Li Yuan merupakan seorang pemuda keturunan Klan Li, ia berasal dari Klan Cabang Desa Bambu Kuning di Gunung Guntur.
Bakatnya terpendam, tak ada yang menyadarinya hingga ia berkenalan dengan salah seorang Tetua Sekte beladiri.
Perseteruan Klan Li dan Klan Liu menyeret dirinya sebagai target pembunuhan. Pada peristiwa percobaan pembunuhan atas dirinya ia berhasil selamat dari kematian. Bahkan dalam peristiwa tersebut ia berhasil membangkitkan kemampuan mentalnya saat ia berada di ambang kematian.
Li Yuan mendapatkan warisan tidak ternilai berupa Kitab rahasia Kaisar Kematian, kemampuan mentalis yang ia miliki mengubahnya menjadi pemuda yang multi talenta.
Dengan bakat yang gigih Li Yuan berhasil menapaki jalan bela diri secara bertahap sampai dengan ia menjadi Penguasa Alam Langit.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Lim's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kristal Inti Beast
Setelah meninggalkan Markas Mawar Hitam, Li Yuan kembali ke penginapan. Ia ingin memeriksa kondisi Cheng Han serta menemui Li Tong.
“Li Yuan, kamu tidak apa-apa? Tanya Li Tong saat melihat Li Yuan kembali.
Li Yuan berkata sambil tersenyum, "Bagaimana? Apakah aku terlihat tidak baik-baik saja?
Li Tong memperhatikan Li Yuan, ia tidak menemukan luka sedikitpun. Bahkan ia merasakan Li Yuan dalam kondisi yang bahagia.
"Bagaimana dengan para murid Sekte? tanya Li Tong
“Mereka kini tengah dievakuasi oleh Tetua Jia Fu dan yang lainnya. Kemungkinan sebentar lagi mereka juga akan tiba di sini" jawab Li Yuan santai
Li Yuan tidak banyak bicara di hadapan Li Tong, setelah menanyakan kondisi Cheng Han ia segera memasuki kamar penginapan. Sebelumnya Li Tong sudah mengatur kamar untuk mereka beristirahat malam ini. Saat ini Cheng Han berada satu kamar dengan Li Tong, memudahkan Li Tong untuk merawatnya.
Tidak lama Li Yuan memasuki kamarnya, rombongan murid Sekte Laohu tiba. Dalam rombongan tersebut terdapat Jia Hien dan dua orang rekannya. Sementara Huan Ran berada di atas tandu khusus.
Malam ini mereka rencananya bermalam di penginapan ini sambil menunggu kondisi Huan Ran baikkan. Beruntung Huan Ran tertolong pada saat kritis, jika saja Li Yuan tidak menyelamatkannya tepat waktu maka bisa dipastikan ia akan tewas.
Setelah situasi mulai terkendali perbincangan tentang Li Yuan kembali mencuat. Mendengar Li Yuan telah memusnahkan organisasi Mawar Hitam seorang diri, Li Tong sedikit bergidik. Sebagai saudara dan teman dekatnya, ia tidak menyangka Li Yuan memiliki kemampuan yang sangat menakutkan. Li Tong mengetahui bahwa Li Yuan sangat kuat, namun jika menghancurkan Markas Mawar Hitam seorang diri, tetaplah sangat mengejutkan.
Setelah memusnahkan kelompok Mawar Hitam, Li Yuan kehilangan energi spiritual yang sangat banyak. Pada pertarungan sebelumnya, ia mengeluarkan bola energi dan teknik jiwa. Saat ini ia tidak memiliki pil maupun ramuan khusus. Di dalam Cincin penyimpanannya sudah tidak menyimpan batu energi.
"Huh" aku benar-benar miskin" ucap Li Yuan dalam hati.
Menghiraukan tentang sumberdaya ia menggunakan pernapasan Yin dan Yang untuk berkultivasi.
Di sisi lain Jia Hien dan kedua sahabatnya sudah mulai bersikap biasa, meskipun bayangan penculikan masih belum seutuhnya lepas dari ingatannya.
Aku ternyata keliru menilai Li Yuan, orang macam apa dia? Bahkan orang seperti ayahku saja akan kesulitan jika berada pada posisinya” batin Jia Hien penuh penyesalan, sekarang dia benar-benar yakin kalo Li Yuan adalah seorang pemuda yang berbakat.
Di dalam kamar tersebut, dua sahabatnya sedang melakukan perbincangan hangat yang dimulai sejak kepergian Li Yuan di Markas Mawar Hitam. Nampak ada ketidakpuasan di wajah Jia Hien, dia berpikir bahwa Li Yuan hanya bersikap sakit hati atas sikapnya yang sebelumnya. "Lihat saja nanti, aku akan buktikan bahwa kamu akan melirikku" gumam Jia Hien dalam hatinya. Lalu Jia Hien menuju kamar mandi untuk membereskan dirinya yang sudah tidak karuan.
Kultivasi Li Yuan harus terhenti saat hari mulai pagi. Ia melihat sinar matahari sudah menembus sudut-sudut kamar tidur penginapan. Ia segera bangkit dari tempat tidurnya, menuju kamar mandi yang terletak di dalam kamar penginapan. Suhu udara yang dingin membuat air sangat menyegarkan membasuh tubuhnya, membuat nyaman sekujur tubuh.
