Terjerat Cinta CEO Kejam

Setalah bergosip tentang keren kekasih tuan damian mbak anisa dan mbak fina memutuskan untuk istirahat dan meninggalkan aku sendiri.

Aku meminjam komputer mbak anisa untuk membuat surat pengunduran diri. Aku sudah memikirkannya dari semalam, mungkin ini keputusan yang tepat terlalu lama bekerja di kantor ini bisa bisa semua orang tau bahwa aku istri dari tuan damian, mungkin lebih tepat nya simpanan pikirku.

'selesai, mungkin ini yang seharusnya aku lakukan, sebelum pulang aku akan ke kantor HRD terlebih dulu' ucap ku pada diri sendiri.

Waktu terus berputar, akhirnya jam menunjukan pukul setangah 3, karena tak banyak kerjaan aku dengan cepat menyelesaikan.

Aku akhirnya memilih turun ke lantai tempat ruangan HRD berada, dengan membawa surat pengunduran diri

"tok tok tok" suara ketukan pintu yang ku ketuk

"masuk" ucap orang yang ada di dalam sana, ku buka pintu itu ku lihat bu dewi disana sedang duduk di hadapan dokumen dokumen

"maap bu mengganggu waktunya sebentar" ucapku karena tak enak bu dewi terlihat sibuk.

"tak apa chika, silahkan duduk" ujar bu dewi mempersilahkan ku masuk

"terima kasih bu" aku pun duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan bu dewi yang di pisahkan meja

"ada apa chika?" tanya bu dewi

"ini bu" jawabku sambil menyerahkan sebuah map berisi surat pengunduran diri tersebut

"apa ini?" tanya bu dewi lalu membuka dan membaca surat tersebut.

"apa kamu yakin chika?" tanya kembali bu dewi

"iyah bu" jawab ku aku mencoba untuk menunjukan ketidak raguan dalam diriku.

"kenapa, kamu tak memberi alasan, bukan kan kamu perlu uang untuk membayar lunas hutang hutangmu itu?" tanya bu dewi

"hutang ku sudah lunas sekarang bu?"

"syukur lah, terus kenapa kamu malah keluar"

"hmmm saya sudah menikah bu, jadi saya do larang untuk terus bekerja lagi oleh suami saya" jawab ku aku tak bisa berbohong pada bu dewi karena pasti bu dewi akan terua betanya

"kapan? Kenapa kamu tak mengundangku dan yanh lain?"

"ceritanya panjang bu dan maaf saya tak bisa cerita banyak, aku yakin bu dewi akan mengerti, aku juga tak keluar sekarang masih ada waktu 2 minggu sebelum akhir bulan, jadi bu dewi bisa mencari pengganti saya, dan saya mohon jangan bilang kepada yang lain alasan sebenarnya saya keluar, ibu bisa mencari alasan yang lainnya dan juga saya pasti akan sering bolos nantinya"

Bu dewo tiba tiba terdiam tak banyak bertanya lagi padaku, sepertinya bu dewi mengerti apa yang terjadi dalam hidupku

"maaf yah chika, seadainnya saya bisa membantu melunasi hutang hutangmu waktu itu, mungkin kamu tak seperti sekarang"

"tak apa bu saya mengerti, tapi saya mohon rahasiakan semuanya bu"

"baiklah, saya akan merahasiakan semuanya padamu" ujar bu dewi

"baiklah bu saya pamit undur diri"

"ya silahkan"

aku keluar dari ruangan bu dewi menuju lantai bawah menuju ruangan Petugas kebersihan, disana para karyawan sudah berkumpul meskipun tak semua

"ka sasa?" panggil ku

"tumben cepat?" tanya ka sasa

"tuan damian dan pak rio sedang perjalanan bisnis jadi pekerjaan ku sedikit ringan"

"oh, gimana enak kan kerja di lantai atas kalau atasan lagi pada keluar, gak banyak kerjaan"

"iya ka, mau makan bakso sebeluk pulang ka, aku yang traktir"

"hmm tumben, boleh kalau kamu gak keberatan "

"uhh ada yang cepat nih turun ke lantai bawah. Biasanya juga paling akhir" ujar ka sintia tiba tiba memotong pembicaraan ku dan ka sasa,

"apa si lo, sirik aja" ujar ka sasa

"sirik, gua gak level sirik sama dia" ucap ka sinta sambil menunjuk diriku

"udah ka jangan di ladenin, ayo kita absen sudah waktunya pulang" ucapku

Aku paling malas bertemu dengan ka sinta sebisa mungkin menjauh dari dirinya.

