ZAVIER

ZAVIER

Prolog

Lima anggota inti Skanetra memasuki kawasan sekolah dan dengan bangganya mereka melepaskan helmnya.

Zavier Jonathan Prawira, laki-laki bertubuh tinggi, berkulit putih, memiliki rahang tegas, hidung mancung, serta bibir merah muda yang sedikit tebal. Zavier memiliki sifat yang dingin, cuek, irit bicara dan juga tak ingin berurusan dengan wanita-wanita. akan tetapi hal itu tidak membuat para wanita-wanita berhenti mengejarnya. meskipun sifatnya seperti itu, ia tetap disukai banyak wanita di SMA Taruna Nusantara.

Bara Pradipta Putra, laki-laki blasteran Belanda ini juga tak kalah tampannya dengan Zavier. Bara memiliki sifat yang hampir sama dengan Zavier, akan tetapi jika sedang bersama kekasihnya maka sifatnya akan berubah 180 derajat. seorang gadis yang berhasil mencuri hati wakil Skanetra itu adalah Riana Febiola Andini yang juga merupakan siswi SMA Taruna Nusantara.

Bagas Aditya Pramana, laki-laki humoris ini memiliki banyak penggemar, tetapi masih saat ini ia masih jomblo. karena saking lucunya ia seringkali dijadikan badut ataupun penghibur disaat para wanita sedang kesepian. setiap kali ia menyatakan perasaannya pasti saja langsung ditolak dengan alasan Bagas terlalu baik katanya. kasihan sekali bukan?

Rian Laskara Langit, sifatnya hampir sama dengan Bagas dan yang membedakannya adalah Rian memiliki banyak gebetan yang mengantri untuk menjadi kekasihnya. bahkan tak jarang para gebetannya itu saling labrak melabrak satu sama lain dan merasa bahwa dirinyalah yang lebih pantas menjadi kekasihnya Rian. ia seperti itu karena bapaknya seorang tokoh agama di lingkungannya dan bapaknya selalu berpesan kepada Rian untuk tidak berpacaran karena selain dosa itu juga akan menghambat proses Rian selama sekolah. dengan sifatnya yang demikian, Rian dicap sebagai playboy cap badak oleh teman-temannya.

Raga Bramantyo Nugroho, laki-laki yang memiliki otak pintar diantara keempat temannya. kedua orangtuanya seringkali memaksa Raga untuk selalu mendapatkan nilai terbaik dikelasnya. maka dari itu, Raga menghabiskan masa mudanya dengan belajar sehingga tidak ada waktu untuk menjalin asmara dengan lawan jenisnya.

Kelima anggota inti Skanetra itu turun dari motor dan berjalan menuju kelasnya yaitu XII IPS 1. baru sampai di koridor banyak siswi-siswi yang berjejeran dan menatap ke arah mereka dengan tatapan kagum seperti biasanya dan tak sedikit juga siswi yang memuji mereka secara terang-terangan.

"Omg, pangeran SMA Taruna Nusantara makin ganteng aja"

"Ya ampun kak Zavier ganteng banget"

"Kak Bara keren banget, gilaaaa"

"Owhh astaga, kak Bagas ganteng banget"

"Kak Rian mukanya kaya yang minta di halalin"

"Gilaaa woi kak Raga cool banget"

Begitulah pujian-pujian yang terlontar dari siswi-siswi di koridor itu setelah melihat the five handsome men sekolah itu datang.

Zavier melewati koridor itu dengan wajah datarnya seraya memasukan kedua tangannya kedalam saku celana.

Berbeda dengan Zavier, Rian dan Bagas malah tersenyum bangga seraya melambaikan tangannya ke udara.

Sementara itu, Bara dan Raga mengikutinya dari belakang sembari menatap jengah kedua temannya yang sedang tebar pesona itu.

Bagas menghentikan langkah kakinya setelah sampai didepan pintu kelasnya. "Zav, mau kemana lo?" Tanya Bagas kebingungan karena Zavier hanya melewatinya saja.

"Kantin" Jawab Zavier singkat seraya melanjutkan langkahnya.

Keempat laki-laki itupun memutuskan untuk mengikuti langkah sang ketua hingga ke kantin.

