Lanjutan Mr. Arrogant. Harap bijak dalam memilih bacaan yang tepat!! NOVEL INI BERISI KEHALAUAN SANG AUTHOR. BUAT YANG CARI BACAAN RINGAN DAN UNTUK HIBURAN SEMATA DI SINI TEMPATNYA.
Sebuah kisah percintaan dari dua wanita kembar yang dijuluki twin D dengan seorang pria dingin bernama Leo Richard.
"Aku pikir aku akan bertunangan dengan wanita yang selalu membuatku panas dingin dengan perkataannya yang sangat ketus dan tidak berperasaan" Leo Richard.
"Kenapa aku bisa terjebak diantara mereka?" Daylily
"Aku sangat bahagia, karena pria yang aku cintai. Ternyata juga mencintaiku. Dan sebentar lagi kami akan bertunangan." Daisy.
Bagaimanakah kehidupan percintaan mereka? Yuk kita lanjut☺️
Ini adalah seri ke empat dari Novel Menikahi jd yang ke 2, Mr. Arrogant dan Miss Culun Meet Mr Perfect.
Ig mom_tree_17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
Daisy yang sudah tidak bisa menahan rasa keingintahuannya, tentang siapa wanita yang saat ini duduk bersama dengan Kak Leo. Memilih berdiri dari duduknya untuk menanyakan langsung kepada Kak Leo.
"Hei, kau mau kemana?" Lily menarik tangan Daisy, untuk duduk kembali.
"Aku ingin bertanya pada Kak Leo, wanita itu siapa?" Daisy yang hendak kembali berdiri, langsung mendapatkan tatapan tajam dari Lily.
"Kita pulang ... !" Lily lalu, berjalan menarik tangan Daisy dengan tergesa-gesa.
"Lily, tunggu dulu! Barang belanjaanku!" Daisy, melepaskan tangan Lily dan mengambil semua barang belanjaannya yang tertinggal. Dirinya sempat terdiam beberapa menit, sambil menatap kembali kearah Kak Leo, yang masih berbincang dengan wanita yang duduk disebelahnya.
Dan setelah puas menatap Kak Leo dan wanitanya. Daisy langsung berjalan menyusul Lily, namun didepan restauran sudah tidak ada Lily. Daisy lalu menengok ke kanan dan ke kiri untuk mencari Lily. Tapi yang dicari, tidak terlihat oleh matanya. "Kemana Lily pergi?" gumam Daisy, sambil berjalan terus mencari Lily. "Kenapa dia cepat sekali menghilang!"" Daisy yang bingung, langsung mengambil ponselnya untuk menghubungi Lily. Sudah berkali-kali Daisy mencoba menghubungi nomor ponsel Lily, tapi tidak diangkat juga oleh Lily.
"Dasar Lily, kau itu kebiasaan sekali. Jika sedang marah, pasti kau melupakan orang-orang di sekitarmu!" gerutu Daisy, lalu dirinya langsung teringat pada mobil Lily. "Oh God, jangan sampai Lily meninggalkanku di mall ini." Pekik Daisy, sambil berjalan cepat kearah tempat parkir mobil. "Benarkan, aku ditinggal ..." gerutu Daisy, menghela nafasnya dengan berat. "Daylily Arebeto ....!" Teriak Daisy, dengan sangat kesal. Karena dirinya ditinggal di mall, dan sekarang bingung harus menggunakan apa untuk pulang ke mansion utama.
Dengan wajah bingungnya, Daisy memutuskan untuk naik ke lantai atas. Dirinya ingin menemui Kak Leo dan memintanya untuk mengantar pulang ke mansion utama. Namun sesampainya dilantai atas tempat restauran tadi, wajah Daisy semakin kesal saat tahu Kak Leo sudah tidak ada di dalam restaurant itu.
"Ya ampun, kenapa aku yang selalu kena sial." Gumam Daisy, dengan langkah gontai berjalan keluar mall. Dirinya langsung menghubungi Lily kembali, tapi nomer ponsel Lily saat ini justru tidak aktif. Daisy pun mencoba menghubungi Kak Dafa, tapi telepon darinya tidak diangkat juga. "Kalian semua kemana ...!" teriak Daisy, yang terus berjalan tanpa melihat kearah depan.
"Bug ...!" Daisy lalu terjatuh, dengan semua barang belanjaannya yang terlepas dari tangannya. "Kau itu punya mata tidak!" bentak Daisy, pada orang yang menabraknya.
"Kau yang tidak punya mata, Daylily Arebeto!" Jawab Antoni, sambil mengulurkan tangannya pada Lily.
"Kak Antoni!" pekik Daisy, dengan wajah yang terkejut. Lalu meraih tangan Kak Antoni agar dirinya dapat berdiri.
"Kau itu selalu saja menabrakku !" Seru Antoni, dengan menghela nafasnya.
"Bukannya kebalik ya? Kak Antoni yang menabrakku!" protes Daisy.
"Well, mau itu aku atau kau yang menabrak. Tapi tetap saja kau yang terjatuh, Daylily Arbeto!" seloroh Antoni, dengan tertawa.
"Ya, dan satu lagi! Aku ini Daisy! Bukan Lily." Gerutu Daisy, dengan wajah yang masam.
"Really, kau Daisy?" Antoni menarik wajah Daisy, hingga sangat dekat dengan wajahnya dan membolak-balikkan wajah Daisy ke kanan dan kiri.
"Lepaskan ... !" pekik Daisy, menjauhkan tangan Antoni dari wajahnya.
"Ya kau benar, kau itu Daisy. Karena tahi lalat mu ini!" Antoni menunjuk pada tahi lalat yang sangat kecil dan tipis di bawah bibir Daisy. Kalau tidak dilihat secara dekat tahi lalat itu tidak akan kelihatan, itu sebabnya dirinya selalu salah memanggil Lily dan Daisy.
"Ih, kak Antoni! Jangan keras-keras!" ucap Daisy, yang memang tidak suka jika ada orang yang tahu kalau dirinya punya tahi lalat kecil di bawah bibirnya.
"Kau itu dari kecil selalu menggemaskan." Antoni mengacak-acak rambut Daisy.
"Dan Kak Antoni dari dulu selalu menyebalkan, karena selalu salah memanggilku." Balas Daisy, dengan wajah masamnya.
"Kau mau kemana?" tanya Antoni, sambil membantu membereskan barang-barang belanjaan Daisy.
"Aku .. " Daisy, menatap Kak Antoni. Lalu tersenyum. "Kak Antoni, waktu itu kau janji mentraktirku bukan?"
"Emm ... ! Apa aku pernah mengatakannya?" Antoni berpikir dengan keras.
"Ish .. aku baru tahu, kalau seorang dokter bisa pikun juga?" ejek Daisy, sambil tertawa.