sambil membuka pintu kamar bangsal.
"Eh nak Arshlan, kamu kesini apakah lukamu sudah sembuh?" tanya seorang wanita paruh baya saat melihat Arshlan beserta Olivia masuk.
"Aku sudah baikan Bu." Ucap Arshlan sambil tersenyum hangat.
entah kenapa saat ia diperlakukan seperti itu oleh ibu Olivia, ia seolah olah merasakan perasaan yg sudah lama tidak ia temui semenjak ibunya tiada.
"Bagaimana keadaan Riska dan Ayah Olivia Bu?" tanya Arshlan pada wanita paruh baya itu.
"Ayahmu sampai sekarang masih belum sadar, ia dikabarkan terkena luka tembak dan di tambah luka bakar." Ucap Ibu Olivia yg terlihat menitikkan air mata.
"I-ibu." Melihat Ibu Olivia menitikkan air mata, Arshlan dan Olivia pun menghampirinya sambil memegang bahu sang Ibu.
Entah mengapa melihat seseorang yg baru saja memberikan perasaan keibuan padanya kini menangis, Arshlan merasakan rasa sakit di hatinya.
"Tapi kenapa luka tembak, bukankah waktu itu kebakaran?. Apa yang sebenarnya terjadi." tanya Arshlan dalam hatinya.
"Sudah ibu baik baik saja, oh iya Riska berkali kali ingin bertemu denganmu. Ia berkata ingin berterimakasih pada super hero yang menyelamatkannya." Ucap Ibu Olivia sambil mengusap air mata yg sempat menetes.
Ia mencoba tersenyum walaupun terlihat sedikit dipaksa.
"Lalu bagaimana kondisi Riska Bu?" tanya Arshlan setelah merasa Ibu Olivia sudah tenang.
"Riska tidak apa apa, ia hanya terkena sedikit luka bakar dan mengalami sedikit trauma namun itu tidak akan terlalu mengganggu.
Apa lagi dokter juga berkata bahwa pemulihan Riska sudah hampir selesai dan ia boleh jika ingin di bawa pulang." Ucap Ibu Olivia menjelaskan keadaan Riska.
"Syukurlah jika begitu, oh iya bu. Apakah aku boleh melihat kondisi Ayah?" tanya Arshlan.
"Tentu saja nak." Jawab Ibu Olivia sambil tersenyum.
Setelah itu Arshlan pun berjalan mendekat ke arah Ayah Olivia yg kini masih terlihat koma.
"Sylvia , pindai keadaan Ayah Olivia. Dan bagaimana cara untuk menyembuhkan atau setidaknya dapat mengurangi kerusakan pada tubuh nya." Perintah Arshlan dalam fikirannya.
"Baik tuan. Memindai....... " Terdengar Sylvia sedang memindai.
"Tuan terdapat sesuatu yang aneh dengan Ayah dari Nona." Ucap Sylvia yg membuat Arshlan mengerutkan dahinya.
"Maksudmu?" tanya Arshlan bingung.
"Itu, setelah pemindaian terdeteksi bahwa bekas operasi saat mengeluarkan peluru yg bersarang di paru paru terdapat sebuah zat racun yg bersifat menggerogoti." Ucap Sylvia yg membuat Arshlan kaget serta aneh secara bersamaan.
"Maksudmu peluru yg di tembakkan pada Ayah itu terkandung racun ganas?" tanya Arshlan dengan kaget.
"Itu benar tuan, hal itu lah yang membuat kondisi Ayah nona yg seharusnya sudah sadar sehari setelah operasi malah semakin memburuk." Jelas Sylvia lagi yang membuat Arshlan semakin terkejut.
sedang sang Olivia dan Ibunya yang sedari tadi melihat tingkah aneh Arshlan setelah memegang tangan sang Ayah jadi bingung.
"Ada apa nak, apakah kamu tidak apa apa?" tanya sang Ibu Olivia setelah melihat wajah Arshlan yg serius.
"Ibu apakah dokter pernah berkata jika kondisi Ayah sedikit aneh?" tanya Arshlan yg membuat wajah sang Ibu terkaget.
"Itu, kenapa kamu mengetahuinya?" tanya sang Ibu dengan ekspresi wajahnya yang masih terkaget.
"Kak, apa yang sebenarnya terjadi pada Ayah?" tanya Olivia.
"Ayah bukan hanya terkena luka tembak, melainkan juga terkena racun yg sepertinya terkandung pada peluru itu." Ucap Arshlan yg membuat Olivia serta Ibu nya kaget bukan kepalang.
"Bagaimana mungkin, jika itu benar mengapa dokter tidak mengetahuinya?" tanya sang Ibu sedikit tidak percaya.
"Itu karena racun yg terkandung pada peluru merupakan jenis racun yg terbuat dari bahan kimia logam berat.
Racun ini tidak akan bereaksi pada semua orang kecuali pada seseorang yg telah lama lalu lalang di medan pertempuran dan banyak menghirup gas merkuri hasil ledakan bom ataupun peluru." Jelas Arshlan berturut turut yg membuat wajah dari Ibu Olivia kembali terkejut sekaligus memucat.
Ya ayah Olivia yg sebenarnya memiliki nama asli Augusto Davidson, ia merupakan seorang mantan letnan tentara yg telah pensiun gara gara tubuhnya yang melemah setelah terlalu banyak menghirup asap yg mengandung merkuri.
Merkuri tidaklah memiliki sifat agresif dalam tubuh, ia hanya berefek melemahkan ketahanan tubuh serta imun tubuh.
Namun banyak yang tidak tahu jika terdapat suatu zat yg bisa mengubah merkuri dari sifat merusaknya yang pasif, menjadi sebuah zat korosif yg membuatnya merusak serta membusukkan organ serta tubuh dengan ganas namun perlahan.
Seseorang yang mengalami hal itu akan mengalami siksaan berat selama hidupnya, bahkan tidak berlebihan jika berkata jika lebih baik mati dari pada hidup namun tersiksa.
jangan tidur yooo...!!!