Zavier Jonathan Prawira adalah anak tunggal dari seorang pengusaha terkenal di daerah ibukota Jakarta yaitu Farhat Prawira dan Astri Ivanka. laki-laki bertubuh tinggi, berkulit putih, memiliki rahang yang tegas, hidung mancung serta bibir merah muda yang sedikit tebal itu juga merupakan ketua geng yang cukup disegani oleh masyarakat, yakni Skanetra yang memiliki 100 anggota dengan 5 anggota inti yaitu Zavier Jonathan Prawira (Ketua), Bara Pradipta Putra (Wakil), Bagas Aditya Pramana, Rian Laskara Langit, Raga Bramantyo Nugroho. selain itu, mereka juga cukup terkenal di lingkungan sekolahnya, SMA Taruna Nusantara. tak jarang siswi disekolah itu memuja-muja ketampanan yang mereka miliki.
Zavier memiliki sifat yang dingin, cuek, irit bicara dan anti berurusan dengan wanita-wanita, itu disebabkan karena ibunya yang menorehkan trauma pada dirinya. namun pada suatu hari ada gadis cantik yang tiba-tiba masuk ke dalam hidupnya. ia bernama Kanaya Johanna Gantari karena tantangan dari temannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lestari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 22
Seperti yang dikatakannya kemarin, bahwa sepulang sekolah Kanaya akan berkunjung ke rumah sakit.
Saat ini Kanaya dan kedua temannya tengah merapikan alat tulisnya masing-masing untuk dimasukkan ke dalam tas.
Ketika ketiganya keluar kelas, ternyata sudah ada Raga, Bara, Rian dan Bagas didepan kelasnya. mereka berempat memang menjaga Zavier semalaman dan baru pulang tadi pagi. saat ini Zavier ditemani oleh asisten rumah tangga dirumahnya.
"Ayo, langsung ke rumah sakit!" Bara menggenggam tangan Riana dan mengajaknya ke parkiran.
Tetapi Riana menahannya. "Aku naik mobil Erika aja ya"
Bara mengangguk kemudian menatap Erika. "Jangan ngebut bawa mobilnya!" Ucap Bara kepada Erika.
"Baik, mr. bucin yang terhormat saya akan mengantarkan kekasih anda dengan selamat sampai tujuan" Jawabnya meledek.
Dion tak lagi memperdulikan ucapan Erika, ia langsung saja berjalan berdampingan dengan Riana menuju parkiran dan di ikuti yang lainnya dibelakang.
*****
(Rumah sakit)
Tak butuh waktu lama untuk mereka sampai di rumah sakit.
Kini mereka sudah sampai didepan ruang rawat Zavier, setelah membuka pintu ternyata disana sudah ada Farhat, ayah Zavier.
"Om" Sapa Bagas sambil menyalami punggung tangannya, diikuti yang lainnya.
"Kalian baru pulang sekolah?" Tanya Farhat.
"Iya om" Jawab Bagas. "Zavier belum juga sadar om?" Tanya Bagas.
Farhat menggeleng. "Belum" Jawabnya lesu.
"Sabar ya om, kita selalu doain kak Zavier supaya cepat sadar dan pulih kembali" Timpal Kanaya menenangkan Farhat.
Farhat tersenyum hangat setelah mendengar ucapan Kanaya. "Terimakasih" Ucapnya.
"Kalo gitu om izin ke kantor dulu, karena ada meeting hari ini. setelah selesai om akan langsung kembali kesini" Ucap Farhat. "Om titip Zavier ya!" Lanjutnya sebelum pergi dari ruangan itu.
"Iya om tenang aja, kita pasti jagain Zavier" Jawab Rian tersenyum sopan.
Setelah kepergian Farhat, Kanaya menghampiri Zavier yang masih terbaring di ranjang rumah sakit.
Kanaya menatap lekat wajah Zavier yang terpejam damai. "Lo kapan bangun? gue kangen kak. kangen berangkat sekolah bareng lo, kangen dijemput lo, kangen masakin makanan buat lo, gue kangen semuanya kak" Ucap Kanaya dengan senyuman manis diwajahnya.
"Kita kasih waktu untuk mereka berdua" Ucap Raga yang didengar oleh semuanya kecuali Kanaya dan Zavier, tentunya.
Riana menghampiri Kanaya. "Nay, kita ke kantin dulu ya, lo mau titip apa?" Ucapnya.
"Gak mau apa-apa, gue cuma mau kak Zavier sadar" Jawab Kanaya lirih.
Riana menatap iba Kanaya seraya merangkulnya. "Yaudah gue ke kantin dulu ya" Pamit Riana.