"Gas, pesenin gue mie goreng sama es teh satu" Perintah Zavier seraya mendudukkan bokongnya dikursi.

"Aelah zav gue mulu, tuh si Rian sekali-kali" Tolak Bagas seraya menunjukkan raut wajah kesal kepada ketuanya itu.

Rian yang merasa tidak terima itupun langsung menjawabnya. "Eh eh kampret kok bawa-bawa gue sih?!" Katanya.

"Gue traktir!" Ucap Zavier sambil mengeluarkan tiga lembar uang seratus ribu.

"Nah kan kalo gini enak, Okelah mie goreng dan es teh akan segera datang" Jawab Bagas dengan senyum lebarnya sambil mencolek dagu Zavier sebelum ia pergi untuk memesankan pesanannya. sedangkan Zavier hanya memutar bola matanya malas karena jengah dengan tingkah temannya yang satu itu.

"Zav, gue juga mau dong masa si Bagas doang yang di traktir" Bisik Rian seraya menunjukkan deretan giginya.

"Ck, yaudah pesen sana!" Zavier berdecak kesal karena jika ada gratisan teman satunya itu tidak mau ketinggalan apalagi gak kebagian.

Setelah kepergian dua temannya itu, Zavier mengeluarkan ponselnya dari saku celana dan memainkan game mobile legend.

"Mabar!" Ajak Zavier kepada Bara dan Raga.

"Kalian berdua aja, semua aplikasi game di handphone gue dihapus sama bokap" Jawab Raga tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya yang sejak tadi ia tatap karena sedang membuka aplikasi Instagram.

Sementara itu, Zavier dan Bara hanya mengangguk kecil karena mereka sudah paham bagaimana karakter orangtua Raga yang selalu menyuruhnya belajar, belajar, dan belajar.

Setelah Zavier dan Bara selesai dengan game nya, Bagas dan Rian pun datang menghampiri mereka dengan membawa makanan yang dipesan.

"Makanan datang" Ucap Bagas seraya meletakkan makanannya diatas meja.

Sambil menunggu ketiga temannya yang sedang makan, Bara dan Raga hanya diam seraya memainkan ponselnya masing-masing. mereka berdua tidak ikut makan karena sebelum berangkat mereka sarapan terlebih dahulu.

Beberapa menit kemudian setelah menghabiskan makanannya, mereka pun beranjak meninggalkan kantin untuk menuju ke kelas karena dalam waktu 7 menit lagi bel akan berbunyi.

Ditengah perjalanan, Zavier menghentikan langkahnya dan menatap keempat temannya seraya berkata. "Kalian ke kelas duluan aja, gue ke toilet dulu" Kata Zavier sebelum melanjutkan langkahnya.

"Mau gue temenin gak Zav?" Teriak Bagas karena Zavier sudah melenggang pergi.

Bara menoyor kepala Bagas dengan rasa kesal.

"Emangnya si Zavier bocil yang kalo ke toilet ditemenin?!" Sarkas Bara dengan kesal.

"Ya kali aja dia mau ditemenin" Jawab Bagas seraya mengusap kepalanya.

Tak mau meladeni kedua temannya itu, Raga dan Rian memasuki kelas lebih dulu dan tak lama dari itu Bara pun menyusul kedua temannya itu.

"Woii kok gue ditinggalin sih? nanti kalo gue diculik gimana? secara kan gue imut dan gemesin" Puji Bagas pada dirinya sendiri sambil berlari kecil menyusul ketiga temannya.

*****

Setelah selesai dengan hajatnya, Zavier pun langsung berjalan menuju kelasnya. tetapi ditengah-tengah perjalanan tiba-tiba saja ada seorang wanita yang menabrak dada bidangnya.

"Aduh, Sorry gue gak ngeliat" Ucap Kanaya.

Ya, Wanita itu adalah Kanaya Johanna Gantari yang merupakan salah satu siswi berprestasi di SMA Taruna Nusantara ini. namun tak terlalu banyak yang mengenalnya karena ia tidak terlalu menyukai bersosialisasi dan bahkan ia hanya memiliki dua orang teman yakni Riana Febiola Andini dan Erika Rayanna Dewi.

Zavier dengan wajah datarnya berdecak kesal.