Aku dan ka sasa pun pergi dari sana sesuai yang ku inginkan kami makan bakso dulu sebelum pulang

Pov author

Tak di sangka oleh chika pembicaraan nya dengan bu dewi di ruangan HRD ternyata di dengar oleh sinta karena secara kebetulan dia sedang bertugas di ruangan tersebut.

"lo kenapa si, gatel amat jail sama tuh anak"

"gua sebel aja lihat mukanya dari dulu, sombong dan sok bisa"

"perasaan chika biasa aja"

"menurut lo, tau gak dia habis ngapain tadi"

"habis apa?" tanya teman sinta kepo

"dia mengundurkan diri dari sini?"

"apa kenapa?"

"dia udah nikah dan jadi simpanan orang orang kaya"

"apa, lo yakin?"

"tentu saja, lo pikir gua diem aja tadi lama di atas ngapain"

"terus terus"

"beberapa hari yang lalu dia ke ruangan bu dewi nangis nangis mau pinjem uang di dalam katanya ibunya itu punya hutang 200 juta sama rentenir kalau hutangnya gak lunas, dia bisa bisa di jual sama tuh rentenir jadi pela*r, lo pikir aja perusahaan mana mungkin ngasih pinjem ke karyawan kontrak duit segitu banyaknya, yah kemungkinan lo pikir sendiri dah"

"'hah. terus dia sekarang udah nikah jangan jangan"

"yah itu, dia pasti di beli dan dijadikan simpanan para orang - orang kaya disana"

"iiii gila si chika ternyata nekad juga yah"

"yah gimana lagi, hutang di rentenir tuh tiap bulan pasti naik"

"hmmm iyah juga si"

Sinta dan temannya mala bergosip ria membahas chika.

Pov selesai

"hmmm terima kasih traktirannya" ucap ka sasa

"sama sama ka, ayo nambah kalau kaka mau lagi"

"tak usah, ini sudah cukup kamu dapat uang dari mana ?" tanya ka sasa kepo

"makan dulu kan nanti aku ceritain semuanya"

Kami pun makan bakso sampai habis

"mau cerita apa?"

"kita ke kontrakan kaka aja yah, aku cerita disana " ujarku tak enak bercerita di luar masalah pribadi

"ya udah ayo,"

Kita berdua pun pergi ke kontrakan ka sasa, sampainya disana ka sasa langsung menutup pintu dan bertanya

"mau cerita apa?"

"jujur saja aku tak ingin berbohong pada ka sasa jadi aku memutuskan untuk jujur, aku takut ka sasa dari orang lain "

"memang kamu bohong soal apa?" tanya ka sasa

"Sebenarnya uang yang di pinjamkan pak rio 200 juta itu tak memotong gaji ku ka, pak rio memberikan aku syarat waktu itu"

" APA" teriak ka sasa

"pelan pelan ka" ucapku pada ka sasa, aku takut para tetangga datang

"ups maaf, terus syarat apa?"

"aku harus menikah dengan tuan damian dan harus hamil anaknya setelah itu kita harus bercerai, dan hak asuh anak masuk ke tangan tuan damian" ucap ku menunduk

"ya ampun chika, kamu gak cerita"

" maap ka aku sudah buntu waktu itu,dan aku sudah menyerahkan surat pengunduran diri pada bu dewi"

"hmmm maaf yah chika, kaka gak bisa bantu kamu. Dan buat kamu jadi seperti ini"

"gak apa apa ka, aku baik baik saja ko"

"tapi kenapa kamu harus keluar, tuan damian yang meminta"

"engga, tuan damian tak membahas soal pekerjaan ku,"

"terus,"

"tadi aku lihat kekasih tuan damian ke kantor menemui dia tapi karena tuan damian tak ada dia pergi lagi, jujur saja ka aku sedikit cemburu saat melihat kekasih taun damian tadi, dia cantik modis sedangkan aku tak bisa di bandingkan sama dia, jadi lebih baik aku keluar saja dan mutusin untuk di rumah saja, aku lebih baik tak tau kegiatan taun damian di luar, meskipun aku tau pernikahan ini hanya kontrak tapi hati kecil aku gak bisa ka" ujarku tak terasa menetekan air mata

Ka sasa memeluk ku dan berkata

"sabar yah chika, kaka gak bisa bantu kamu"

Bersambung. . .

Terima kasih sudah baca ceritaku

Jangan lupa like, komen,dan vote yah biar semangat lagi bikin ceritanya.

sesuai request thor bikin 2 bab hari ini, satu bab lagi akan terbit pukul 5 sore nantikan yah.

Selamat membaca