Kini di dalam ruangan itu hanya menyisakan Kanaya dan Zavier yang masih terpejam.
"Sebenernya gue gak marah sama lo kak, gue cuma ngasih pelajaran aja biar lo sadar sama kesalahan yang dilakuin dan gak berbuat seenaknya lagi" Tangan Kanaya terulur mengusap lembut rambut Zavier.
"Gue gak bisa boongin perasaan gue, kalo ternyata gue udah sayang sama lo kak, gue nyaman sama lo dan gue juga ngerasa aman saat di deket lo" Lanjut Kanaya seraya tersenyum mengingat momen manis bersama Zavier.
"Lo tau gak sih? tadi di sekolah gue mau beli minuman, gue digangguin sama preman yang waktu itu di halte. kalo aja ada lo, pasti lo langsung hajar preman itu. tapi tadi untung aja ada kak Rian yang nolongin gue" Kanaya bercerita saat dirinya diganggu preman, untungnya ada Rian yang lewat situ akhirnya cowo itu menolongnya.
"Kak bangun dong, jangan lama-lama tidurnya. gue janji kalo lo bangun, gue gak akan ngehindarin lo lagi dan gue akan maafin lo, ayo kak bangun, please" Ucap Kanaya lagi.
Sekitar setengah jam Kanaya berbicara sendiri seraya menatap wajah tampan mantannya itu.
"Beneran lo udah maafin gue?" Tanya Zavier dengan suara serak.
Kanaya terkejut karena Zavier ternyata sudah sadar. apa Zavier mendengar ucapannya? mau ditaruh dimana mukanya jika benar-benar didengar semuanya.
"Ternyata lo udah sadar?!" Kanaya kesal.
Zavier hanya mengangguk dan tersenyum kecil.
"Dari kapan? terus lo denger apa aja?" Tanya Kanaya dengan raut wajah tegang.
Zavier memutar bola matanya ke atas seolah sedang berpikir.
"Semuanya, termasuk 'gue sayang lo' dan 'gue nyaman sama lo' itu yang paling gue inget" Ucap Zavier seraya menirukan suara Kanaya.
"Ish, nyebelin banget sih lo!" Kanaya memukul pelan lengan Zavier.
Alih-alih menyingkirkan tangan Kanaya dari lengannya, Zavier malah meraih tangannya lalu mendaratkan kecupan singkat dipunggung tangan Kanaya.
"Gue juga sayang sama lo, sayang banget" Kini wajah Zavier berubah serius dan tangan Kanaya ia letakkan diatas dada bidangnya.
"Jangan hindarin gue lagi, gue benci hal itu!" Lanjut Zavier.
Kanaya tersenyum kecil dan membiarkan tangannya didada bidang Zavier, sehingga ia bisa merasakan detak jantung Zavier.
"Maafin gue kak, seharusnya yang disini gue bukan lo" Kanaya tertunduk lemas.
"Lo gak perlu minta maaf, gue gak mau lo kenapa-napa dan kalo pun lo kenapa-kenapa gue bakalan bersalah banget karena gagal jagain lo"
Zavier mengulurkan tangannya mengangkat wajah Kanaya agar menatapnya. sedangkan satu tangannya lagi masih menggenggam tangan Kanaya.
"Kanaya" Panggil Zavier. "Still be mine" Ucapnya sambil tersenyum manis.
Kini detak jantung Kanaya berdetak lebih cepat dari yang seharusnya, wajahnya pun berubah merah akibat perkataan Zavier barusan.
"Iya" Jawab Kanaya malu-malu karena Zavier menatapnya begitu lekat.
Zavier mengangkat satu alisnya. "Iya apa, hm?" Tanya Zavier, karena ia ingin mendengar langsung.
"Im yours" Jawab Kanaya pelan tapi masih didengar Zavier.
Zavier sudah tidak bisa menahan senyumnya, hatinya berdebar kencang setelah mendengar jawaban Kanaya.
Zavier merentangkan kedua tangannya sebagai tanda ingin memeluk Kanaya.
Kanaya pun menyambutnya dengan senang hati.
"Jangan deket-deket sama cowo lain, apalagi si Devan" Bisik Zavier disamping telinga Kanaya.
Kanaya pun menahan senyumnya. "Iya sayangku" Ucapnya malu-malu.
Jantung Zavier pun semakin berdetak kencang tiga kali lipat, wajahnya pun semakin memerah.
Shit, ini pertama kalinya Kanaya memanggilnya dengan sebutan 'sayang' dan itu membuatnya salah tingkah. tetapi ia harus menjaga image nya supaya tetap cool dihadapan Kanaya.