"Makanya punya mata tuh dipake jangan cuma dijadiin pajangan!" Ucap Zavier sebelum ia melanjutkan langkahnya.

"Ish apaan si nyebelin banget tuh cowok!" Gerutu Kanaya dengan raut wajah kesal.

*****

1 jam sudah pelajaran pertama berlangsung kini akan digantikan dengan pelajaran yang kedua.

Zavier dan keempat temannya sedang berada di warung belakang sekolah, karena kelas mereka sedang jam kosong dan jadilah mereka berlima nongkrong di kantin sekolah sambil bermain permainan truth or dare dan kini giliran Zavier yang menjalankan truth or dare dari teman-temannya.

"Truth or dare, Zav?" Tanya Rian.

"Dare" Jawab Zavier sambil memakan kuaci yang entah milik siapa namun sudah ada dimeja nya.

Bagas pun berbisik kepada Rian untuk dare yang akan dijalani oleh Zavier dan Rian pun menyetujuinya.

"Dare nya adalah lo harus bisa pacaran sebulan sama itu cewe" Kata Rian sambil menunjuk kearah Kanaya yang sedang berjalan ke arah perpustakaan.

"Ganti aja, jangan dia!" Jawab Bara dingin seraya menyeruput minumannya. keempat temannya pun menoleh bersamaan.

"Kenapa? lo cemburu?" Tanya Rian karena ia merasa heran saja. Bara adalah tipikal cowok yang cuek kecuali kepada Riana, Kekasihnya.

"Hehh, inget lo itu udah punya Riana masa masih ngincer cewe lain" Kata Bagas kesal. bagaimana tidak kesal? dia saja belum dapat kekasih eh si Bara yang udah dapat malah mau nambah cewek.

"Ck, dia itu temennya Riana dan kalo Riana sampe tau Zavier mainin perasaan temennya, gue juga yang kena" Jelas Bara karena tak ingin teman-temannya salah paham.

"Udah lah jangan yang aneh-aneh!" Timpal Raga, Karena ia tak ingin temannya mempermainkan hati perempuan.

"Apaan si lo pada, udah itu aja gimana Zav?" Ucap Rian keukeuh dengan keputusannya.

Zavier hanya berdeham saja sebagai jawaban dari pertanyaan Rian. ia menerima tantangan itu karena merasa tantangan itu akan melatih adrenalinnya. ia berpikir bahwa cewek itu tidak akan jatuh hati dalam waktu sebulan begitupun dengan dirinya.

Rian dan Bagas tersenyum puas setelah Zavier menyetujui dare nya itu.

Suasana di kantin itu cukup ramai karena baru saja bel istirahat berbunyi sehingga kantin itu dipenuhi oleh siswa siswi yang sedang makan siang.

Kanaya, Riana dan Erika tampak kebingungan mencari tempat duduk karena sudah dipenuhi oleh siswa siswi yang lain, terkecuali meja pojok yang di isi anggota inti Skanetra masih ada yang kosong.

"Kita duduk ditempat cowok gue aja yuk" Ajak Riana kepada kedua temannya.

Mata Erika berbinar seketika. "Boleh yuk sekalian cuci mata liatin cowok ganteng" Jawab Erika dengan semangat.

Baru hendak membuka suara, tangan Kanaya sudah ditarik oleh Riana dan Erika.

Sesampainya dimeja pojok, Riana langsung berdiri disamping kekasihnya. "Hai sayang, boleh gak kita ikut duduk disini? soalnya gak kebagian tempat duduk" Adu Riana pada Bara yang sedang menyantap mie ayamnya itu.

"Boleh dong sayang, ayo duduk sini" Jawab Bara seraya menepuk kursi kosong sebelahnya.

Setelah duduk disamping kekasihnya, Riana pun memberikan kode kepada dua sahabatnya untuk duduk juga.

"Eh ngomong-ngomong ini siapa Ri? kenalin ke gue dong siapa tau jadi temen.... temen hidup misalnya hehehe" Kata Bagas sambil melirik kearah Kanaya dan Erika.

"Gue aduin sama semua gebetan loh ya!" Sarkas Rian dengan sedikit kesal.