Selesai mandi ia mengeringkan badan dan berdiri di depan kaca sambil memperhatikan wajahnya yang berubah. Di usia yang ke tujuh belas tahun ini ia lebih tampan dan postur tubuhnya mulai terbentuk sebagai lelaki dewasa. Jika dulu ia cuek dengan penampilan, kini ia sudah mulai berbenah memperbaiki penampilannya. "Sepertinya sudah terlalu lama aku meninggalkan diriku" gumam Li Yuan dalam hati. Li Yuan menggunakan setelan pakaian berwarna putih, serasi dengan warna kulitnya. Rambutnya yang panjang ia ikat rapi, mengesankan aura pendekar.
Li Yuan menuju ke Kedai yang berada di penginapan bersiap untuk sarapan pagi. Li Yuan memilih menu sederhana dengan campuran daging untuk menu sarapan nya. Tidak beberapa lama, Jia Hien dan dua sahabatnya tiba di kedai yang sama. Melihat Li Yuan, tatapan Jia Hien sedikit terpana dengan penampilan Li Yuan, pemuda yang ia anggap kampungan.
Namun reaksi Li Yuan biasa saja, saat ini ia sudah tidak menghiraukan tatapan Jia Hien. Baginya ia hanya berbuat tanpa beban, tidak memikirkan hal-hal sepele. Ia sudah bisa menilai siapa saja yang tulus dengannya dan siapa saja yang menebar mulut manis.
Pagi ini, di tempat makan yang sama beberapa murid senior Sekte Laohu juga berkumpul. Mereka berjumlah sepuluh orang dan berasal dari Paviliun Tetua Jia Fu. Li Yuan, tidak mendapati Li Tong bersama mereka, mungkin ia masih membantu merawat Huan Ran yang terluka. Hampir dalam waktu yang bersamaan, Tetua Jia Fu terlihat memasuki kedai makan. Melihat Li Yuan, ia tanpa segan menghampiri meja makannya.
"Selamat pagi paman" ucap Li Yuan menyambut kedatangan Tetua Jia Fu.
"Pagi juga, bagaimana istirahatmu?" Tanya Tetua Jia Fu.
Sebenarnya Tetua Jia Fu ingin sekali bertemu dengan Li Yuan dari semalam. Mendengar Li Yuan tengah beristirahat, ia tidak mau mengganggunya.
"Lumayan paman, tenagaku hampir pulih" sahut Li Yuan.
Tetua Jia Fu tampak ragu, ia mau menanyakan sesuatu.
"Ada apa paman?" tanya Li Yuan sedikit memperhatikan gelagat Tetua Jia Fu yang berada di hadapannya. Berbicara di hadapan seorang Tetua, Li Yuan tidak gugup. Setelah beberapa kali mengahadapi pertarungan dan membunuh lawannya, mental ksatria di dalam dirinya mulai mengakar menjadikan ia sebagai sosok pria dewasa.
"Hmm, mengenai kekuatanmu yang luar biasa itu" ucap Tetua Jia Fu dalam posisi bingung.
Li Yuan memahami maksud Tetua Jia Fu lalu menarik napas perlahan, ia tidak mungkin menutupi terlalu dalam kemampuannya di depan Jia Fu. Baginya Tetua Jia Fu sudah seperti ayahnya sendiri. Li Yuan melepaskan aura Inti Qi Tahap Awal.
"Lu.. Luar biasa. Kamu memang mewarisi bakat ayahmu" ucap Tetua Jia Fu penuh kekaguman. Semakin aku melihatnya, semakin aku tidak mengerti.” gumam Tetua Jia Fu
"Kamu juga bisa menyembunyikan kekuatanmu di ranah sekarang, berarti kamu memiliki kemampuan seperti Ketua Sekte" lanjut Tetua Jia Fu dengan semangat.
"Kuharap paman bisa menyembunyikan hal ini dari orang lain" pinta Li Yuan
"Kamu tidak usah khawatir, setiap orang memiliki rahasia masing-masing" kata Tetua Jia Fu. Tetua Jia Fu tentu dapat merasakan jika Li Yuan memiliki kekuatan internal yang kuat yang tidak sesuai dengan usianya, tetapi mengingat waktu yang dia habiskan untuk mempelajari seni bela diri, bagaimana dia bisa bisa memiliki kekuatan yang begitu hebat?
Tentu saja, setelah berada di Sekte Laohu, dia akan menjadi lebih kuat dengan kecepatan yang luar biasa. Ini adalah perkembangan yang tidak berani dia bayangkan. Sayang sekali putrinya menyia-nyiakan bakat seperti ini.
"Terimakasih paman" ucap Li Yuan
"Secara pribadi akulah yang harus berterima kasih, kamu telah menyelamatkan Jia Hien" ucap Tetua Jia Fu dengan tulus sambil mengeluarkan sesuatu.
Ini terimalah!
"Apa ini paman?" tanya Li Yuan melihat sebuah batu kristal seukuran kepalan tangannya.
"Ini adalah inti beast elemen jiwa. Aku mendapatkannya beberapa tahun yang lalu saat di Gunung Hua" ucap Tetua Jia Fu.