"Si Rian ini gak usah didengerin, dia itu cuma iri karena gue cowok populer yang di taksir banyak cewek" Jawab Bagas jujur. karena memang benar wanita yang disukai Rian malah jatuh hati pada Bagas, cewek itu bernama Cika dari SMA Garuda Muda tetangga sekolah ini.

Riana hendak menjawab namun keduluan oleh Erika yang memperkenalkan dirinya. "Kenalin gue Erika Rayanna Dewi bisa dipanggil Erika atau mau panggil sayang juga boleh hehehe oh ya dan gue dari kelas XI IPA 2, sekelas sama Riana juga" Jawab Erika cepat sambil tersenyum manis.

"Namanya cantik kaya orangnya" Jawab Bagas dengan genit sebelum ia melirik kearah Kanaya.

Erika menyenggol lengan Kanaya untuk mengode bahwa giliran dirinya memperkenalkan diri.

"Gue Kanaya Johanna Gantari, panggil Kanaya aja dan gue juga sama dari kelas XI IPA 2" Kata Kanaya dengan tutur kata yang lembut.

"Kalo dipanggil my love boleh gak? ya siapa tau aa Bagas bisa jadi kesayangannya neng Kanaya" Goda Bagas seraya cengengesan.

"My love, my love, lu kira seprei!" Sarkas Rian sambil menoyor kepala Bagas.

"Sirik aja lo!" Jawab Bagas sinis sambil mengusap kepalanya.

Sementara itu, Zavier memandang Kanaya dengan waktu yang lama dan tanpa disadari ia sedang tersenyum tipis.

Setelah dari kantin, mereka semua kembali ke kelasnya masing-masing untuk melanjutkan pelajaran yang ketiga.

*****

Waktu menunjukkan pukul 1 siang dan bel pun sudah berbunyi nyaring menandakan jam pelajaran telah usai.

"Nay, lo mau bareng gue gak? kebetulan nih gue mau ke toko kue dulu" Kata Erika menawarkan tumpangan karena toko kuenya searah dengan rumah Kanaya.

"Gak usah deh gue udah minta supir buat jemput kok" Jawab Kanaya dengan halus. karena memang baru saja ia mengirimkan pesan kepada supirnya untuk menjemput.

"Yaudah kalo gitu gue duluan ya gais" Kata Erika sebelum ia melenggang pergi menuju parkiran.

Kanaya dan Riana tersenyum sambil melambaikan tangannya ke arah Erika yang sudah melenggang ke arah parkiran.

"Lo mau nunggu supir lo dimana? didepan gerbang atau disini nay?" Tanya Riana, sebab mereka berdua masih berada di depan kelasnya.

"Gue nunggu didepan gerbang aja deh, ayo ri" Jawab Kanaya seraya menarik lengan Erika.

Sesampainya didepan gerbang, tiba-tiba ada sosok laki-laki yang menghentikan motornya didepan Kanaya dan Riana dan ternyata itu adalah Bara yang menjemput kekasihnya.

"Nay, gue duluan ya" Pamit Riana setelah ia menaiki motor kekasihnya itu.

"Iya ri, hati-hati dijalan!" Jawab Kanaya sambil mengeluarkan ponselnya untuk menelpon supirnya supaya lebih cepat menjemputnya.

"Brumm"

"Brumm"

Citttttttt!

Kurang lebih 7 menit setelah kepergian Riana, tiba-tiba ada satu pengendara motor dan satu orang temannya yang berhenti didepan Kanaya.

"Sendirian aja neng mau ditemenin gak?" Ucap salah seorang pengendara tersebut.

"Iya nih masa cantik gini sendirian" Timpal temannya sambil mencolek dagu Kanaya dengan genit.

"Eh jangan macem-macem ya lo pada!" Kata Kanaya dengan nada tinggi dan mata melotot.

Satu temannya memberi kode untuk segera menarik paksa tangan Kanaya dan membawanya ikut.

"Tolonggg, tolongggg!" Teriak Kanaya dengan kencang.

"Woi, Lepasin!" Teriak laki-laki bertubuh tinggi yang memakai seragam sama seperti Kanaya.

"Wah wah ada pahlawan kesiangan nih!" Ejek orang yang memegangi Kanaya.

Kedua preman itupun langsung saja menghajar laki-laki yang ingin menyelamatkan Kanaya dengan gerakan cepat. laki-laki itupun tentu tak tinggal diam, ia membalas pukulannya dengan gerakan tak kalah cepat.

"Bugh!"

"Bugh!"

"Bugh!"

"Bugh!"

Setelah pertarungan yang cukup sengit dilakukan selama beberapa menit, akhirnya kedua preman itupun segera melarikan diri sembari berjalan sempoyongan karena habis mendapatkan pukulan bertubi-tubi.

"Thanks ya kak" Ucap Kanaya kepada Zavier.

Ya, laki-laki yang menolongnya adalah Zavier.

Zavier mengangguk. "Gue anter lo pulang!" Tawar Zavier.

"Eh gak usah kak, gue udah minta jemput supir gue kok" Tolak Kanaya secara halus karena ia tak enak hati jika harus merepotkan lagi kakak kelasnya itu.

"Naik!" Kata Zavier dengan dingin dan raut wajah datarnya.

"Gak usah supir gue udah deket kok kak" Kanaya bersikeras untuk tidak diantar oleh Zavier.

"Naik Kanaya!" Tegas Zavier dengan tatapan sedikit tajam.

Tak ingin membuat laki-laki itu marah, Kanaya pun dengan cepat menaiki motor Zavier. toh gak ada salahnya jika Kanaya ikut? daripada harus menunggu supirnya yang lama jemput, Pikirnya.

*****

Sampai didepan gerbang rumahnya, Kanaya pun segera turun.

"Thanks ya kak udah nolongin gue dan juga anter gue pulang" Kata Kanaya berterimakasih kepada kakak kelasnya itu.

Zavier mengangguk kecil sambil membuka helmnya.

Dahi Kanaya mengerut heran, bukannya pulang Zavier malah membuka helmnya.

"Karena gue udah nolongin lo dan lo harus ngasih gue imbalan!" Ucap Zavier sambil menatap Kanaya yang berada didepannya.

"Oh jadi nolongin gue nya gak ikhlas?" Tanya Kanaya kesal.

Zavier hanya mengedikkan bahunya acuh seolah mengiyakan ucapan Kanaya.

Setelah itu, Kanaya mengeluarkan uang seratus lalu memberikannya kepada Zavier.

"Gue gak butuh uang lo dan gue gak mau imbalannya itu!" Tolak Zavier mentah-mentah.

Kanaya semakin kesal. "Terus lo maunya apa?" Tanya Kanaya.

Zavier menunjuk-nunjuk dagunya seolah sedang berpikir. "Gue mau mulai sekarang lo jadi pacar gue!" Jawab Zavier sambil menatap lekat wajah Kanaya.

Kanaya melotot kaget mendengarnya. "Hah? lo gila ya? gak, gue gak mau!" Tolak Kanaya dengan cepat karena ia tidak memiliki perasaan apapun begitupun sebaliknya.

"Oh oke kalo gitu gue bakalan cari preman tadi dan bakal ngasih tau alamat rumah lo, biar lo dibungkus sama mereka" Ancam Zavier supaya Kanaya menerimanya.

Kini raut wajah Kanaya berubah menjadi takut setelah ancaman Zavier didengarnya. Kanaya menatap wajah Zavier sambil menimang-nimang perkataan Zavier.

"Gimana?" Tanya Zavier karena Kanaya tidak kunjung membuka suara.

"Lo diem, gue anggap setuju atas perkataan gue!" Ucap Zavier lagi.

Setelah itu Zavier langsung memakai kembali helmnya.

"Gue balik dulu. sampe ketemu besok, pacarku" Goda Zavier sambil mengacak pelan pucuk rambut Kanaya.

Setelah itu, Zavier langsung menjalankan motornya dan meninggalkan Kanaya yang masih diam membisu didepan gerbang rumahnya.

Seketika tersadar, Kanaya pun merasa geli dan jijik kemudian Kanaya pun berlari kecil menuju rumahnya.

Terpopuler

Comments

Andri Yohanes Sibuea

Andri Yohanes Sibuea

mantap

2024-08-26

0

whiteblack✴️

whiteblack✴️

to the poins ya zav🤭 ciri" cwo dingin 😌

2024-07-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!